Friday, 30 October 2015

MAKALAH PPKN TEORI BELAJAR MENURUT THORNDIKE


MAKALAH
TEORI BELAJAR MENURUT THORNDIKE
(PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)



Oleh :

KELOMPOK 6

AUNIA SYARIF                        1447042004
HASNI TUHA                14470400012
RAJENIA                       1447040003



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKSSAR
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji patut disampaikan kepada Allah SWT. Serta tak lupa pula kita kirimkan  salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Mugammad Saw. atas selesainya pembuatan makalah kami yang berjudul Teori Belajar Menurut Thorndike”
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, hasil kami tidaklah sesempurna apa yang di inginkan pembaca. Namun, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki dam makalah ini lebih baik.
Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi semua terutama kami selaku penulis.

Makassar, 11 Oktober2015

                        Penulis 


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................            i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I             PENDAHULUAN.........................................................................           1
A.      LatarBelakang .......................................................................................1
B.       RumusanMasalah ..................................................................................  2
C.       Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................            4
A.      Teori Pembelajaran Menurut Thorndike.................................................  4
B.       Prisip-Prinsip Belajar yang Dikemukakan oleh Thorndike.....................7
C.       Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Thorndike............................. 8         
D.      PenerapanTeori Thorndike dalamPembelajaran…...............................    10
BAB III PENUTUP......................................................................................            13
A.    Kesimpulan ............................................................................................. 13
B.       Saran....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................           ........... 14


 BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri manusia. Kegiatan belajar sangat dipengaruhi bermacam-macam faktor. Metode dan strategi belajar sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan siswa mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap selanjutnya.
Mengajar tidak secara otomatis menjadikan siswa belajar. Seorang guru sebaiknya memiliki pola pembelajaran yang dapat menerangkan proses, menyebutkan dan menghasilkan lingkungan belajar tertentu sehingga siswa dapat berinteraksi yang selanjutnya berakibat terjadinya perubahan tigkah laku siswa secara khusus. Melalui pemahaman berbagai model pembelajaran yang banyak dikembangkan di kelas, seorang guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran lewat pemikiran di belakang meja sebelum yang bersangkutan menghadapi siswa. Model pembelajaran dapat membantu guru dalam penguasaan kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan upaya mengubah tingkah laku siswa sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan.Hal ini berarti model pembelajaran diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.
Strategi pembelajaran tidak terlepas dari teori belajar yang dihasilkan oleh pakar-pakar pendidikan. Teori belajar yang bersumber dari pakar pendidikan atau pakar psikologi pendidikan banyak macamnya. Misalnya teori belajar assosiasi, teori belajar conditioning, teori belajar deduktif hipotesis, teori belajar sosial, teori belajar eklektif, teori belajar medan kognitif, teori belajar kognitif, teori belajar pemrosesan informasi dan sebagainya.
Disadari atau tidak, mungkin saja para guru atau pendidik di sekolah sudah menerapkan sebagian dari teori-teori itu dalam melaksanakan tugasnya, mungkin juga dengan tidak disadarinya guru telah menggunakan kombinasi delapan teori belajar yang relevan untuk para siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun dalam pembahasan makalah ini, hanya akan dikhususkan pada bagaimana teori pembelajaran menurut Thorndike.
B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teori pembelajaran menurut Thorndike ?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan teori pembelajaran menurut Thorndike?
3. Bagaimana penerapan teori pembelajaran Thorndik?
C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui teori pembelajaran menurut Thorndike.
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori pembelajaran Thorndike
3.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan teori pembelajaran Thorndike.


D. Manfaat
1Dapat mengetahui teori pembelajaran menurut Thorndike
 2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teori pembelajarn menurut Thorndike
  3. Dapat mengetahui penerapan teori pembelajaran Thorndike


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Teori Pembelajaran Menurut Thorndike
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik
Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar manusia dan binatang pada dasarnya sama,  karena belajar pada dasarnya terjadi melalui pembentukan asosiasi antara  stimulus dan respon. Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang
Thorndike memplokamirkan teorinya dalam belajar ia mengungkapkan bahwasanya setiap makhluk hidup itu dalam tingkah lakunya itu merupakan hubungan antara stimulus dan respon adapun teori thorndike ini disebut teori koneksionisme. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya. Dalam artian dengan adanya stimulus itu maka diharapkan timbulah respon yang maksimal teori ini sering juga disebut dengan teori trial and error dalam teori ini orang yang bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya maka dapat dikatakan orang ini merupakan orang yang berhasil dalam belajar. Adapun cara untuk membentuk hubungan stimulus dan respon ini dilakukan dengan ulangan-ulangan.
Dalam teori trial and error ini, berlaku bagi semua organisme dan apabila organisme ini dihadapkan dengan keadaan atau situasi yang baru maka secara otomatis oarganisme ini memberikan respon atau tindakan-tindakan yang bersifat coba-coba atau bisa juga berdasarkan naluri karena pada dasarnya disetiap stimulus itu pasti ditemukakn respon. Apabila dalam tindakan-tindakan yang dilakukan itu menelurkan perbuatan atau tindakan yang cocok atau memuaskan maka tindakan ini akan disimpan dalam benak seseoarang atau organisme lainnya karena dirasa diantara tindakan-tindakan yang paling cocok adalah itu, selama yang telah dilalakukan dalam menanggapi stimulus dan situasi baru. Jadi dalam teori ini pengulangan-pengulangan respon atau tindakan dalam menanggapi stimulus atau situasi baru itu sangat penting sehingga seseorang atau organisme mampu menemukan tindakan yang tepat dan dilakukan secara terus menerus agar lebih tajam dan tidak terjadi kemunduran dalam tindakan atau respon terhadap stimulus.Menurut Thorndike, terjadinya asosiasi stimulus dan respon berdasarkan tiga hukum, yaitu:
a.    Hukum kesiapan, yang mempunyai tiga ciri: (1) Jika seseor ang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan tersebut dilaksanakan, maka dia akan puas dan  tidak melakukan tindakan yang lain. (2 ) Jika seseorang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan itu tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan melakukan tindakan yang lain. (3) Jika seseorang tidak mempunyai keinginan untuk bertindak, tetapi dia  melakukan tindakan itu, maka dia merasa tidak puas dan akan melakukan tindakan lain.
b.    Hukum latihan, yang berprinsip utama pada latihan (pengulangan). Oleh karena itu, jika guru sering memberi latihan (S ) dan siswa menjawabnya (R), maka prestasi belajar siswa pada pelajaran tersebut akan meningkat. Thorndike menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S dan R hanya diperkuat oleh ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada banyaknya pengulangan, yang biasa disebut  drill .
c.       Hukum akibat, yang menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti halnya hubungan antara stimulus dan respon, dan hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat.  Sebaliknya, jika kondisi peristiwa yang tidak diharapkan mengikuti hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin berkurang.
          Hukum belajar ini timbul dari percobaan thorndike pada seekor kucing yang lapar dan ditaruh dalam kandang, yang ditaruh makanan diluar kandang tersebut tepat didepan pintu kandang. Makanan ini merupakan effect positif atau juga bisa dikatakan bentuk dari ganjaran yang telah diberikan dari respon yang dilakukan dalam menghadapi situsai yang ada.
Thorndike mengungkapkan bahwa organisme itu sebagai mekanismus yang hanya bertindak jika ada perangsang dan situasi yang mempengaruhinya. Dalam dunia pendidikan Law of Effect ini terjadi pada tindakan seseoranng dalam memberikan punishment atau reward . Akan tetapi dalam dunia pendidikan menurut Thorndike yang lebih memegang peranan adalah pemberian reward dan inilah yang lebih dianjurkan. Teori Thorndike ini biasanya juga disebut teori koneksionisme karena dalam hukum belajarnya ada “Law of Effect” yang mana disini terjadi hubungan antara tingkah laku atau respon yang dipengaruhi oleh stimulus dan situasi dan tingkah laku tersebut mendatangkan hasilnya(Effect).
           Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan/memuaskan,. Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak membawa dampak menyenangkan, maka seseorang tidak melaksakan pekerjaan tersebut. Jika dikaitkan dengan pembelajaran PKN, teori ini cocok diterapkan pada anak  kelas satu, karena mereka merasa senang apabila memperoleh hadiah dari gurunya.
B. Prinsip-Prinsip Belajar yang Dikemukakan oleh Thorndike
1. Pada saat seseorang berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai respon yang ia lakukan. Adapun respon-respon tiap-tiap individu berbeda-beda tidak sama walaupun menghadapi situasi yang sama hingga akhirnya tiap individu mendapatkan respon atau tindakan yang cocok dan memuaskan. Seperti contoh seseorang yang sedang dihadapkan dengan problema keluarga maka seseorang pasti akan menghadapi dengan respon yang berbeda-beda walaupun jenis situasinya sama, misalnya orang tua dihadapkan dengan prilaku anak yang kurang wajar.
2. Dalam diri setiap orang sebenarnya sudah tertanam potensi untuk mengadakan seleksi terhadap unsur-unsur yang penting dan kurang penting, hingga akhirnya menemukan respon yang tepat. Seperti orang yang dalam masa pekembangan dan menyongsong masa depan maka sebenarnya dalam diri orang tersebut sudah menegetahui unsur yang penting yang harus dilakukan demi mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.
3. Orang cenderung memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama. Seperti apabila seseorang dalam keadaan stress karena diputus oleh pacarnya dan ia mengalami ini bukan hanya kali ini melainkan ia pernah mengalami kejadian yang sama karena hal yang sama maka sudah barang tentu ia akan merespon situasi tersebut seperti yang ia lakukan seperti dahulu yang ia lakukan.



C.  Kelebihan dan Kekurangan Teori Pembelajaran Thorndike
1. Kelebihan Teori Pembelajaran Thordike
a.       Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan, anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah, akan membuat anak didik menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 
b.      Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error  dalam teori ini orang yang bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya sehingga orang akan terbiasa berpikir dan terbiasa mengembangkan pikirannya.
c.       Teori ini mengarahkan anak untuk berfikir linier dan konvergen. Belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa anakmenuju atau mencapai target tertentu.
d.      Membantu  guru dalam menyelesaikan indikator pembelajaran Matematika.
2. Kekurangan teori belajar Thorndike
a.    Teori ini sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan antara stimulus dan respon. 
b.    Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.
c.         Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and error. Trial and error tidak berlaku mutlak bagi manusia.  
d.        Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus-menerus. 
e.         Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka pengertian tidak dipandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian sebagai unsur yang pokok dalam belajar. 
D.  PenerapanTeori Thorndike dalamPembelajaran
            Aplikasi teori Thorndike sebagai salah satu aliran psikologi tingkah laku dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Setiap pembelajaran yang berpegang pada teori belajar behavioristik telah terstruktur rapi, dan mengarah pada bertambahnya pengetahuan pada siswa. Penerapan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.    Sebelum memulai proses belaja rmengajar, pendidik harus memastikan siswanya siap mengikluti pembelajaran tersebut. Jadi setidaknya ada aktivitas yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b.    Pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa pembelajaran yang kontinu, hal ini dimaksudkan agar materi lampau dapat tetap diingat oleh siswa.
c.       Dalam proses belajar, pendidik hendaknya menyampaikan materi dengan cara yang menyenangkan, contoh dan soal latihan yang diberikan tingkat kesulitannya bertahap, dari yang mudah sampai yang sulit. Hal ini agar siswa mampu menyerap materi yang diberikan.
d.      Pengulangan terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu siswa mengingat materi terkait lebih lama.
e.       Supaya peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran, proses harus bertahap dari yang sederhana hingga yang kompleks.
f.     Peserta didik yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang belum baik harus segera diperbaiki.
g.      Dalam belajar, motivasi tidak begitu penting, karena perilaku peserta didik terutama ditentukan oleh penghargaan eksternal dan bukanolehintrinsic motivation. Yang lebih penting dari ini ialah adanya respon yang benar terhadap stimulus.
h.      Materi yang diberikan kepada peserta didik harus ada manfaatnya untuk kehidupan anak kelak setelah dari sekolah.
i.        Thorndike berpendapat, bahwa cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan murid tahu bahwa apa yang telah di ajarkan, tetapi guru harus tahu apa yang hendak diajarkan. Dengan ini guru harus tahu materi apa yang harus diberikan, respon apa yang diharapkan dan kapan harus memberi hadiah atau membetulkan respons yang salah.
j.        Tujuan pendidikan harus masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik dan harus terbagi dalam unit-unit sedemikian rupa sehingga guru dapat menerapkan menurut bermacam-macam situasi.
        Penerapan teori pembelajaran Thorndike jika dikaitkan dengan pembelajaran PKN, teori ini cocok diterapkan pada anak  kelas rendah, karena mereka merasa senang apabila memperoleh hadiah dari gurunya.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar manusia dan binatang pada dasarnya sama,  karena belajar pada dasarnya terjadi melalui pembentukan asosiasi antara  stimulus dan respon. Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dalam rangkan menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu.
B.  Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan para pembaca tentang “teori pembelajarn menurut Thorndike”. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, semoga para pembaca dapat memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group



No comments:

Post a Comment

Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...