Judul : Rasional, Pengertian, Langkah-Langkah Perancangan
Pembelajaran Serta Model-Model Mengajar
KATA PENGANTAR
Segala
puji patut disampaikan kepada Allah SWT. Serta tak lupa pula kita kirimkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi
Mugammad Saw. atas selesainya pembuatan makalah kami yang berjudul “Rasional, Pengertian dan Langkah-Langkah Perancangan Pembelajaran serta
Model-Model Mengajar”
.
Seperti kata pepatah, “Tak ada
gading yang tak retak”, hasil kami tidaklah sesempurna apa yang di inginkan
pembaca. Namun, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki
dam makalah ini lebih baik.
Oleh karena itu, kami berharap
semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi semua terutama
kami selaku penulis.
Makassar,
1 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Rasional Perancangan Pembelajaran
B.
Pengertian Perancangan Pembelajaran
C.
Langkah
– Langkah Perancangan Pembelajaran
D.
Silabus
Mata Pelajaran
E.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp)
F. Pengertian Dan Rumpun/Jenis
Model Pembelajaran
G.
Unsur-Unsur
Model Pembelajaran
H.
Sepuluh
Model Pembelajaran Pilihan
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seperti
diketahui, konsep strategi pembelajaran memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
perancangan dan pelaksanaan. Strategi pembelajaran pada dimensi peracangan
merupakan pemikiran dan pengupayaan secara strategis untuk merumuskan, memilih dan
atau menetapkan serta mengembangkan dan mengorganisir komponen-komponen sistem
pembelajaran sehingga tercipta keserasian dan keterpaduan diantara
komponen-komponen tersebut.untuk mampu melaksanakan tugas tersebut, seorang
guru perlu memiliki wawasan yang mantap tentang aspek perancangan pembelajaran.
Proses
pembelajaran yang berlangsung dikelas berintikan interaksi antara guru disatu
pihak dengan siswa dipihak lain yang diarahkan kepada tercapainya tjuan
pembelajaran secara optimal. Dalam proses interaksi tersebut guru merupakan
faktor kunci yang amat menentukan dengan sekian banyak fungsi dan peranannya,
seperti sebagai desainer, sebagai fasilitator, dan sebagai motivator
pembelajaran. Sehubungan dengan peranannya sebagai desainer pembelajaran, salah
satu tugas guru adalah memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan komponen komponen sistem
pembelajaran yang lain, dan yang sesuai dengan ciri/karakteristik perkembangan
peserta didik yang akan diajarnya.
Pembelajaran
yang dilakukan oleh guru di kelas seyogianya tidak hanya beriorentasi pada
kekinian, akan tetapi tidak kurang pentingnya adalah bersifat prospektif atau
beriorentasi kemasa depan. Untuk mampu melakuakan fungsi/tugas tersebut,
seorang guru perlu memahami profil dan anatomi dari setiap pembelajaran yang
akan dipilih dan digunakannya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagainamanakah
rasional/ pentingnya perancangan pembelajaran?
2.
Apakah
pengertian perancangan pembelajaran ?
3.
Apakah
itu silabus ?
4.
Apakah
itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
5.
Apakah
pengertian dan rumpun /jenis model pembelajaran?
6.
Apa
sajakah unsur-unsur model pembelajaran?
7.
Apasajakah
sepuluh model pembelajaran pilihan?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
rasional/ pentingnya perancangan pembelajaran?
2.
Untuk mengetahui
pengertian perancangan pembelajaran ?
3.
Untuk mengetahui
apa itu silabus ?
4.
Untuk mengetahui
apa itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
5.
Untuk mengetahui
apa pengertian dan rumpun/jenis model pembelajaran?
6.
Untuk mengetahui
unsur-unsur model pembelajaran?
7.
Untuk mengetahui
sepuluh model pembelajaran pilihan?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Rasional Perancangan Pembelajaran
Sebagai
upaya awal dari kegiatan pembelajaran yang sangat kompleks,perancangan
pembelajaran menduduki posisi yang sangat menentukan.
a.
Pembelajaran
berintikan interaksi antara guru disatu pihak dengan siswa dipihak lain.
b.
Pembelajaran
pada hakekatnya merupakan suatu system.
c.
Sebagai
suatu aktivitas, perancangan pembelajaran diarahkan kepada dihasilkannya suatu
‘’rancangan (rencana) pembelajaran’’ untuk digunakan sebagai pedoman atau
pengangandalam pengolahan proses pembelajaran.
2. Pengertian Perancangan Pembelajaran
Secara harfiah, konsep perancangan pembelajaran
menunjuk kepada “aktivitas merancang dan mempersiapkan segala sesuatu berkenaan
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.” Ditinjau dari substansinya, konsep
perancangan pembelajaran diartikan sebagai “aktivitas mengembangkan dan
mengorganisir komponen-komponen sistem instruksional secara sistemik dan
sistematik.
Pengertian perancangan pembelajaran yang dimaksud,
mengandung tiga unsur pokok,yaitu :
a.
Aktivitas
mengembangkan dan mengorganisir komponen-komponen sistem instruksional.
b.
Secara
sistemik mengandung makna bahwa di dalam mengembangkan dan mengorganisir
komponen-komponen sistem instruksional tersebut bertumpu pada kerangka berfikir
sistem yang menghendaki terjadinya interaksi dan kaitan logis fungsional antar
komponen dari sistem pengajaran tersebut.
c.
Secara
sistematik mengandung makna bahwa didalam upaya mengembangkan dan mengorganisir
komponen-komponen sistem intruksional
tersebut harus dilakukan sesuai prosedur atau dengan mengikuti urutan
langkah-langkah tertentu.
3. Langkah
– Langkah Perancangan Pembelajaran
Pada umumnya model perancangan pembelajaran terdiri atas
komponen-komponen :
a.
Topik/
satuan bahasan yang akan diajarkan,
b.
Situasi
permulaan ( entering behavior),
c.
Tujuan
instruksional,
d.
Evaluasi,
e.
Materi
( bahan ) pengajaran,
f.
Kegiatan
belajar-mengajar,
g.
Media
pengajaran.
4. Silabus
Mata Pelajaran
Dalam proses pelaksanan pembelajaran di kelas, silabus memiliki
peran dan fungsi
yang sangat strategis. Dikatakan demikian karena silabus merupakan acuan
( titik tolak ) dan sekaligus menjadi muara dari keseluruhan aktivitas pembelajaran yang berlangsung di
kelas. Silabus dalam hal ini bermanfaat sebagai pedoman sumber
pokok dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, mulai dari
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan sistem penilaian.
Dalam perspektif ini, seorang guru
dituntut untuk memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pengembangan silabus.
Pada bagian ini akan dibahas beberapa aspek yang berkaitan dengan
silabus,yaitu.
a.
Pengertian
silabus,
Istilah silabus merupakan istilah yang demikian akrap
dikalangan guru bahkan dapat dikatakan bagi seorang guru tidak ada hari tanpa
silabus. Kata silabus merupakan naturalisasi dari kata inggris yaitu syllabus
yang berarti ikhtirsar, rencana pembelajaran, silabus ( Echols dan Shadily,
1975:595. Silabus, menurut BNSP (2006) merupakan rencana pembelajaran pada
suatu dan /atau kelompok mata mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran,indicator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar.
Dalam pada itu menurut kurikulum 2006 ( standar isi). Silabus diartikan sebagai jabaran standar isi
dan kompetensi dasar kedalam indikator, waktu yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi dasar, pengalaman belajar ( lerning experience) yang bisa diselenggarakan oleh guru untuk peserta
didik, penilaian untuk kompetensi dasar dan indikatornya, serta sumber belajar
yang disarankan.
b.
Komponen
dan format silabus
Secara lengkap komponen-komponen silabus beserta
penjelasannya adalah sebagai berikut.
·
Identitas
silabus adalah komponen yang berisi tentang : nama sekolah, nama mata
pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan alokasi
waktu.
·
Standar
kompetensi adalah kualifikasi kemamouan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan
dikusai pada tingkat dan/atau semester.
·
Kompetensi
dasar adalah senjumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu.
·
Materi
pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa sebangai
sarana pencapaian kompetensi dasar.
·
Pengalaman
belajar adalah kegiatan belajar yang dirancang untuk melibatkan mental dan
fisik siswa melalui interaksi antar peserta didik, serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, dalam rangka pencapaian
komprtensi.
·
Indikator
merupakan penanda tantang ketercapaian kuasai kompetensi yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diatur.
·
Penilaian
merupakan serangkaian kegiantan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
tenta proses dan hasil belajar peserta didikyang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
·
Alokasi
waktu adalah taksiran/perkiraan rerata waktu yang digunakan oleh peserta didik
untuk menguasai kompetensi dasar dalam proses pembelajaran.
·
Sumber/bahan/alat
adalah semua rujukan, obyek atau bahan yang digunakan untuk kengiatan
pembelajaran . sumber belajar dapat berupa orang (guru atau narasumber lain)
dan dapat berupa bukan orang seperti media cetak, perpustakaan ,media cetak ,
dan elektronik, serta lingkungan fisik,alam, social, dan budaya.
c.
Prinsip
pengembangan silabus,
·
Ilmiah,
dalam arti keseluruhan materi dan kengiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggujawabakan;
·
Relevan, dalam
arti cukupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajiaan materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat dan perkembangan fisik, intelektual sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.
·
Sistematis
dalam arti komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
·
Konsisten,
dalam arti terjadinya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
·
Memadai,dalam
arti cukupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
·
Aktual
dan konstektual, dalam arti cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar,dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi,dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,dan peristiwa yang terjadi.
·
Fleksibel,
dalam arti keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntunan
masyarakat.
·
Menyeluruh,
dalam arti komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif,afektif,dan psikomotor).
d.
Langkah-langkah
pengembangan silabus.
·
Mengaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang akan dibuatkan
silabusnya.
·
Mengidentifikasi
materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian dasar.
·
Mengembangakan
kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar.
·
Merumuskan
indikator pencapaian kompetensi.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
pengetahuan ( kognitif ), sikap ( afektif ), dan keterampilan (psikomotor).
·
Penentuan
jenis penilaian.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan penafsiran data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
·
Menentukan
Alokasi Waktu.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per-minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
·
Menentukan
Sumber Belajar.
Sumber belajar adalah rujukan, obyek, dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber,serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar berdasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/ pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
5. RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Pengertian Rencana Pelaksanaan
(RPP)
Rencana
pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya adalah program pembelajaran yang siap
pakai, yang berisikan komponen-komponen sistem intruksional yang telah di
organisir/ ditata sedemikian rupa sehingga memiliki keterkaitan sinergis (logis
fungsional) satu sama lain dalam upaya pencapaian tujuan dari sistem
intruksional ( pembelajaran).
B. Fungsi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Rencana
pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini berfungsi yakni :
·
Sebagai
persiapan bagi guru baik dalam arti persiapan mental maupun persiapan fisik
yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran dan cara mengajarkannya.
·
Sebagai
acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien.
·
Mempermudah,memperlancar
dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
·
Mempertajam
hayatan guru terhadap komponen-komponen sistem intruksional dalam arti bahwa
dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara professional, stematisdan
berdaya guna,maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana.
C. Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Rencana
pelaksanaan pembelajaran terdiri atas sejumlah komponen yaitu
·
Identitas
·
Kompetensi
dasar
·
Indikator
·
Tujuan
pembelajaran
·
Materi
ajar
·
Metode
pembelajaran
·
Langkah-langkah
pembelajaran
·
Sumber
/ bahan / alat pembelajaran
·
Penilaian
D. Langkah-langkah penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berkaitan secara sinergis satu sama lain. Sehubungan
dengan itu, penerapan langkah-langkah perancangan pembelajaran yang telah
diuraikan pada halaman 132 – 143 betul-betul harus mengekomodasi prinsip/ciri
sistemik dari sistem pembelajaran tersebut.
6. Pengertian
dan Rumpun/Jenis Model Pembelajaran
Istilah
model pembelajaran yang diintrodusir oleh Joyce dan Weil adalah istilah yang
memiliki kaitan makna/pengertian dengan beberapa konsep pembelajaran yang lain,
seperti pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode
pembelajaran. Secara umum, istilah istilah model diartiakn sebagai
penyederhanaan atau simplifikasi dari sejumlah aspek dunia nyata, secara benar
dan nyata. Dalam persfektif ini model berfungsi mereduksi dan menata informasi
yang begitu banyak menjadi sederhana, baik dalam ukurannya maupun bentuknya,
dan dapat digunakan sebagai alat menganalisis sesuatu. Sedangkan secara khusus,
istilah “ model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam
melakukan sesuatu kegiatan. an
Sejalan
dengan pengertian khusus tersebut, model pembelajaran, didefinisikan oleh Joyce
dan Weil (1986 : ) sebagai “ kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistem
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman bealajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentudan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Joyce
dan Weil mengklasifikasikan model-model pembelajaran ke dalam empat rumpun
model, yaitu :
1.
Rumpun
Model-Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Models)
Model-model pembelajaran yang
termasuk dalam rumpun ini. Bertolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi
oleh manusia dalam memperkuat dorongan-dorongan internal (dari dalam diri)
untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,merasakan
adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta mengembangkan bahasa
untuk mengungkapnya.model pembelajaran dalam dalam rumpun ini menekankan pada
pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memproses informasi sehingga
peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang memiliki kemampuan dalam
memproses informasi.
2.
Rumpun
model-model interaksi sosial (social models)
rumpun model-model personal
bertolak dari pandangan kedirian atau”selhfood” dari individu.proses pendidikan
sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri
dengan baik, sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penggunaan model-model
pembalajaran dalam rumpun personal ini lebih memusatkan perhatian pada
pandangan perseorangan dan berusaha dan menggalakkan kemandirian yang produktif
sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuan
hidupnya.
3.
Rumpun
model-model interaksi sosial (social models)
Penggunaan rumpun model-model
interaksi sosial ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerja sama
dari para siswa. Model pembelajaran rumpun interaksi sosial didasarkan pada dua
asumsi pokok, yaitu (a) masalah-masalah sosial diidentifikasi dan dipecahkan
atas dasar dan melalui kesepakatan-kesepakatan yang diperoleh didalam dan
dengan menggunakan proses-proses sosial, dan (b) proses sosial yang demokratis
perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti yang
seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.
4.
Rumpun
model-model sistem(behavioral systems)
Rumpun model-model sitem
perilaku memntingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan
manipulasi penguatan tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehingga
terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
7. Unsur-Unsur
Model Pembelajaran
Keempat rumpun model pembelajaran yang telah dikemukakan di
atas, menurut joice dan weil (1986;16-19) memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Sintaks
(syntax) yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase /tahap
–tahap yang harus dilakukan oleh guru bila ia menggunakan model pembelajaran
tertentu.
2.
Sistem
sosial (the social system) adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat
terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku
dalam penggunaan model tertentu).
3.
Prinsip
reaksi (principles pf reaction) berkaitan dengan pola kegiatan yang
menggambarakan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa,
termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa.
4.
Sistem
pendukung (support system) adalah penunjang keberhasilan palaksanaan kegiatan
pembelajaran dikelas
5.
Dampak
intruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effects).
8. Sepuluh
Model Pembelajaran Pilihan
1.
Model Pencapaian Konsep
Model pencapaian konsep merupakan pola pembelajaran yang
dirancang untuk memperoleh konsep melalui suatu proses yang beriorentasi pada (i)menerima
konsep yang diawali dengan guru mengajukan contoh-contoh (eksempral) dari
konsep yang akan diajarkan,(ii) mempertimbangkan dan memilih konsep dalam hal
mana siswa mengidentifikasi, mengajukan hipotesis, menganalisis, dan
membandingkan ciri atau (atribut) esensial dan yang tidak esensial dari contoh-contoh
yang diajukan oleh guru tersebut dan (iii) diakhiri dengan kesimpulan tentang
nama dari konsep tersebut.
2.
Model
Berpikir Induktif
Model berpikir induktif adalah pola pembelajaran yang
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif dan ilmiah ( kemampuan
mengolah fakta-fakta khusus sampai kepada generalisasi/ pembentukan teori ).
Disamping itu mealaui model ini daya kritis individu juga dapat dikembangkan.
Pengembangan
kemampuan berpikir induktif dan ilmiah ini amat penting mengingat bahwa di
dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang menghadapi berbagai masalah yang
membutuhkan pemechan (solusi).
3.
Model
Pemandu Awal ( Advanced Organizer )
Model pemandu awal adalah pola pembelajaran yang di desain
untuk mewujudkan pembelajaran menjadi lebih bermakna melalui organisator
tertinggi yang bersifat utuh dan komperhensip dari suatu materi yang diajarkan.
Pemandu awal didesain dalam bentuk berupa kerangka-kerangka dasar yang menjadi
batang tubuh materi yang dipersentasikan yang berisi penjelasan, integrasi dan
interelasi konsep-konsep dasar dengan struktur dan organisasi tertinggi dan
umum dari materi yang akan diajarkan.
4.
Model
Sinektiks (Synectics)
Model sinektiks adalah pola pembelajaran yang didesain
untuk melatih siswa mengembangkan (i) keterampilan memecahkan masalah secara
kreatif, (ii) kreativitas pribadi, dan (iii) rasa simpati, dan kemapuan membuat
tilikan dalam hubungan sosial.
5.
Model
Pertemuan Kelas (The Classroom Meeting)
Pertemuan kelas adalah pola pembelajaran yang dirancang
untuk mengembangkan (i) pemahaman diri sendiri, dan (ii) rasa tanggung jawab
pada diri sendiri. Model ini dikembangkan oleh William Glaser dengan teorinya
yang dia sebut reality therapy. Konsep pokok yang terkandung da reality therapy
Glaser adalah bahwa sebagian besar problem yang dihadapi oleh seseorang pada
hakekatnya bukanlah penyakit mental yang membutuhkan spesialis untuk
mengatasinya.
6.
Model
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Model investigasi kelompok adalah pola belajar mengajar
yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpartisipasi secara
demokratis dan pemecahan masalah secara demokratis.
7.
Model
Penyelidikan Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry)
Model penyelidikan yurisprudensial merupakan pola
pembelajaran yang didisain untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah nilai / hukum yang berkaitan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Secara esensial model ini merupakan pendidikan kewarganegaraan tingkat tinggi.
8.
Model
Penelitian Ilmu Sosial (Socisl Science Inquiry)
Model penelitian ilmu sosial adalah pola belajar mengajar
yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan masalah dengan menggunakan
penalaran logis berdasarkan penelitian ilmiah. Model ini juga mengembangkan
pengertisn tentang kesederajatan manusia dalam kehidupan.
9.
Mode
Kontrol Diri
Mode kontrol diri adal model pembelajaran yang dirancang
untuk melatih siswa (i) mengenal prinsip-prinsip perilaku, (ii) melakukan
pengontrolandiri sendiri untuk berperilaku yang lebih baik. Pada rancangan
tersebut kondisi lingkungan diubah sehingga diharakan dapat mendorong terjadinya
perilaku yang dikehendaki.
10.
Model
Belajar Simulasi
Sebagai model pembelajaran, simulasi merupakan penerapan
dari prinsip sistematika dalam dunia pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran berintikan
interaksi antara guru disatu pihak dan siswa dipihak lain. Secara harfiah,
konsep perancangan pembelajaran menunjuk kepada “aktivitas merancang dan
mempersiapkan segala sesuatu berkenaan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.” Ditinjau dari substansinya, konsep perancangan pembelajaran
diartikan sebagai “aktivitas mengembangkan dan mengorganisir komponen-komponen
sistem instruksional secara sistemik dan sistematik.
Silabus diartikan sebagai jabaran
standar isi dan kompetensi dasar kedalam indikator, waktu yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi dasar, pengalaman belajar ( lerning experience) yang
bisa diselenggarakan oleh guru untuk
peserta didik, penilaian untuk kompetensi dasar dan indikatornya, serta sumber
belajar yang disarankan.
Model
pembelajaran, didefinisikan sebagai “ kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistem sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman bealajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentudan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran.
B. Saran
Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan para pembaca tentang “Rasional, Pengertian dan Langkah-Langkah
Perancangan Pembelajaran serta Model-Model
Mengajar”. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini, semoga para pembaca dapat memakluminya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mappasoro.
(2014). Strategi Pembelajaran,
Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Rusman
(2011). Model-model pembelajaran,
mengembangkan profesionalisme guru. Bandung : Rajawali Pers
No comments:
Post a Comment