MAKALAH
PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
TEORI BELAJAR GESTALT
DISUSUN OLEH
: KELOMPOK V
NURMAWA’DA
(1447040007)
JUMARDAN
(1447040004)
YULIANA
( 1447242034)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
TAHUN
AJARAN 2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa
memberikan kemudahan, kelancaran beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang
tiada terhingga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.
Alhamdulillah berkat kehendak dan ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN “TEORI BELAJAR GESTALT”. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun akademik
2015.
Dalam penyusunan karya tulis ini, Penulis mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini dapat bermanfaat bagi semuanya terutama
bagi penulis. Begitu pula Karya Makalah ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun. Wassalam
Makassar 14 Oktober
2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………….. i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG………………………………………………… 1
B. RUMUSAN
MASALAH……………………………………………… 1
C. TUJUAM
MAKALAH………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori Gestalt…...……...…………………………………..
2
B. Kelebihan
dan kekurangan………………………………..…………... 7
C. Implementasi
Teori Belajar Gestalt
dalam Pembelajaran di SD
……………………………………………. 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………. 10
B. SARAN……………………………………………………………….. 10
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gestalt
adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola,
ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori
Gestalt bereposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi
pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Istilah “Gestalt” mengacu pada
sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.Aliran
Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt.
Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen
yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah
sebab bentuk kesatuannya juga hilang.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan teori Gestalt ?
2. Apakah
kelebihan dan kekurangan dari teori belajar Gestalt ?
3. Bagaimanakah
pengimplementasian dari teori belajar Gestalt di SD ?
C.
Tujuan
Makalah
Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori Gestalt, kelebihan
dan kekurangan dari teori belajar Gestalt dan pengimplementasian dari teori
belajar Gestalt di SD.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori Gestalt
Teori belajar
Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) yang meneliti tentang pengamatan
dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode
menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian
bukan hafalan akademis.
Suatu konsep
yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang “insight” yaitu pengamatan
dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam
suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori
Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan
ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.
Menurut teori
Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global terhadap
objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan,
baru kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan artinya proses
menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui
indera-indera seperti mata dan telinga.
Pengertian teori
belajar Gestalt, Belajar adalah
semua aktivitas yang menuju ke arah perubahan. Pembelajaran juga perlu di
dukung oleh adanya suatu Teori dalam belajar, adapun salah satu dari teori
tersebut adalah Teori belajar Gestalt. Ahli – ahli psikologi Gestalt
berpandangan navistik,dalam arti ketika menafsirkan interaksi antara individu
dan lingkungan ahli-ahli tersebut menganggap bahwa yang menentukan adalah
bagaimana caranya individu itu menghadapi linkungannya, misalnya saja dalam
melihat corak, dimensi ketiga dan objek lain-lain. Dengan kata lain bahwa pada hakekatnya
yang menentukan proses belajar adalah tergantung pada pengaturan objek-objek
yang dilihat kini dan bukan hasil belajar di masa lampau. Dan teori belajar
gestalt ini mewakili aliran-aliran yang bersifat moral, dimana para ahli yang mengikuti aliran ini menganggap
yang primer adalah keseluruhan, bukan bagian-bagian. Misalnya lagu,
lagu adalah lebih dari jumlah nada-nada.
Orang yang dipandang menjadi perintis dalam teori Gestalt
adalah Max Wertherimer di Jerman. Gestalt pada bahasa Jerman adalah suatu
konvigurasi, kesatuan atau keseluruhan. Menurut teori Geslalt ini belajar
dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan
terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.
Tokoh-tokoh Gestalt yaitu sebagai berikut :
1. Max Wertheimer
Max Wertheimer adalah tokoh tertua
dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di
Praha pada tanggal 15 April 1880. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas
Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu,
Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler
(1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya
menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt
bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di
sana.
Konsep pentingnya : Phi phenomenon,
yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah
dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia
melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari
sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali
bukan proses fisik tetapi proses mental sehingga diambil kesimpulan ia
menentang pendapat Wundt. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt
setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama
stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat
melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu
melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara
bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan
diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut
bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu
karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian.
Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang
berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antaralain Hukum
Kedekatan (Law of Proximity), Hukum Ketertutupan ( Law of Closure), Hukum
Kesamaan (Law of Equivalence).
2. Kurt Koffka (1886-1941)
Koffka lahir di Berlin tanggal 18
Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai sejak dia diberi gelar doktor
oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910,ia bertemu dengan
Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi
Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang
sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi,
mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar
danpsikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan
bahwa belajardapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori
Koffka tentang belajar antara lain:
a. Jejak ingatan (memory traces),
adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini
diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan
muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak
ingatan tadi.
b. Perjalanan waktu berpengaruh
terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidakdapat melemahkan, melainkan
menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung
diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebihbaik dalam
ingatan.
c. Latihan yang terus menerus akan
memperkuat jejak ingatan.
3. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler lahir di Reval, Estonia pada
tanggal 21 Januari 1887.Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah
bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergike Frankfurt. Saat bertugas
sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu denganWartheimer dan Koffka.Kohler
berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai Direktur stasiun “Anthrophoid”
dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah melakukan penyelidikannya
terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajuk The
Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah: seekor simpanse diletakkan
didalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar.Di dalam sangkar terdapat
beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk
mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak
membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk
mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian
menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk
mencapai pisang itu.
Menurut Kohler apabila organisme
dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan
kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena
itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan
mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam eksperimennya Kohler
sampai pada kesimpulan bahwa organism dalam hal ini simpanse dalam memperoleh
pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian atau dengan insight.
4. Kurt Lewin (1890-1947)
Mula-mula Lewin tertarik pada paham
Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak kuat.
Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur
dan isi gejala kejiwaan.Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean,
yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space,
yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis
ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan
perilaku individu. Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu
berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada
waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian yang memiliki batas-batas.
Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya.
Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan
psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu
mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan
(disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Salah suatu teori Lewin
yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik. Akibat adanya vector-vector
yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang dalam suatu lapangan
psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan batin) yang jika
tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidakseimbangan.
Karakteristik
Teori Gestalt
Ada beberapa karakteristik dari teori Gestalt itu sendiri,
yaitu:
1. Mempunyai Hukum keterdekatan, hukum
ketertutupan dan hukum kesamaan.Hukum menurut Wertheimer tahun 1923, dalam
bukunya “Investigation of GestaltTheory”:
a) Hukum keterdekatan (Law of
Proximity) Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung
dianggap sebagai suatu totalitas.
b) Hukum ketertutupan (Law of Closure)
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
c) Hukum kesamaan (Law of Equivalence)
Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu
kelompok atau suatu totalitas.
2. Proses pembelajaran secara
terus-menerus dapat memperkuat jejak ingatan peserta didik.
3. Adanya pemahaman belajar Insight.
Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasi
permasalahan.
B.
Kelebihan Dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan
teori gestalt yaitu:
1. Kelebihan
Teori Gestalt
a. Teori ini lebih melihat manusia
sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus
berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt
yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu,
maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar. Inti
pembelajaran adalah mendapatkan “insight” artinya: dimengertinya persoalan,
dimengertinya hubungan, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, antara
berbagai unsur dalam situasi tertentu hingga hubungan tersebut jelas dan
akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan masalah.
b. Menghasilkan
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi.
c. Kurikulum
dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,
latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
d. Peserta
didik dapat aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.
Guru berfungsi sebagai mediator, fasilitator dan teman yang membuat situasi
menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dari peserta didik.
Tytler (1996:20) juga menambahkan bahwa dengan upaya
mengimplementasikan teori belajar kognitif dalam rancangan pembelajaran maka:
a. Siswa
dengan mudah dapat mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.
b. Siswa
dapat dengan mudah berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif
dan imajinatif.
c. Siswa
mempunyai kesempatan untuk mencoba gagasan baru.
2.
Kekurangan
Teori
Gestalt
a. menurut Gestalt sesuatu yang
dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikawatirkan akan menimbulkan
kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung sangatlah
banyak. Pemecahan masalah sangat tergantung kepada pengamatan dan apabila dapat
melihat situasi dengan tepat maka masalah dapat dipecahkan.
b. Siswa tidak dapat menemukan gaya
belajar sendiri.
c. Kuantitas kognitis lebih ditekankan
dari pada kualitas .
d. Pemecahan masalah sangat tergantung
kepada pengamatan, apabila siswa tidak mampu melihat situasi dengan tepat maka
masalah tidak dapat dipecahkan.
C.
Implementasi Teori Belajar Gestalt
dalam Pembelajaran di SD
Teori gestal merupakan teori yang
menekankan kepada pengamatan atau pemahaman siswa “insight” dalam setiap pengalaman belajar. Siswa
dituntut untuk tanggap dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar
bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Guru tidak memberikan pembelajaran secara parsial tetapi
pembelajaran yang diberikan utuh secara keseluruhan. Pemahaman yang kuat sangat
dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi suatu permasalahan dalam pembelajaran. Pembelajaran
akan lebih bermakna jika siswa secara aktif dapat menterjemah rangsangan dari
lingkungan belajar dengan pengamatan dengan proses
menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui
indera-indera seperti mata dan telinga.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori gestal sangat cocok jika
diterapkan dikelas tinggi sekolah dasar.
Pertimbangannya adalah kelas rendah masih sangat kurang dalam pengamatan dan
pemahaman untuk dapat menafsirkan rangsangan pembelajaran yang diterima. Alasan
lainya juga adalah siswa kelas rendah masih kurang mampu untuk
mengkonektivitaskan masalah yang satu dengan lainnya. Berbeda dengan kelas
tinggi, kemampuan yang matang untuk memeberikan pemahaman dengan pengamatan
untuk menafsirkan sebuah persoalan yang ada dengan menghubungkan segala
persoalan tersebut dapat terselesaikan .
Kematangan berfikir juga sangat membantu siswa dalam pemecahan masalah. Dengan
pemahaman dan pengamatan yang baik, maka memungkinkan siswa unutk dimengertinya
persoalan, dimengertinya hubungan, antara berbagai unsur dalam situasi
tertentu, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu hingga hubungan tersebut
jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan masalah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut teori Geslalt ini belajar dimulai dari
keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan terdiri atas
bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap
makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan
Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai
sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat
menekankan insight.
Kelebihan: Teori ini lebih melihat
manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus
berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Kekurangan: Karena
menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka
dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang
harus ditanggung sangatlah banyak.
B.
Saran
Teori belajar
dalam proses pembelajaran sangat beragam dan banyak, serta mempunya kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Setiap mata pelajaran mempunyai teori belajar
yang paling cocok, jadi sebaiknya teori belajar digunakan pada mata pelajaran
serta kondisi yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan.
No comments:
Post a Comment