Friday, 30 October 2015

MAKALAH PPKN TEORI BELAJAR KOGNITIF MENURUT PIAGET


MAKALAH
TEORI BELAJAR KOGNITIF MENURUT PIAGET


OLEH KELOMPOK 1
RESKI RAMADANI             (1447040006)
MARDIA                                (1447041001)
FAIS AQRAM                        (1447041006)
ADI MUKARRAM                (1247042188)
KELAS M 3.1



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015



 KATA PENGANTAR
Assalamua'laikum Wr, Wb.

     Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah PPKn ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin...

    Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.

   Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya materi Teori Belajar Menurut Piaget yang kami susun ini dalam bentuk makalah.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Makassar,    Oktober 2015



Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   …………………………………………          i          
DAFTAR ISI       …………………………………………………        ii
BAB I    :     PENDAHULUAN ……………………………….            1
A.    LatarBelakang       ……………………………………….            1
B.     RumusanMasalah  ……………………………………….            2
C.     Tujuan       ……………………………………………….           2
BAB II    :     PEMBAHASAN  ………………………………             3
A.    PengertianKognitifMenurut Piaget ……………………                . 3
B.     TahapPerkembanganAnak ……………………………..              4
C.     Tahap Proses Belajar ……………………………………            7
D.    Cara PembelajaranKognitifMenurut Piaget ……………                9
E.     KelebihandanKekuranganTeoriBelajarKognitif ……….                 11
BAB III    :     PENUTUP          ………………………………             13
1.         Kesimpulan    …..………………………………………           13       
2.         Saran        ………………………………………………          13      
DAFTAR PUSTAKA    ………………………………………            14       



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori-teori belajar bermunculan seiring dengan perkembangan teori psikologi. Salah satu diantara teori belajar yang terkenal adalah teori belajar behaviorisme dengan tokohnya B.F. Skinner, Thorndike, Watson, Piaget dan lain-lain. Dikatakan bahwa, teori-teori belajar hasil eksperimen mereka secara prinsipal bersifat behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.Namun seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, yang menuntut adanya pemikiran teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behaviorisme itu bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri (self-direction) dan pengendalian diri (self control) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Hal ini dapat diidentifikasi sebagai kelemahan teori behaviorisme.Dari kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam teori behaviorisme dapat diambil suatu pertanyaan, “Upaya apa yang akan dilakukan oleh para ahli psikologi pendidikan dalam mengatasi kelemahan teori tersebut ?’’Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan tulisan-tulisan dalam berbagai literatur, ditemukan bahwa para ahli telah menemukan teori baru tentang belajar yaitu teori belajar kognitif yang lebih mampu meyakinkan dan menyumbangkan pemikiran besar demi perkembangan dan kemajuan proses belajar sebagai lanjutan dari teori behaviorisme tersebut.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.   Apa itu kognitif ?
2.   Apa itu belajar kognitif ?
3.   Jelaskan tahapan kognitif ?
4.   Jelaskan tahap proses belajar ?
5.   Bagaimana cara pembelajaran kognitif menurut piaget ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa itu kognitif,
2.      Untuk mengetahui apa itu belajar kognitif,
3.      Untuk mengetahui tahap kognitif,
4.      Untuk mengetahui tahap proses belajar,
5.      Untuk mengetahui cara pembelajaran kognitif menurut piaget.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KOGNITIF MENURUT PIAGET
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori belajar kognitif adalah lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Teori Piaget juga menguraikan perkembangan kognitif dari bayi sampai dewasa. Dalam pandangan Piaget, struktur kognitif merupakan kelompok ingatan yang tersusun dan saling berhubungan, aksi dan strategi yang dipakai oleh anak-anak untuk memahami dunia sekitarnya. Pada bayi, struktuf kognitif yang dimiliki adalah refleks. Contoh: bayi secara otomatis mengisap benda –  benda yang menyentuh bibirnya. Selain mengisap , menjangkau, menyepak, melihat dan memukul merupakan kegiatan sensorimotor yang terorganisir. Struktur kognitif ini cepat dimodifikasi ketika bayi tumbuh dan berinteraksi dengan dunia. Pada masa anak-anak sudah mulai ada pemahaman dan kegiatan mental. Proses kognitif pada bayi dimulai dengan mempunyai respon mengisap, respon melihat, respon menggapai, respon  memegang yang berfungsi secara terpisah. Lama-lama respon ini diorganisasikan ke dalam sistem yang lebih tinggi, yang merupakan koordinasi dari respon-respon tersebut. Contoh: bayi yang menjangkau botol susu memasukkannya kedalam mulutnya untuk diisap.
B.     TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
1.         Tahap Sensori Motor
Salah satu ciri khusus anak pada usia ini adalah penguasaan, yang Piaget sebut sebagai konsep objek, suatu pengertian bahwa benda atau objek itu ada dan merupakan kekhasan dari benda tersebut, dan akan tetap ada walaupun benda tersebut tidak tampak atau tidak dapat di pegang/ diraba ole anak. Selain ciri di atas, tidak ada bahasa pada awal tahapan ini tetapi ada permulaan simbolisasi. Piaget beranggapan bahwa representasi internal dari benda atau kejadian dihasilkan melalui imitasi.
Ada tiga kemampuan penting yang dicapai anak pada mmasa sensori motor ini yaitu:
a.       Kemampuan mengontrol secara internal,yaitu terbentuknya kontrol dari dalam pikirannya terhadap dunia nyata. Dengan kata lain, sampai dengan usia dua tahun anak mengalami pergantian persepsi dari motor murni ke arah gambaran yang berupa simbol (lambang).
b.      Perkembangan konsep kenyataan. Pada akhir tahap ini anak akan menyadari bahwa dunia ini ada dan tetap ada, sehingga anak akan mengetahui bahwa benda itu ada.
c.       Perkembangan pengertian beberapa sebab dan akibat.

2.            Tahap Pre-operasional
Dilihat dari segi perkembangan bahasa, tahapan ini merupakan tahapan yang amat menakjubkan. Dimulai dari anak yang baru bisa mengatakan satu dua patah kata sehingga menjadi anak yang dapat menyusun suatu kalimat. Anak tidak akan memiliki kemampuan berfikir yang operasional sampai anak mencapai usia tujuh tahun dan kadang-kadang di sebut dengan tahapan intuisi. Selain itu anak usia ini masih berfikir animisme mereka masih menganggap beberapa benda tak hidup sebagai benda hidup. Sebagai conntohnya mereka sering mengatakan bahwa matahari sebagai benda hidup karena dia bergerak.
Pada tahapan ini anak dibekali oleh beberapa pengamatan mereka tertipu oleh penampakan segumpal tanah liat yang pertama kali dibentuk menjadi bola dan diubah menjadi lempengan. Mereka belum mengetahui walaupun bentuknya berbeda namun substansi atau materinya sama. Piaget menamakannya sebagai konservasi substansi (materi). Pada usia ini anak belum mengerti bahwa bejana yang pendek dan lebar memiliki lebih banyak cairan dibanding dengan sebuah botol kecil dan tinggi. Piaget menyebutkan hal ini sebagai konservasi volume cairan.
Anak juga belum mengerti bahwa kalau benda ditebarkan ke daerah yang luas, jumlah benda tersebut tida bertambah. Piaget menyebutnya sebagai konservasi jumlah permainan.Keterbatasan lain anak pada usia ini adalah belum bisa membuat urutan berseri, dan anak berfikir satu-satu secara berpasangan. Keterbatasan konsep tersebut diatas membatasi anak pada tahapan ini dari pengertian-pengertian bentuk, ukuran, waktu, dan jumlah.

3.      Tahapan Konkret Operasional
Tahapan ini berawal ada anak usia 6/ 7 tahun ddan berakhir pada usia 11 tahun. Pada tahap ini pula telah terjadi perubahan-perubahan walaupun masih ada juga keterbatasannya. Perubahan yang sangat mendasar adalah perubahan dari pemikiran yang kurang logis ke pemikiran yang lebih logis. Operasi yang mendasari pemikirannya berdasarkan pada yang konkret atau nyata: dapat dilihat, diraba, atau dirasa, atau dirasa, dari suatu benda atau kejadian, sehingga tahapan ini disebut sebagai tahapan ini disebut sebagai tahap konkret operasional. Anak pada usia ini telah menyadari bahwa jumlah atau volume suatu benda tidak akan berubah apabila tidak terjadi penambahan maupun pengukuran, selain perubahan-perubahan bentuk atau perubahan ketentuan (aturan).
Kemampuan lain yang telah dimiliki oleh anak usia ini adalah kemampuannya untuk menyadari tentang reversibel (hal yang dapat dibalik) dan identitas. Revensibilitas dicirikan bahwa setiap operasi ada satu operasi lain yang sebaliknnya. Contoh operasi penambahan dapat diputar balikkan dengan pengoprasian pengurangan; 3 + 4 = 7 atau 7- 3 = 4. Sedangkan identitas maksudnya adalah setiap operasi lain yang tidak berubah. Contoh; identitas operasi penambahan adalah 0, sehingga 2 + 0 + 0 + 0= 2, dan identitas perkalian adalah 1, sehingga 2 × 1= 2. Selain perkembangan yang telah dipaparkan diatas masih ada keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki anak pada masa ini, antara lain kenyataan bahwa perbuatan ataupun percobaan yang dilakukan anak pada usia ini masih bersifat coba-coba, percobaan-percobaan tersebut masih jarang yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain.

4.      Tahap Formal Operasional
Anak usia sekitar sebelas tahun memasuki tahap formal operasional. Tahap ini berakhir pada usia 14/ 15 tahun sebelum memasuki masa dewasa. Tahap ini dikatakan sebagai tahap akhir dari perkembangan struktur berfikit Anak usia ini telah dapat secara penuh melakukan operasi secara logis tetapi masih mempunyai pengalaman yang terbatas.

Skema Empat Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap
Umur
Ciri Pokok Perkembangan
Sensorimotor
0-2 tahun
* Berdasarkan tindakan
* Langkah demi langkah
Praoperasional
2-7 tahun
* Penggunaan symbol/bahasa tanda
* Konsep intuitif
Operasional Konkret
8-11 tahun
* Pakai aturan jelas/logis
* Reversibel dan kekekalan
Operasi Formal
11 tahun ke atas
* Hipotesis
* Abstrak
* Deduktif dan induktif
* Logis dan probabilitas
                  
                                                        Sumber : Suparno,2003     





C.    TAHAP PROSES BELAJAR
Untuk memahami teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, ada beberapa konsep yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu:
a.    Inteligensi
Piaget mengartikan intelegensia secara lebih luas dan tidak mendefinisikannya secara ketat. Ia memberikan beberapa definisi yang umum yang lebih mengungkapkan orientasi biologis, seperti:Yang terdapat dalam Suparno (2001) Intelegensi adalah suatu contoh khusus adaptasi biologi (Origin of Intelligence). Intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensori diarahkan (Piaget, 1981)
Secara progressif, dapat dikatakan bahwa :Inteligensi membentuk keadaan ekuilibrium kearah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor dan kognitif dan juga interaksi-interaksi asimilasi dan akomodasi antara organisme dan lingkungan mengacu (Piaget,1981).
b.      Organisasi
Menunjuk pada tendensi semua spesies untuk mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses mereka dalam sustu system yang koheren, baik secara fisis maupun psikologis (Suparno: 2003). Contoh : bayi menggabungkan kemampuan melihat dan menjamah.
c.       Skema 
        Schema is Piaget’s term for cognitive unit that coordinates related actions and perceptions (Peterson, 1996). Skema adalah struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skema bukanlah benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam system kesadaran seseorang. Skema tidak mempunyai bentuk fisik dan tidak dapat dilihat. (Wadsworth,1989 dalam Suparno).



d.      Asimilasi
Assimilation is Piaget’term for the incorporation of new information into an existing mental category or schema(Peterson,1996). asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,konsep atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam fikirannya. Menurut Wadsworth dalam Suparno, asimilasi tidak menyebabkan perubahan skemata, tetapi memperkembangkan skema semata.
e.          Akomodasi
Accomodation is Piaget’term for alteration of a thought process, or schema, to incorporate new information (Peterson,1996). Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama, hal ini terjadi karena dalam menghadapi rangsangan/pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia miliki, hal ini terjadi karena pengalaman baru itu tidak cocok dengan skema yang telah ada.
f.           Ekuilibrasi
Equilibration is the act of achieving equilibrium. Equilibrium is a state of harmony or stability. In Piaget’s theory, relative (or temporary) equilibrium occurs whenever assimilation and accommodation are in balance with one another (Peterson,1996). Ekuilibrasi (imbang) adalah tindakan untuk mencapai keseimbangan. Equilibrium adalah keadaan harmoni atau stabilitas. Dalam teori Piaget, relatif (atau sementara) ekuilibrium terjadi setiap kali asimilasi dan akomodasi berada dalam keseimbangan dengan satu sama lain (Peterson, 1996).
g.      Adaptasi
Adaptation in Piaget’s theory consist of an interplay between the processes of assimilation and accommodation (Peterson,1996). Adaptasi dalam teori Piaget terdiri dari interaksi antara proses asimilasi dan akomodasi (Peterson, 1996). Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap secara berurutan. Setiap tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu pula. Tahap pertama disebut sebagai sensory-motor, untuk anak yang barulahir kira-kira anak berusia 18 bulan sampai dua tahun. Tahap per-operasional. Untuk anak yang berusia dari dua tahun hingga tujuh tahun. Operasional yang terbagi menjadi tahap konkret operasional berawal dari anak usia 7 tahun dan formal operasional yang berawal dari anak berusia 11 tahun.

D.    CARA PEMBELAJARAN KOGNITIF MENURUT PIAGET
Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD terutama pembelajaran IPA. Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi, melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi, teori Piaget mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering berbeda. Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah dan anak yang secara kebudayaan terhalangi.
Penerapan selanjutnya adalah guru  harus selalu ingat bahwa anak menangkapdan menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Sehingga walaupun anak mempunyai umur yang sama tetapi ada kemungkinan mereka mempunyai pengertian yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian yang sama. Jadi setiap individu anak adalah unik (khas).
Implikasilainnya yang perlu diperhatikan, apabila hanya kegiatan fisik yang diterima anak, tidak cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak yang bersangkutan. Ide- ide anak harus selalu dipakai. Piaget memberikan contoh sementara beliau menerima seluruh ide anak, beliau juga mempersiapkan pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan oleh anak. Sehingga apabila ada seorang anak yang mengatakan bahwa air yang ada di luar gelas berisi es berasal dari lubang-lubang kecil yang ada pada gelas maka guru harus menjawab pernyataan itu dengan “bagus”. Tetapi setelah beberapa saat guru harus mengarahkan sesuai dengan apa yang seharusnya bahwa sebenarnya air yang ada di permukaan luar gelas bukan berasal dari lubang-lubang kecil pada gelas, melainkan berasal dari uap air di udara yang mengembun pada permukaan gelas yang dingin. Jadi guru harus selalu secara tidak langsung memberikan idenya tetapi tidak memaksakan kehendaknya. Dengan demikian anak akan menyadari bagaimana anak tersebut bisa mendapatkan idenya.
Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai sumber ide-idenya akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah. Hal ini juga perlu dilakukan di dalam kelas. Sebagai contoh, apabila kelas telah menyelesaikan suatu masalah, sebaiknya guru menanyakan kembali kepada siswa tentang cara mendapatkan jawaban tersebut. Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa samapai pada jawaban ini?” dan membantu kelas untuk mengulas kembali tahapan-tahapan yang dilalui hingga menemukan jawaban atau kesimpulan itu. Dengandemikian guru lebih membantu anak dalam proses perkembangan intelektualnya. Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran di kelas menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai faktor yang utama. Hal ini sering disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak (child center). Adapun contoh pembelajaran IPA di SD Berdasarkan Teori Piaget sebagai berikut :
Seperti telah dikatakan di atas bahwa pembelajaran berlandaskan teori Piaget harus mempertimbangkan keadaan tiap siswa (dikatakan sebagai terpusat pada siswa) dan siswa diberikan banyak kesempatan untuk mendpatkan pengalaman dari penggunaan inderanya. Berikut akan disampaikan rancangan pembelajaran secara garis besar.
a.     Konsep yang diajarkan  :Udara mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia.
b.      Sub Konsep           : Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih rendah daripada udara diam.
c.       Metode yang dipakai  :  Eksperimen
d.      Alat dan bahan yang digunakan :
1.      Dua bola pingpong (tenismeja)
2.      Benang
3.      Kayu, kira-kira 30 cm
Cara kerja :
1.      Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada.
2.      Ikatkan kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan, sehingga tampak seperti gambar berikut.
3.      Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung.
4.       Amati apa yang terjadi.

Kegiatan guru yang penting adalah memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar. Apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.

E.  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
Setiap teori belajar pastilah mempunyai kelebihan dan kekurangan. Selain itu setiap teori belajar juga melengkapi dan menambahkan dari teori-teori pembelajaran yang telah diungkapkan oleh para ahli sebelumnya. Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif :
a.    Kelebihan teori belajar kognitif
1.      Sebagian besar dari kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.
2.      Pendidik hanya perlu memberikan dasar-dasar dari materi yang diajarkan untuk pengembangan dan kelanjutannya diserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu mendidik, memantau, dan menjelaskan dari alur pengebangan materi yang telah diberikan.
3.      Pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.
4.      Peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
5.      Mudah untuk di terapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.

b.      Kelemahan teori belajar kognitif
1.      Teori kognitif lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik sehingga kelemahan yang terjadi adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
2.      Tidak memperhatikan cara peserta didik mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.
3.      Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan teori belajar kognitif, maka di pastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan.
4.      Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan teori belajar kognitif tanpa adanya teori belajar lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktik kegiatan atau materi.
5.      Dalam penerapan teori belajar kognitif perlu di perhatikan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah di terimanya.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Teori Piaget mengenai perkembangan kognitif mendenisikan kembali intelegensi, pengetahuan, dan hubungan dengan lingkungannya.Perkembangan kognitif mempunyai 4 aspek yaitu kematangan, pengalaman, interaksi social, dan ekuilibrasi.Menurut Piaget setiap organisme hidup cenderung untuk melakukan adaptasi dan organisasi. Dalam tahapan kognitif terdapat 4 tahap yaitu tahap sensori motorik, tahap pra operasional, yahap periode operasi kongkret, tahap operasi formal.Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD terutama pembelajaran IPA. Adapun tahap proses belajar yaitu asimilasi, skema, equilibrasi, dll. Setiap teori pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dan sebaiknya jangan menggunakan satu teori belajar saja dalam satu mata pembelajaran karena peserta didik masing-masing memiliki keterbatasan ingatan dan kemampuan.
B.     SARAN
Sebagai seorang guru hendaknya memiliki dasar keterampilan yang mumpuni, seperti keterampilan agar dapat menguasai situasi kelas. Hendaknya seorang guru yang baik harus memahami karakteristik dari masing-masing peserta didiknya. Seorang guru yang baik harus mampu memilih dan menggunakan metode dan media yang tepat sesuai karakter peserta didik. Sehubung dengan pebuatan makalah ini kami membantu para mahasiswa untuk memahami teori belajar menurut piaget.

DAFTAR PUSTAKA
Dahar Ranta Willis. 1989. ”teori-teori belajar”.Jakarta. Erlangga..2000. ”kumpulan-nahan diklat nasional guru biologi SMU.” Bandung. Pusat pengembangan penataran guru IPA.
IstiRokhiyah. 1999. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: UT PGSD 2302 MODUL 3
Widodo, A. Dkk. 2008. Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Press




   

No comments:

Post a Comment

Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...