Wednesday, 22 April 2015

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN KELOMPOK 2








MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA


Oleh
JUMARDAN                         (1447040004)
DEVI AMI SAPITRI              (1447040005)
RESKI RAMADANI             (1447040006)
NURMAWA’DA                    (1447040007)
NURUL ULFAYANI A         (1447040008)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini tentang mata kuliah Strategi Pembelajaran.
          Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI SERTA STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Makassar. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Makassar, 28  Februari  2015
  

Kelompok 2,
 BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran. Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Dalam konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Maka dari itu, untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan kita harus menyusun berbagai strategi pembelajaran atau kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.
Makalah yang kami susun ini berjudul TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI SERTA STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA. Di dalamnya mencoba membahas  secara terperinci bagaimana seharusnya kita menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pendidikan.

B.   Rumusan Masalah
Terdapat beberapa identifikasi masalah pada makalah ini yang perlu diselesaikan antara lain: mengapa penting perumusan tujuan pembelajaran, klasifikasi tujuan pendidikan, apa saja standar kompetensi lulusan dan kelompok mata pelajaran, bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, serta pengertian: (strategi, metode, pendekatan), apa jenis-jens strategi pembelajaran, pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran, apa prinsip-prinsip pengunaan strategi pembelajaran, dan bagaimana pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (PBSA).

C.   Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah pembaca dapat memahami perumusan tujuan pembelajaran, standar kompetensi lulusan dan kelompok dalam pembelajaran, serta mengetahui pembelajaran berorientasi siswa aktif (PBSA)
















BAB II PEMBAHASAN
1.    TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI
A.   Pentingnya Perumusan Tujuan
Mengajar bukan hanya sekedar ceramah yang diukur oleh seberapa banyak materi itu telah disampaikan kepada siswa, melainkan mengajar adalah proses untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, criteria keberhasilannya diukur oleh bagaimana aktivitas siswa untuk mempelajari bahan pelajaran serta seberapa banyak materi yang telah  dikuasainya itu mampu memmengaruhi pola pikir siswa.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirmuskan dalam merancang suatu program pembelajaran.
1.    Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran.
2.    Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3.    Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran.
4.    Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Atas dasar hal tersebut, maka setiap guru perlu memahami dan terampil merumuskan tujuan pembelajaran.
B.   Tingkatan Tujuan
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik. Tujuan di klasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1.    Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggaraan pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan.
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk  watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan seperti dalam rumusan  di atas merupakan rumusan tujuan yang sangat ideal yang sulit untuk direalisasikan dan diukur keberhasilannya, karena memang tidak ada ukuran atau criteria yang pasti. Sampai saat ini, belum ada rumusan dan ukuran yang jelas yang bagaimana berkembangnya potensi manusia itu, manusia yang bagaimana yang berilmu itu; atau manusia seperti apa yang bertakwa itu. Olrh karena kesulitan itulah maka tujuan pendidikan yang bersifat umum itu perlu dirumuskan lebih khusus.
2.    Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan  sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang  pendidikan, seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.
 Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 dijelaskan standar kometensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri da mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah  kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejurusannya. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
3.    Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
Pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas:
1.    Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2.    Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebanggaan da cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
3.    Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis peserta didik.
4.    Kelempok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5.    Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan: membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani da rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
4.    Tujuan Pembelajaran/Instruksional
Tujuan pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan istruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka  mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

C.   Tujuan dan Kompetensi
Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan untuk memudahkan dalam merancang strategi dan indikator keberhasilannya.
Dalam kompetensi sebagai tujuan. Di dalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu:
1.    Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif. Misalnya, seorang guru sekolah dasar mengetahui teknik-teknik mengidentifikasi kebutuhan siswa, dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa.
2.     Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu. Misalnya, guru sekolah dasar bukan hanya sekedar tahu tentang teknik mengidentifikasi siswa, tapi juga memahami langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses mengidentifikasi tersebut.
3.    Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu. Misalnya, kemahiran guru dalam menggunakan media dan sumber pembelajaran dalam proses belajar mengajar di dalam kelas; kemahiran guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
4.    Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu. Nilai inilah yang selanjutnya akan menuntun setiap individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Misalnya, nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, nilai keterbukaan, dan lain sebagainya.
5.    Sikap (attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Misalnya, senang-tidak senang, suka-tidak suka, dan lain sebagainya. Sikap erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki individu, artinya mengapa individu bersikap demikian? Itu disebabkan nilai dimilikinya.
6.    Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang melakukan aktivitas tertentu.
Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukan hanya sekedar pemahaman terhadap materi pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi itu dapat memengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Klasifikasi kompetensi mencakup
1.    Kompetensi Lulusan, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan pendidikan tertentu. Misalnya, kompetensi lulusan SD/MI, SMP/MTs/, SMA/MA, dan SMK. Dilihat dari tujuan kurikulum, kompetensi lulusan termasuk tujuan institusional.
2.    Kompetensi Standar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang pendidikan yang diikutinya. Misalnya, kompetensi yang harus dicapai oleh mata pelajaran IPA di SD, kulum, kompetensi standar termasuk pada tujuan kurikuler.
3.    Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.dilihat dari tujuan kurikulum, kompetensi dasar termasuk pada tujuan pembelajaran.

D.   Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Tujuan institusional dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dicapai setelah siswa mengalami proses pembelajaran dalam satuan pendidikan tertentu
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) merumuskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada setiap satuan pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLByang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada setiap satuan pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B), dan satuan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK).
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) seperti yang dirumuskan BSNP adalah sebagai berikut:
1.    SD/MI/SDLB*/Paket  A
a.    Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
b.    Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
c.    Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
d.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
e.    Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
f.     Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru.
g.    Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan menyadari potensinya.
h.    Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial dan lingkungan sekitar.
i.      Menunjukkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, Negara, dan tanah air Indonesia.
j.      Berkomunikasi yang jelas dan santun.
k.    Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong. Dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

2.      SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a.    Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
b.    Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
c.    Menunjukkan percaya diri.
d.    Mematuhi aturan-aturan social yang berlaku dalam lingkunagan yang lebih luas.
e.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
f.     Mencari  dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif.
g.    Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri dengan potensi yang dimilikinya.
h.    Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
i.      Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
j.      Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
k.    Menghargai adanya perbedaan pendapat.

3.    SMA/MA/SMALB*/Paket C
a.    Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.
b.    Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilakuu,perbuatan, dan pekerjaannya.
c.    Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
d.    Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.
e.    Menunjukkan kemampuann menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.
f.     Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
g.    Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
h.    Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.
i.      Mengekspresikan karya seni dan budaya.
j.      Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan.

4.    SMK/MAK
a.    Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.
b.    Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangan.
c.    Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social.
d.    Membangun dan menerapkan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
e.    Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayakan diri.
f.     Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
g.    Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.
h.    Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan social.
i.      Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
j.      Berkomunikasikan lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
k.    Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.

E.     Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran:
1.    Agama dan Akhlak mulia
2.    Kewarganrgaraan dan kepribadian
3.    Ilmu pengetahuan dan teknologi
4.    Estetika
5.    Jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni:
1.    Agama dan Akhlak Mulia
SD/MI/SDLB*/Paket A
a.    Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
b.    Menunjukkan sikap jujur dan adil.
c.    Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
d.    Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
e.    Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya.
f.     Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesame manusia dan lingkungan makhluk ciptaan Tuhan.

SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a.    Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
b.    Menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
c.    Memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi.
d.    Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
e.    Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya.
f.     Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab.
g.    Menghargai perbedaan pendapat.

SMA/MA/SMALB*/Paket C
a.    Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
b.     Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi, dan budaya dalam tatanan global.
c.    Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social.
d.    Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
e.    Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan.
f.     Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab.
SMK/MAK
a.    Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
b.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi, dan budaya dalam tatanan global.
c.    Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social.
d.    Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan.
e.    Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama.
f.     Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab.
2.    Kewarganegaraa dan Kepribadian
SD/MI/SDLB*/Paket A
a.    Menunjukkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, Negara dan tanah air Indonesia.
b.    Mematuhi aturan-aturan social yang berlaku dalam lingkungannya.
c.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi, di lingkungan sekitarnya.
d.    Mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
e.    Berkomunikasi secara santun.
f.     Menunjukkan kegemaran membaca.
g.    Berkerja sama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a.    Menerapkan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam NKRI.
b.    Memenuhi aturan-aturan social, hokum dan perundangan.
c.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi, dalam lingkup nasioanal.
d.    Menunjukkan sikap percaya diri.
e.    Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
f.     Menghargai adanya perbedaan pendapat.
g.    Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
SMA/MA/SMALB*/Paket C
a.    Berpatisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam NKRI.
b.    Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social, hukum dan perundangan.
c.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi, dalam tatanan global.
d.    Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
e.    Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
f.     Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi.
g.    Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk meningkatkan ketakwaan dan memperkuat kepribadian.

SMK/MAK
a.    Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.
b.    Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social, hukum dan perundangan.
c.    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi, dalam tatanan global.
d.    Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
e.    Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.
f.     Berkarya secara kreatif, baik individual maupun kelompok.
g.    Menunjukkan apresiasi terhadap karya estetika.
3.    Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
SD/MI/SDLB*/Paket A
a.    Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreaif.
b.    Menujukkan kemampuan berfikir logis,kritis dan kreatif dengan bimbingan guru.
c.    Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.
d.    Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
e.    Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan social di lingkungan sekitar.
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a.    Mencari dan menerapkan informasi secara logis,kritis,dan kreatif.
b.    Menunjukkan  kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
c.    Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d.    Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
e.    Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk bekarya.
SMA/MA/SMALB*/Paket C
a.    Membangun dand menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
b.    Menunjukkan  kemampuan mengebangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.
c.    Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
d.    Berkomunkasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi dan informasi.
e.    Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.
SMK/MAK
a.    Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
b.    Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang IPTEK.
c.    Menunjukkan kemampuan menganalisis phenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing.
d.    Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
e.    Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
4.    Estetika
SD/MI/SDLB*/Paket A
a.    Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya local.
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a.    Menunjukkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi seni.
b.    Menghargai karya seni, budaya, dan keterampilan sesuai dengan kekhasan local.
c.    Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni.
SMA/MA/SMALB*/Paket C
a.    Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni.
b.    Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni.
c.    Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni.
d.    Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
SMK/MAK
a.    Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni.
b.    Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni.
c.    Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni.
d.    Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
5.    Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
SD/MI/SDLB*/Paket A
a.    Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.
b.     Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya loka untuk menunjang hidup bersih, , bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.
SMP/MTs/SMPLB*/Paket C
a.    Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan memanfaatkan lingkungan seara bertanggung jawab.
c.    Mencari dan menerapkan berbagai informasi tentang potensi sumber daya local untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.

SMA/MA/SMALB*/Paket C
a.    Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani.
b.    Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi local untuk menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani.
c.    Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
SMK/MAK
a.    Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani.
b.    Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi local untuk menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani.
c.    Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

F.     Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah  kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran tertentu. Hal ini seperti dikemukakan Dick & Carey : The instructional goal is statement that describes what it is that student will be able to do after they have completed instruction. Dalam kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi tujuan pembelajaran itu juga bisa diistilahkan dengan hasil belajar. Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Selanjutnya cara merumuskan tujuan pembelajaran atau indicator hasil belajar. Dalam hal ini terdapat empat komponen pokok yang harus ada dalam rumusan indicator hasil belajar seperti:
a.    Subjek belajar
Rumusan indicator hasil belajar sebaiknya mencantumkan subjek yang melakukan proses belajar misalkan siswa, peserta belajar,peserta penataran dan lain sebagainya. Penentuan subjek ini sangat penting untuk menentukan sasaran belajar.
b.    Tingkah laku subjek yang harus muncul sebagai indikator setelah pelaksanaan proses pembelajaran
Tingkah laku sebagai hasil belajar itu dirumuskan dalam bentuk kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat di tampilkan melalui performance siswa. Melalui kemampuan tersebut dapat di tentukan apakah belajar yang dilakukan oleh siswa sudah berhasil mencapai tujuan atau belum. Istilah tingkah laku yang dapat diukur sehinggan menggambarkan indicator hasil belajar itu di antaranya : 
-       Mengidentifikasi (identify)
-       Menyebutkan (name)
-       Menyusun (construct)
-       Menjelaskan (describe)
-       Mengatur (order)
-       Membedakan (different)
Sedangkan istilah-istilah untuk tingkah laku yang tidak terukur sehingga kurang tepat dijadikan sebagai tingkah laku sebagai tujuan pembelajara karena tidak menggambarkan indicator hasil belajar, misalnya ;
-       Mengetahui
-       Menerima
-       Memahami
-       Mencintai
-       Mengira-ngira
-       Dan lain sebagainya
c.    Kondisi atau situasi dimana subjek dapat menunjukkan kemampuannya.
Rumusan tujuan pembelajaran yang baik harus dapat menggambarkan dalam situasi dan keadaan yang sebagaimana subjek dapat mendemonstrasikan performance-nya.
d.    Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar
Standar minimal yang harus di capai oleah siswa kadang-kadang harus tercapai seluruhnya atau 100%, tapi kadang-kadang juga hanya sebagian saja. Kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan teknis atau skill, misalnya biasanya standar minimal harus seluruhnya tercapai sebab kalau tidak akan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Dari keempat kriteria atau komponen dalam merumuskan tujuan pembelajaran, maka sebainya rumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behavior (perilaku yang bagaimana diharapkan dapat dimiliki), Condition ( dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas atau kuantitas tingkahlaku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). 

2.    STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA
A.   Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas. Sselanjutnya jika ia mengumpulkan informasi tentang kekuatan lawan, baik jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataannya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan suatu serangan, dan lain sebagainya. Denagn demikian dalam menyusun strategi perlu nmemperhitungkan berbagai faktor, baik kedalam maupun keluar.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yng didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Ada dual hal perlu diperhatikan dari pengertian diatas.Pertama, strategii pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk pengguanaan metode dan pemanfaatan berbagia seumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersam-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini yang dinamkan dengan metode.Ini berarti, metode digunakan untuk merealisiasikan strategi yang ditetapkan.Dengan demikian, bisa terjadi strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksankan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia termasuk menggunakn media pembelajaranoleh karenanya, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Istilah lain juga memiliki kemiripan denagan strategi adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita bterhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centred approaches).Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelaran ekspositori.Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Selain strategi, metode dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya, dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.

B.   Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan.Rowntree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelaaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau group-individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut.Roy Killen menyebutnya sebagai strategi pembelajaran langsung (direct instruction) karena dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya.Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh, sedangkan guru berfungsi sebagai penyampai informasi.Dalam strategi discovery, bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh sisa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya, karena sifatnya yang demikian strategiini sering juga disebut strategi pembelajaran tidak langsung.
Strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan.Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu.Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru.Bentuk belajar kelompok dapat dalam bentuk kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok kecil semacam buzz group.
Ditinjau dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran dapat juga dibedakan antara stretegi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strtategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak ke hal yang konkret atau disebut strategi pembelajaran umum ke khusus.Sebaliknya, strategi induktif disebut sebagai strategi pembelajaran khusus ke umum, yakni hal-hal yang dipelajari dimulai dari hal-hal konkret ke hal yang lebih kompleks dan sukar.

C.     Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran dilakukan sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan.Berikut ini beberapa pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran.
1.    Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
a.    Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomoror?
b.    Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah?
c.    Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?
2.    Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
a.    Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu?
b.    Apakah untuk mempelajarai materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?
c.    Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?
3.    Pertimbangan dari sudut siswa.
a.    Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?
b.    Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa?
c.    Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?
4.    Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
a.    Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?
b.    Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan?
c.    Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

D.   Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Prinsip-prinsip yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dari semua keadaan.Setiap strategi memiliki kekhasan masing-masinng. Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1.    Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh, karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.Hal ini sering dilupakan guru.Guru yang senang berceramah, hamper aetiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian.Hal ini tentu saja keliru.Apabila kita menginginkan siswa terampil menggunakan alat tertentu, katakanlah trampil menggunakan thermometer sebagai alatpengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian (bertutur).Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus berpraktik secara langsung. Demikian juga halnya manakala kita menginginkan agar siswa dapat menyebutkan hari dan tanggal proklamasi kemerdeakaan suatu Negara, tidak akan efektif kalau menggunakan strategi pemcahan masalah (diskusi). Untuk mengejar tujuan yang demikian cukup guru menggunakan bertutur (ceramah)atau pengajaran secara langsung.
2.    Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.Belajar adalah berbuat memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.
3.    Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah peerubahan perilaku setiap siswa.

4.    Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh  karena  itu,  strategi  pembelajaran  harus  dapat   mengembangkan seluruh   aspek   kepribadian   siswa   secara terintegritasi.

E.     Pembelajaraan Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Dalam standar proses pendidikan pembelajaran didesain untuk membalajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapada asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan yang merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial,dan moral. Kedua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan yaitu, anak didik bukanlah objek yang harus dijejali dengan informasi, tetapi mereka adalah subjek yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilki anak didik itu. Ketiga, asumsi tentang guru adalah bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar siswa, memiliki kemampuan professional dalam mengajar, mempunyai kode etik keguruan, memiliki peran sebagai sumber belajar dan pemimpin dalam belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, peristiwa belajar akan terjadi jika siswa berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru, proses pengajaran akan lebih aktif jika menggunakan metode dan teknik dan berdaya guna, pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang, dan inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.


1.   Konsep dan Tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada dua hal yang perlu dipahami yaitu, pertama dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Artinya dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Secara khusus pendekatan PBAS bertujuan yaitu pertama, meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna, artinya melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.Kedua, mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, artinya melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.
2.   Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam implementasi PBAS diantaranya adalah
a.    Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
b.   Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c.   Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajran yang harus dilakukan.
d.   Memberikan kemampuan dan pelayanan kepada siswa yang
memerlukannya.
e.   Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain sebagai yang melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f.    Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
3.   Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti membenarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktivan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati dan adapun yang tidak dapat diamati secara langsung. Kadar PBAS tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tnggi, sedang, atau lemah dapat dilihat dari kriteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran, maka kadar PBAS semakin tinggi.
4.   Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan PBAS
Keberhasilan penerapan PBAS dalm proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a.    Guru
Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS dipandang dari sudut guru, yaitu kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang pendidikan guru, dan pengalaman belajar.
b.    Sarana belajar
Keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar.Yang termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan setting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
c.    Lingkungan belajar
Lingkungan belajar merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan PBAS. Ada dua hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Tujuan pembelajaran merupakan pengikat segala aktivitas guru dan sosial oleh sebab itu merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran.Dalam kurikulum yang berorientasi dalam pencapaian kompetensi, tujuan yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalan bentuk kompetensi.Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara ekspresip sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum. Guru maupun siswa prlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Pemahaman tersebut diperlukan untuk memudahkan merancang strategi dan indikator keberhasilannya.Strategi pembelajaran berorientasi berarti bahwa dalam pembelajaran memerlukan strategi untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan mencapai tujuan dalam pembelajaran.

A.   Saran
Sesuai dengan tujuan awal ditulisnya makalah ini, penulis sempat menyinggung pada latar belakang pembuatan makalah. Penulis sangat berharap sekiranya makalah yang penulis buat ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi alternatif yang memiliki nilai lebih.
Dalam membahas lebih tentang Pembelajaran. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Tujuan Dan Standar Kompetensi Serta Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa tesebut. Penulis telah berupaya untuk menyempurnakan makalah ini dengan sesempurna mungkin. Namun, tidak menutup kemugkinan bahwa masih terdapat beberapa kesalahan baik dalam cara penulisan ataupun materi yang termuat dalam makalah ini sehingga penulis menyarankan kepada pihak manapun untuk memberikan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk melengkapi dan menambah wawasan yang masih kurang dalam perihal penulisan ataupun materi yang termuat dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Barrows, H. S. dan Tamblyn R. M. (1980). Problem Based Learning: An Aprproach to Medical Education. New York: Springer Publishing.
Chauhan,S. S. D. (1990). Innovations in Teaching – Learning Process. New Delhi, Vikas Publishing House PVT LTD.
Dunkin, Michael J. (ed.) (1987). The International Encyclopedia of Teaching and Teaching Education. England, Pengamoon Press, Headington Hill Hall.
Ibrahim (1988). Innovasi Pendidikan, Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Nasution, S. (1989). Kurikulum dan Pengajaran, Bandung: Bina Aksara/
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sanjaya, Wina (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: San Grafika.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wragg, E.C. (1974). Teacing Teaching. London: David & Charles.


Sumber : Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar                       Proses PEndidikan. Bandung: Kencana.

No comments:

Post a Comment

Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...