TEORI
BELAJAR
Oleh
:
SUTRYANY
1447042002
M31
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
Beberapa Teori Belajar Antara Lain :
1.
Kelompok 1 Teori Belajar Koknitif Menurut Jean Plaget
Teori koknitif mementingkan perubahan tingkah laku yang
di dukung dengan interaksi organisme lingkungannya yang bersifat relatif tetap.
Kekurangannya pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta
didik untuk mengingat yang diberikan karena teori ini menekankan pada daya
ingat peserta didik untuk lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru. Kelebihannya
dalam penerapan teori belajar kognitif ini perlu di perhatikan kemampuan
peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah di terimanya,
sehingga teori ini cocok di kelas manapun walaupun guru haruslah memahami bahwa anak menangkap dan
menerjemahkan sesuatu berbeda-beda dan tidak semua anak mampu memahami apa yang
ia lihat.
2.
Kelompok 2 Teori Kognitivisme Menurut Kohler Dan Bandura
Teori belajar kognitivisme mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri,
sehingga belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
tetapi melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Kelebihan dari teori
ini lebih menjadikan siswa untuk kreatif dan mandiri, sehingga mampu siswa
memahami bahan belajar secara lebih mudah. Kekurangannya tidak menyeluruh untuk
semua tingkat pendidikan karena sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut,
oleh karena itu dalam menyampaikan materi guru hendaknya mengkaitkan antara
situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik yang melibatkan peserta
didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan
masyarakat.
3.
Kelompok 3 Teori Pemprosesan Belajar menurut Gegne
Teori belajar pemrosesan informasi merupakan proses
internal yang menarik perhatian yang bertujuan merangsang ingatan, dan menyajikan bahan bimbingan belajar. Kelebihannya siswa untuk
melatih siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kekurangannya apabila seorang
guru tidak mampu menyampaikan meteri pembelajaran dan tidak mampu menciptakan
metode yang menarik perhatian siswa. Teori ini cocok di kelas rendah maupun
tinggi karena guru haruslah kreatif dalam menyampaikan materinya dan memahami
tahapan dari pola pikir anak, yang di mana pada kelas lebih rendah perlu
pembinaan yang intensif begitupun pada
kelas tinggi guru haruslah mampu memberikan suatu media serta perlu berfikir
keras untuk menyajikan materi ajar yang menarik dan mudah dipahami.
4. Kelompok
4 Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik mengutamakan perubahan tingkah laku hasil
pengamatan serta sebagai stimulus dan renspon. Kelebihannya yakni lebih
menekankan pada pencapaian sebuah tujuan yang jelas, menanggapi secara otomatis
segala respon yang diberikan oleh siswa, serta membiarkan guru untuk bersikap
aktif atau peka dalam situasi maupun kondisi belajar, dan melatih seorang anak
yang masih membutuhkan peran orang dewasa yang suka meniru. Kekurangan pada
teori ini yakni belajar bersifat linear dan komunikasi berlangsung dan berperan
sebagai pendengar dalam proses pembelajaran sehingga siswa menghafal apa yang
di degar tersebut yang dipandang sebagai
cara belajar sehingga apa yang dipahami guru itulah yang harus dipahami oleh
siswa.
5. Kelompok 5 Teori Belajar Gestalt
Teori belajar gestalt menentukan proses belajar yang
tergantung pada pengaturan objek yang dilihat masa kini dan bukan hasil belajar
dimasa lampau. Kelebihannya yakni cara peserta didik untuk menyelesaikan setiap
persoalan, serta dirancang untuk memungkinkan keterampilan sehingga ia dapat
aktif dan menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Kekurangan teori ini
yakni sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan akan menimbulkan
kesulitan dalam proses belajar dan siswa pun tidak dapat menemukan gaya belajar
sendiri. Teori ini di kelas rendah
dalam pengamatan dan pemahaman belum dapat menafsirkan rangsangan pembelajaran
yang diterima dan di kelas tinggi
mulai mampu untuk menafsirkan sebuah
persoalan yang ada.
6. Kelompok 6 Teori Belajar Menurut Thorndike
Menurut thorndike belajar meupakan suatu peristiwa
terbentuknya stimulus dengan respon. Kelebihan teori ini yakni dengan sering
melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan sehingga seseorang
cenderung memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama pula.
Kekuranganya yakni tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks dan
tidak mampu menjelaskan alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan
respon yang tidak dapat menjawab hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
yang diberikan oleh respon. Teori ini cocok diterapkan
pada anak kelas rendah, karena mereka
merasa senang apabila memperoleh hadiah dari gurunya, begitupun di
kelas tinggi karena semua anak pasti senang akan apa yang ia dapatkan.
7. Kelompok 9 Teori Belajar Ausubel
Pada teori ausubel menekankan pada proses mengaitkan
informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang, dimana pembelajaran bermakna dengan suatu proses pembelajaran
informasi baru dihubungkan melalui pembelajaran. Kelebihannya Informasi yang
diperoleh secara bermakna lebih lama diingat dan informasi yang dilupakan
setelah dikuasai akan meninggalkan bekas dalam ingatan kita. Kelebihannya yakni
guru kurang bisa menerapkan pada kelas tingkat tinggi karena siswa yang tidak
dapat belajar dengan pendekatan bermakna dan
kurang efektif apabila diberikan pembelajaran bermakna yang mana
pembelajaran bermakna disini adalah memberikan kegiatan secara langsung untuk
pendidikan tingkat tinggi menyita banyak waktu.
8.
Kelompok
7 Teori Skinner
Teori Skinner menekankan pada proses yang disebabkan oleh adanya syarat
tertentu dengan berupa rangsangan. Kekurangannya dalam teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap,
serta analisa yang berhasil bergantung pada keseringan respon sukar yang diterapkan
pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Kelebihannya yakni seorang pendidik diarahkan untuk menghargai setiap
anak didiknya, sehingga ditunjukkan
dengan dihilangkannya sistem hukuman, serta didukung dengan pembentukan
lingkungan yang baik. Teori ini cocok untuk diaplikasikan pada siswa kelas
rendah dan kelas tinggi karena setiap anak menyukai diberi sebuah hadiah atau
penguatan untuk menjadi sebuah motivasi untuk anak dan mereka akan lebih giat
dalam belajar .
9.
Kelompok
8 Teori Bruner
Menurut Bruner belajar merupakan aktifitas yang
berproses, yang didalamnya terjadi perubahan yang bertahap dengan menekankan
adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Kelebihannya yakni belajar penemuan
digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna, sehingga pengetahuan
yang diperoleh peserta didik akan mudah diingat dan penggunaan belajar penemuan
mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivasi belajar. Kekurangannya yakni
belajar memerlukan kecerdasan anak yang tinggi dan bila kurang cerdas hasilnya
kurang efektif. Teori ini cocok digunakan di kelas tinggi dengan siswa dapat
kesempatan untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui hal
yang dijumpai untuk dibimbing secara induktif .
10. Kelompok 10 Teori Kontruktivisme
Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Kelebihannya
yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan
secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, serta memberi siswa
kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga dapat mendorong siswa
berpikir kreatif, dan imajinatif. Kekurangannya yakni siswa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, serta ketidak siapan siswa untuk merancang strategi,
berfikir dan menilai sendiri pengajaran berdasarkan pengalamannya sendiri ,
sehingga tidak semua siswa mempunyai
pengalaman yang sama dan situasi maupun kondisi tiap sekolah tidak sama.
No comments:
Post a Comment