LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
SUTRYANY
1447042002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
|
I.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Magnet
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang
masih memiliki pengaruh gaya tarik atau gaya tolak magnet, sehingga gaya tarik
magnet yang paling kuat berada pada ujung-ujungnya dan ujung magnet itu disebut
kutub magnet. Elektromagnet adalah kumparan berarus listrik yang di dalamnya terdapat
inti besi,sehingga kekuatan elektromagnet tergantung pada kuat arus, jumlah lilitan,
dan inti besi. ( Sukis Wariyono : 2008 )
Arus listrik yang mengalir pada kawat akan menghasilkan medan
magnet di sekitar kawat itu dan arah medan magnet bergantung pada arah arus. Elektromagnet
adalah kumparan kawat dengan inti bahan magnetic, sehingga jika elektromagnet
dialiri arus maka elektromagnet itu berlaku seperti magnet batang, kutub utara
dan selatan magnet terletak pada ujung-ujungnya bahkan jika arus diputus, maka
elektromagnet tidak lagi bersifat magnet. ( Elok
Sudibyo: 2008)
Magnet adalah benda yang dapat menarik
suatu benda tertentu misalnya besi atau baja yang ada di dekatnya dan setiap
magnet terdiri atas dua bagian yang mempunyai daya tariknya terbesar. Medan
magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet dimana masih ada pengaruh gaya
magnet dan benda magnetik yaitu benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet
sedangkan benda non magnetik yaitu benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
( Dewi Gunawati : 2008)
Benda-benda
magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada yang mudah dan
ada yang sulit dijadikan magnet, seperti baja sulit untuk dibuat magnet, tetapi
setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang sehingga baja
digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat
magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang, oleh
karenanya besi digunakan untuk membuat magnet sementara (magnet remanen). Benda
magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut magnet
elementer dan benda yang bukan magnet arah magnet elementernya tidak beraturan,
adapun benda magnet arah magnet elementernya teratur dan oleh sebab itu prinsip
membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer
yang tidak beraturan menjadi searah dan teratur,
sehingga ada pun tiga cara membuat magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus
listrik.
1. Membuat
Magnet dengan Cara Menggosok
Besi
yang semula tidak bersifat magnet, dapat dijadikan magnet dengan caranya besi
digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat searah agar
magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah
ke satu arah dan apabila magnet elementer besi telah teratur maupun mengarah ke
satu arah, dikatakan besi dan baja telah menjadi magnet. Ujung besi yang
digosok akan terbentuk kutub-kutub magnet. Kutub-kutub yang terbentuk
tergantung pada kutub magnet yang digunakan untuk menggosok, sehingga pada ujung
terakhir besi yang digosok akan mempunyai kutub yang berlawanan dengan kutub
ujung magnet penggosoknya.
2. Membuat
Magnet dengan Cara Induksi
Besi
dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet. Besi dan baja
diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan
baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan letaknya
teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet sehingga dapat
menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Ujung besi yang berdekatan dengan
kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub
magnet penginduksi, sehingga apabila kutub utara magnet batang berdekatan
dengan ujung A besi maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi
menjadi kutub utara atau sebaliknya.
3. Membuat
Magnet dengan Cara Arus Listrik
Besi
dan baja dapat dijadikan magnet dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti
kawat yang dihubungkan dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi
dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai,
sehingga hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke
satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet dan dapat menarik serbuk besi
yang berada di dekatnya. Magnet yang demikian disebut magnet listrik atau
elektromagnet. Besi yang berujung A dan B dililiti kawat berarus listrik. Kutub
magnet yang terbentuk bergantung pada arah arus ujung kumparan, namun jika arah
arus berlawanan jarum jam maka ujung besi tersebut menjadi kutub utara tetapi sebaliknya,
jika arah arus searah putaran jarum jam maka ujung besi tersebut terbentuk
kutub selatan.
B.
Menghilangkan
Sifat Magnet
Sifat
kemagnetan sebuah magnet dapat tahan
lama, maka dalam menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang
dipasang pada kutub magnet. Pemasangan angker bertujuan untuk mengarahkan
magnet elementer hingga membentuk rantai tertutup dan untuk menyimpan dua buah
magnet batang diperlukan dua angker yang dihubungkan dengan dua kutub magnet
yang berlawanan namun jika berupa magnet U untuk menyimpan diperlukan satu
angker yang dihubungkan pada kedua kutubnya, dari hal itulah sebuah magnet akan
hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri
arus listrik bolak-balik.
Magnet
yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan
magnet elementernya yang akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer
menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus
listrik yang selalu berubah-ubah, sehingga perubahan arah arus listrik memengaruhi
letak dan arah magnet elementer namun apabila letak dan arah magnet elementer berubah,
sifat kemagnetannya hilang.
|
II.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
|
A.
Pengamatan
1 : Bermain Sulap dengan Magnet
|
1.
Alat
a. Magnet batang atau magnet U.
b. Penjepit kertas kecil.
c. Serbuk besi.
d. Lakban.
e. Gelas.
f. Benang
2.
Bahan
a. Air.
b. Kertas.
c.
Tissue.
3.
Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan.
b. Mengikat penjepit kertas pada ujung benang,
lalu menempelkan ujung benang yang lainnya dengan lakban pada meja. Pelan-pelan
mendekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai penjepit kertas tersebut tertarik,
kemudian pengamat berhati-hati dalam melakukannya agar penjepit kertas tidak
menempel di magnet.
c.
Mengangkat magnet ke atas secara perlahan dan
mengusahakan jarak maknet antara penjepit kertas selalu sama.
d. Meletakkan maknet di meja lalu menutupinya
dengan selembar kertas, setelah itu meletakkan penjepit kertas diatasnya dan
mengusahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet dan mendekatkannya
secara perlahan-lahan.
e. Menaruh serbuk besi ke dalam gelas, dan mendekatkan
maknet dari luar gelas dan melihat proses yang terjadi pada serbuk besi
tersebut.
f. Menuangkan air ke dalam gelas berisi serbuk
besi, lalu mendekatkan magnet dari luar gelas.
g. Membuang air dalam gelas dan mengeringkan
serbuk besi dengan tissue agar tidak
karatan.
h. Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan pada
lembar kerja.
B. Peraktikum 2 : Bermain
dengan Serbuk Besi
1.
Alat
a. Sebuah magnet tapal kuda ( magnet U).
b. Serbuk besi.
c. Sendok teh.
2.
Bahan
a. Garam.
b. Kertas.
3.
Langkah kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan.
b. Mencampurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh
garam pada selembar kertas, serta mengaduknya dengan sendok teh hingga semuanya
tercampur dengan merata.
c. Mendekatkan magnet U tersebut ke atas permukaan pada serbuk besi
dan garam tersebut, serta mengamati apa yang terjadi.
d. Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada lembar kerja.
III.
HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM
|
A.
Hasil
Pengamatan Praktikum 1 : Bermain Sulap dengan
Magnet
B. Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Bermain dengan Serbuk Besi
IV.
ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
|
A.
Analisis
Pengamatan Praktikum 1 : Bermain Sulap dengan
Magnet
Langkah keempat
adalah meletakkan maknet di meja lalu
menutupinya dengan selembar kertas, setelah itu meletakkan penjepit kertas
diatasnya dan mengusahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet dan
mendekatkannya secara perlahan-lahan. Langkah kelima adalah menaruh serbuk besi kedalam gelas, dan dekatkanlah
maknet dari luar gelas dan melihat proses yang terjadi pada serbuk besi
tersebut dan menuangkan air ke dalam gelas berisi serbuk besi, lalu mendekatkan
magnet dari luar gelas. Langkah keenam adalah membuang air dalam gelas dan mengeringkan serbuk besi dengan tissue agar tidak karatan dan membuat.
Pengamat dalam hal ini menyimpulkan bahwa pada percobaan pertama magnet dan
penjepit kertas saling tarik menarik, seperti halnya dengan percobaan kedua
magnet dan penjepit dengan kertas sebagai penghantar keduanya saling tarik
menarik, begitupun dengan percobaan ketiga dan keempat.
B. Analisis Pengamatan Praktikum 2 : Bermain dengan Serbuk Besi
Praktikum
yang telah diamati adalah bermain dengan serbuk besi. Langkah pertama adalah
menyiapkan alat dan bahan yakni sebuah
magnet tapal kuda ( magnet u), serbuk besi, sendok teh dan bahannya yakni garam
serta kertas. Langkah kedua adalah mencampurkan satu sendok teh serbuk besi dan
satu sendok teh garam pada selembar kertas, serta mengaduknya dengan sendok teh
hingga semuanya tercampur dengan merata. Langkah ketiga adalah mendekatkan
magnet U tersebut ke atas permukaan pada serbuk besi dan garam. Pengamat
menyimpulkan bahwa dari hasil pengamatan garam ketika di letakkan dibagian
atasnya maka magnet hanya mampu menarik serbuk besi, sehingga pengamat
beranggapan bahwa magnet hanya mampu menarik benda yang memiliki proton dan
elektron yang tinggi yang tidak seperti dengan garam.
V.
KESIMPULAN
|
A. Kesimpulan Pengamatan Praktikum 1 :
Bermain Sulap dengan Magnet
Pengamatan yang telah dilakukan bahwa
semakin tebal media yang digunakan maka gaya tarik magnet akan semakin sedikit.
B. Kesimpulan Pengamatan Praktikum 2 :
Bermain dengan Serbuk Besi
Pengamatan yang telah dilakukan bahwa
magnet hanya mampu menarik benda yang memiliki proton dan elektron tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawati Dewi. dkk 2008.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dan Kontekstual IX untuk SMP/MTS.Jakarta:
Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wariyono Sukis. dkk 2008. Mari
Belajar Ilmu Alam Sekitar 3 Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTS.Jakarta
: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudibyo Elok. dkk 2008. Mari
Belajar IPA 3 Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS Kelas IX.Jakarta : Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
.
Wahh.. Bermanfaat sekali.. Terimakasih ilmunya:)
ReplyDeleteJangan lupa berkunjung ke blog kami juga ya:)
ReplyDelete