Friday, 30 October 2015

MAKALAH PPKN TEORI BELAJAR GESTALT


MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

TEORI BELAJAR GESTALT


 



DISUSUN OLEH : KELOMPOK V
NURMAWA’DA (1447040007)
JUMARDAN (1447040004)
YULIANA ( 1447242034)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.
Alhamdulillah berkat kehendak dan ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TEORI BELAJAR GESTALT”. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun akademik 2015.
Dalam penyusunan karya tulis ini, Penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  ini dapat bermanfaat bagi semuanya terutama bagi penulis. Begitu pula Karya Makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun. Wassalam
Makassar 14 Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..   i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………   ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..   iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG………………………………………………… 1 
B.     RUMUSAN MASALAH………………………………………………  1
C.     TUJUAM MAKALAH………………………………………………... 1 
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teori   Gestalt…...……...…………………………………..   2 
B.     Kelebihan dan kekurangan………………………………..…………...    7
C.     Implementasi Teori Belajar Gestalt
dalam Pembelajaran di SD …………………………………………….   8
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN……………………………………………………….    10
B.     SARAN………………………………………………………………..    10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….   11
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori Gestalt bereposisi terhadap teori strukturalisme.  Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan teori Gestalt ?
2.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari teori belajar Gestalt ?
3.      Bagaimanakah pengimplementasian dari teori belajar Gestalt di SD ?
C.    Tujuan Makalah
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori Gestalt, kelebihan dan kekurangan dari teori belajar Gestalt dan pengimplementasian dari teori belajar Gestalt di SD.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teori Gestalt
Teori belajar Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang “insight” yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.
Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global terhadap objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
Pengertian teori belajar Gestalt, Belajar adalah semua aktivitas yang menuju ke arah perubahan. Pembelajaran juga perlu di dukung oleh adanya suatu Teori dalam belajar, adapun salah satu dari teori tersebut adalah Teori belajar Gestalt. Ahli – ahli psikologi Gestalt berpandangan navistik,dalam arti ketika menafsirkan interaksi antara individu dan lingkungan ahli-ahli tersebut menganggap bahwa yang menentukan adalah bagaimana caranya individu itu menghadapi linkungannya, misalnya saja dalam melihat corak, dimensi ketiga dan objek lain-lain. Dengan kata lain bahwa pada hakekatnya yang menentukan proses belajar adalah tergantung pada pengaturan objek-objek yang dilihat kini dan bukan hasil belajar di masa lampau. Dan teori belajar gestalt ini mewakili aliran-aliran yang bersifat moral, dimana para ahli yang mengikuti aliran ini menganggap yang primer adalah keseluruhan, bukan bagian-bagian. Misalnya lagu, lagu adalah lebih dari jumlah nada-nada. Orang yang dipandang menjadi perintis dalam teori Gestalt adalah Max Wertherimer di Jerman. Gestalt pada bahasa Jerman adalah suatu konvigurasi, kesatuan atau keseluruhan. Menurut teori Geslalt ini belajar dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.
Tokoh-tokoh Gestalt yaitu sebagai berikut :
1.      Max Wertheimer
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana.
Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik tetapi proses mental sehingga diambil kesimpulan ia menentang pendapat Wundt. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antaralain Hukum Kedekatan (Law of Proximity), Hukum Ketertutupan ( Law of Closure), Hukum Kesamaan (Law of Equivalence).
2.      Kurt Koffka (1886-1941)
Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910,ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar danpsikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajardapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka tentang belajar antara lain:
a.       Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
b.      Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidakdapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebihbaik dalam ingatan.
c.       Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
3.      Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887.Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergike Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu denganWartheimer dan Koffka.Kohler berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai Direktur stasiun “Anthrophoid” dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah melakukan penyelidikannya terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajuk The Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah: seekor simpanse diletakkan didalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar.Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organism dalam hal ini simpanse dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian atau dengan insight.
4.      Kurt Lewin (1890-1947)
Mula-mula Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak kuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan.Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu. Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian yang memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Salah suatu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik. Akibat adanya vector-vector yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang dalam suatu lapangan psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan batin) yang jika tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidakseimbangan.

Karakteristik Teori Gestalt
Ada beberapa karakteristik dari teori Gestalt itu sendiri, yaitu:
1.   Mempunyai Hukum keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan.Hukum menurut Wertheimer tahun 1923, dalam bukunya “Investigation of GestaltTheory”:
a)      Hukum keterdekatan (Law of Proximity) Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
b)      Hukum ketertutupan (Law of Closure) Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
c)      Hukum kesamaan (Law of Equivalence) Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
2.   Proses pembelajaran secara terus-menerus dapat memperkuat jejak ingatan peserta didik.
3.   Adanya pemahaman belajar Insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar  bagian di dalam situasi permasalahan.


B.      Kelebihan Dan Kekurangan
                  Adapun kelebihan dan kekurangan teori gestalt yaitu:
1.      Kelebihan Teori Gestalt
a.    Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu, maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar. Inti pembelajaran adalah mendapatkan “insight” artinya: dimengertinya persoalan, dimengertinya hubungan, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu hingga hubungan tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan masalah.
b.   Menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
c.       Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
d.      Peserta didik dapat aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru berfungsi sebagai mediator, fasilitator dan teman yang membuat situasi menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dari peserta didik.
Tytler (1996:20) juga menambahkan bahwa dengan upaya mengimplementasikan teori belajar kognitif dalam rancangan pembelajaran maka:
a.       Siswa dengan mudah dapat mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.
b.      Siswa dapat dengan mudah berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif.
c.       Siswa mempunyai kesempatan untuk mencoba gagasan baru.

2.      Kekurangan Teori Gestalt
a.       menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung sangatlah banyak. Pemecahan masalah sangat tergantung kepada pengamatan dan apabila dapat melihat situasi dengan tepat maka masalah dapat dipecahkan.
b.      Siswa tidak dapat menemukan gaya belajar sendiri.
c.       Kuantitas kognitis lebih ditekankan dari pada kualitas .
d.      Pemecahan masalah sangat tergantung kepada pengamatan, apabila siswa tidak mampu melihat situasi dengan tepat maka masalah tidak dapat dipecahkan.

C.    Implementasi Teori Belajar Gestalt dalam Pembelajaran di SD
               Teori gestal merupakan teori yang menekankan kepada pengamatan atau pemahaman siswa “insight”  dalam setiap pengalaman belajar. Siswa dituntut untuk tanggap dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Guru tidak memberikan pembelajaran secara parsial tetapi pembelajaran yang diberikan utuh secara keseluruhan. Pemahaman yang kuat sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi suatu permasalahan dalam pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa secara aktif dapat menterjemah rangsangan dari lingkungan belajar dengan pengamatan dengan proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
               Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori gestal sangat cocok jika diterapkan  dikelas tinggi sekolah dasar. Pertimbangannya adalah kelas rendah masih sangat kurang dalam pengamatan dan pemahaman untuk dapat menafsirkan rangsangan pembelajaran yang diterima. Alasan lainya juga adalah siswa kelas rendah masih kurang mampu untuk mengkonektivitaskan masalah yang satu dengan lainnya. Berbeda dengan kelas tinggi, kemampuan yang matang untuk memeberikan pemahaman dengan pengamatan untuk menafsirkan sebuah persoalan yang ada dengan menghubungkan segala persoalan tersebut  dapat terselesaikan . Kematangan berfikir juga sangat membantu siswa dalam pemecahan masalah. Dengan pemahaman dan pengamatan yang baik, maka memungkinkan siswa unutk dimengertinya persoalan, dimengertinya hubungan, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu hingga hubungan tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan masalah.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Menurut teori Geslalt ini belajar dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.
Kelebihan: Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Kekurangan: Karena menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung sangatlah banyak.

B.     Saran
Teori belajar dalam proses pembelajaran sangat beragam dan banyak, serta mempunya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap mata pelajaran mempunyai teori belajar yang paling cocok, jadi sebaiknya teori belajar digunakan pada mata pelajaran serta kondisi yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.






No comments:

Post a Comment

Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...