Makalah
Pendidikan Kewarganegaraan
Teori Belajar
Kohler dan Bandura
Oleh
Nur Mawaddah
1447040030
Khairah Musfirah
1447042001
Andi Nurhalisa 1447041007
Syahrul
Ramadhani
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura yang
dibimbing oleh Pak Ikbal S.pd. M,pd .Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai Teori
Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber
baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber
yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang
sampai dihadapan pembaca pada saat ini.Penulis juga menyadari bahwa makalah
yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan
bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi
tercapainya makalah yang lebih baik.
Makassar,
15 Oktober 2015
Kelompok
II
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 1
C.
Tujuan Masalah ………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 3
A. Teori Kognitivisme ……………………………………………………………… 3
1. Pengertian Teori Kognitivisme ……………………………………………… 3
2. Ciri-ciri Aliran Kognitivisme ……………………………………………….. 3
3. Tokoh – Tokoh Teori Kognitivisme …………………………………………. 4
B.
Teori
Belajar Kognitif Menurut Kohler …………………………………………. 6
C.
Teori Kognitif Bandura ………………………………………………………….. 7
D. Pandangan Teori Kognitivisme
terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
…. 8
E.
Implikasi
Teori Kognitivisme dalam Dunia Pendidikan
………………………… 9
F.
Kelebihan dan
kelemahan teori Kognitivisme …………………………………. 11
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 12
B. Saran ……………………………………………………………………………. 13
DAFTAR
PUSTAKA
………………………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah "Cognitive" berasal dari kata cognition
artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition
(kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam
pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai
salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan
masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan,
berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga
berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian
dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran
kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi,
yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi.
B.
Rumusan Masalah
Teori kognitif
mulai berkembang dengan lahirnya Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura yang
condong pada belajar secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi
juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya. Sehingga dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Teori
Kognitivisme?
2.
Bagaimanakah
aplikasi Teori Belajar Kohler?
3.
Bagaimanakah aplikasi Teori Belajar Bandura?
4. Bagaimanakah Pandangan Teori
Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran?
5. Bagaimanakah Impilkasi Teori Kognitivisme
dalam Pendidikan?
6. Kelebihan dan kelemahan teori
Kognitivisme?
C.
Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan
Makalah ini, yang membahas tentang Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan
Bandura agar pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang Teori Belajar
Kognitivisme Kohler dan Bandura sedangkan yang menjadi tujuan utama dalam
Makalah ini adalah:
1.
Agar
pembaca dapat mengetahui Teori Kognitivisme
2.
Agar
pembaca dapat mengetahui bagaimanakah aplikasi Teori Belajar Kohler
3.
Agar pembaca dapat mengetahuu bagaimanakah aplikasi
Teori Belajar Bandura
4.
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimanakah pandangan
Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
5.
Agar
pembaca dapat mengetahui bagaimanakah Impilkasi Teori Kognitivisme dalam
Pendidikan
6.
Agar pembaca dapat mengeathui Kelebihan dan kelemahan Teori
Kognitivisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Kognitivisme
1. Pengertian Teori Kognitivisme
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan
proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa
mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata
lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif
menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada
aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks.
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan
persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa
diamati.Dari beberapa teori belajar kognitif diatas (khusunya tiga di
penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuah sintesis bahwa masing masing
teori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam dunia pendidikan
juga pembelajaran.
2. Ciri-ciri Aliran Kognitivisme
a. Mementingkan apa yang ada dalam diri
manusia
b. Mementingkan keseluruhan dari pada
bagian-bagian
c. Mementingkn peranan kognitif
d. Mementingkan kondisi waktu sekarang
e. Mementingkan pembentukan struktur
kognitif
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar
memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk reppresentatif yang mewakili
obyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang
melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang
bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamannya selama
mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri.
3. Tokoh – Tokoh Teori Kognitivisme
a. Teori Perkembangan Kognitif,
dikembangkan oleh Bruner.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu
sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran
harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan
perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan
yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan
adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai
dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap
perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini
adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif
kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).
b. Teori Perkembangan Kognitif,
dikembangkan oleh Kohler.
Teori yang disampaikan oleh Kohler
berdasarkan pada penelitiannya pada seekor monyetnya dipulau Cannary yang
dikembangkan dari teori Gestalt. Kohler menyatakan bahwa belajar adalah serta
mencapainya, hasil adalah proses yang didasarkan ada insight.
c. Teori Perkembangan Kognitif,
dikembangkan oleh Ausebel
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi
pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat
kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan
kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalah konsep atau informasi umum
yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Advanced
organizer memberikan tiga manfaat yaitu : Menyediakan suatu kerangka konseptual
untuk materi yang akan dipelajari.
B.
Teori Belajar Kognitif Menurut Kohler
Teori yang disampaikan oleh Kohler berdasarkan pada penelitiannya pada
seekor monyetnya dipulau Cannary yang dikembangkan dari teori Gestalt. Kohler
menyatakan bahwa belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah proses yang didasarkan ada insight . Pemahaman
(insight) memegang peranan penting dalam prilaku. Oleh karena itu
dalam proses pembelajaran hendaknya peserta didik memiliki insight
yang kua. Untuk menunjang pembentukan insight, maka guru harus
melaksanakan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), hal itu
bisa dilaksanakan dengan menyusun strategi, memilih metode dan menggunakan
media pembelajaran yang tepat.
Education is social
process of change in the behavior of living organisms. (Kohler, 1926). Oleh
karena itu, guru mempunyai tanggung jawab untuk mendesain pembelajaran yang
melibatkan beberapa komponen yaitu guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan
masyarakat.
C.
Teori
Kognitif Bandura
Albert Bandura mengatakan bahwa belajar itu lebih dari
sekedar perubahan perilaku. Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan perilaku
yang didasari oleh pengetahuannya tersebut (teori kognitif sosial). Prinsip
belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.
Hal ini berbeda dengan situasi di laboratorium atau pada lingkungan sosial yang
banyak memerlukan pengamatan tentang pola perilaku beserta konsekuensinya pada
situasi alami (Djaali, 2007: 93).
Menurut Bandura, sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan
secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Seorang belajar dengan
mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian
dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman
sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Melalui jalan pengulangan ini akan
memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku
yang dipelajarinya (Trianto, 2007b: 31).
Bandura juga menyatakan bahwa perilaku seseorang dan
lingkungan itu dapat dimodifikasi. Buku tidak berpengaruh pada seseorang,
kecuali ada orang yang menulisnya dan orang yang memilih untuk membaca. Oleh
karena itu, hadiah atau hukuman tidak akan banyak bermakna, kecuali diikuti
oleh lahirnya perilaku yang diharapkan.
Diperolehnya perilaku yang kompleks bukan hanya disebabkan
oleh hubungan dua arah antara pribadi dan lingkungan, melainkan hubungan tiga
arah antara perilaku – lingkungan – peristiwa batiniah (reciprocal
determinism/ determinasi timbal balik). Contoh: seorang yang telah
berlatih, akan timbul perasaan percaya diri. Perilakunya menimbulkan reaksi
baru, yang pada akhirnya reaksi ini mempengaruhi kepercayaan dirinya yang
kemudian menimbulkan perilaku berikutnya dan dapat melukiskan perilaku yang
baru itu, meskipun dia tidak melakukannya (Djaali, 2007: 94).
D. Pandangan
Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan
proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa
mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata
lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif
menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada
aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamati.Dari beberapa teori belajar kognitif
diatas (khusunya tiga di penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuah sintesis
bahwa masing masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan
dalam dunia pendidikan juga pembelajaran. Jika keseluruhan teori diatas
memiliki kesamaan yang sama-sama dalam ranah psikologi kognitif, maka disisi
lain juga memiliki perbedaan jika diaplikasikan dalam proses pendidikan.
Sebagai misal,
E.
Implikasi Teori Kognitivisme dalam
Dunia Pendidikan
Adapun Impilikasi Teori Kognitivisme
dalam dunia pendidikan yang lebih dispesifikasikan dalam Pembelajaran sesuai
dengan Teori yang telah dikemukan diatas sebagai berikut:
1. Implikasi Teori Bruner dalam Proses
Pembelajaran
Menghadapkan anak pada suatu situasi
yang membingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita
di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan
pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali
struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam
benaknya. Setiap prilaku mempunyai tujuan (pusposive
behavior). Prilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons,
tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran
akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.
Oleh karena itu, guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu peserta didik
memahami tujuan pembelajaran.
2. Implikasi Teori Kohler dalam Proses
Pembelajaran
Implikasinya
dalam pembelajaran adalah Setiap individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada (life space). Oleh karena itu, guru dalam
menyampaikan materi hendaknya dikaitkan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mendesain
pembelajaran yang melibatkan beberapa komponen yaitu guru dengan peserta didik,
peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta
didik dengan masyarakat.
3. Impilkasi Teori Bermakna Ausubel
Implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang pendidik,,
mereka harus dapat memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab
mereka para siswa tidak akan dapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu
mencerna dari apa yang mereka dengar ataupun mereka tangkap
F. Kelebihan dan kelemahan teori Kognitivisme
Kelebihannya yaitu : menjadikan
siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara
lebih mudah.
Kekurangannya yaitu : teori
tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya
di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan
pemahamannya masih belum tuntas.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan
proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa
mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata
lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Adapun teori yang
tekenal antara lain:
Teori
Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner, yang dimana Burner memandang
perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner,
perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan,
terutama bahasa yang biasanya digunakan.
Teori Perkembangan Kognitif,
dikembangkan oleh Kohler berdasarkan pada penelitiannya pada seekor monyetnya
dipulau Cannary yang dikembangkan dari teori Gestalt. Kohler menyatakan bahwa
belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah proses yang didasarkan ada insight
Teori
Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel, yang mengatakan bahwa siswa
akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian
dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan
demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.
B.
Saran
Hendaknya pengetahuan tentang kognitivisme siswa perlu
dikaji secara mendalam oleh calon guru dan para guru demi menyukseskan
proses belajar dikelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitivisme siswa, guru akan
mengalami kesulitan dalam membelajarkannya dikelas, yang pada akhirnya
mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh guru
dikelas.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin
& Wahyuni, Esa Nur, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran,
Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
Djaali,
2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Nasution,
S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara,
2000.
Soeitoe,
Samuel. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1982.
Soemanto,
Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.
No comments:
Post a Comment