Friday 30 October 2015

MAKALAH PPKN TEORI BELAJAR KOHLER DAN BANDURA


Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

Teori Belajar Kohler dan Bandura
                                                                                                                                          


 






Oleh


Nur Mawaddah 1447040030
Khairah Musfirah 1447042001
Andi Nurhalisa 1447041007
Syahrul Ramadhani



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura yang dibimbing oleh Pak Ikbal S.pd. M,pd .Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat ini.Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.



Makassar, 15 Oktober 2015

Text Box: iKelompok II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar   ………………………………………………………………………….   i
Daftar Isi   ………………………………………………………………………………..    ii
BAB I PENDAHULUAN   ………………………………………………………………  1
A.    Latar Belakang   ………………………………………………………………….    1
B.     Rumusan Masalah   ………………………………………………………………    1
C.     Tujuan Masalah   …………………………………………………………………    2
BAB II PEMBAHASAN   ……………………………………………………………….. 3
A.    Teori Kognitivisme   ………………………………………………………………  3
1.      Pengertian Teori Kognitivisme   ………………………………………………  3
2.      Ciri-ciri Aliran Kognitivisme   ………………………………………………..   3
3.      Tokoh – Tokoh Teori Kognitivisme   ………………………………………….  4
B.     Teori Belajar Kognitif  Menurut Kohler   …………………………………………. 6
C.     Teori Kognitif Bandura   ………………………………………………………….. 7
D.    Pandangan Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran  ….   8
E.     Implikasi Teori Kognitivisme dalam Dunia Pendidikan   …………………………  9
F.      Kelebihan dan kelemahan teori  Kognitivisme   …………………………………. 11

BAB III PENUTUP   ……………………………………………………………………   12
A.    Kesimpulan   ……………………………………………………………………..  12
B.     Saran   …………………………………………………………………………….  13
DAFTAR PUSTAKA   …………………………………………………………………..  14                                            

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Istilah "Cognitive" berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan  rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.

B.         Rumusan Masalah
Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura yang condong pada belajar secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya. Sehingga dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Text Box: 1Apakah yang dimaksud dengan Teori Kognitivisme?
2.      Bagaimanakah aplikasi Teori Belajar Kohler?
3.      Bagaimanakah aplikasi Teori Belajar Bandura?
4.      Bagaimanakah Pandangan Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran?
5.      Bagaimanakah Impilkasi Teori Kognitivisme dalam Pendidikan?
6.      Kelebihan dan kelemahan teori Kognitivisme?
C.        Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan Makalah ini, yang membahas tentang Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura agar pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang Teori Belajar Kognitivisme Kohler dan Bandura sedangkan yang menjadi tujuan utama dalam Makalah ini adalah:
1.          Agar pembaca dapat mengetahui Teori Kognitivisme
2.         Agar pembaca dapat mengetahui bagaimanakah aplikasi Teori Belajar Kohler
3.         Agar pembaca dapat mengetahuu bagaimanakah aplikasi Teori Belajar Bandura
4.         Agar pembaca dapat mengetahui bagaimanakah pandangan Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
5.         Agar pembaca dapat mengetahui bagaimanakah Impilkasi Teori Kognitivisme dalam Pendidikan
6.          Agar pembaca dapat mengeathui Kelebihan dan kelemahan Teori Kognitivisme.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Kognitivisme
1.      Pengertian Teori Kognitivisme
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.  
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.Dari beberapa teori belajar kognitif diatas (khusunya tiga di penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuah sintesis bahwa masing masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam dunia pendidikan juga pembelajaran.
2.      Ciri-ciri Aliran Kognitivisme
a.       Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
b.      Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
c.       Mementingkn peranan kognitif
d.      Mementingkan kondisi waktu sekarang
e.       Mementingkan pembentukan struktur kognitif
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk reppresentatif yang mewakili obyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri.

3.      Tokoh – Tokoh Teori Kognitivisme
a.       Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).

b.      Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan  oleh Kohler.
Teori yang disampaikan oleh Kohler berdasarkan pada penelitiannya pada seekor monyetnya dipulau Cannary yang dikembangkan dari teori Gestalt. Kohler menyatakan bahwa belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah proses yang didasarkan ada insight.

c.       Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu : Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari.



B.     Teori Belajar Kognitif  Menurut Kohler
Teori yang disampaikan oleh Kohler berdasarkan pada penelitiannya pada seekor monyetnya dipulau Cannary yang dikembangkan dari teori Gestalt. Kohler menyatakan bahwa belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah  proses yang didasarkan ada insight . Pemahaman (insight) memegang peranan penting dalam prilaku. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran hendaknya peserta didik memiliki insight yang kua. Untuk menunjang pembentukan insight, maka guru harus melaksanakan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), hal itu bisa dilaksanakan dengan menyusun strategi, memilih metode dan menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Education is social process of change in the behavior of living organisms. (Kohler, 1926). Oleh karena itu, guru mempunyai tanggung jawab untuk mendesain pembelajaran yang melibatkan beberapa komponen yaitu guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan masyarakat.
C.    Teori Kognitif Bandura
Albert Bandura mengatakan bahwa belajar itu lebih dari sekedar perubahan perilaku. Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan perilaku yang didasari oleh pengetahuannya tersebut (teori kognitif sosial). Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami. Hal ini berbeda dengan situasi di laboratorium atau pada lingkungan sosial yang banyak memerlukan pengamatan tentang pola perilaku beserta konsekuensinya pada situasi alami (Djaali, 2007: 93).
Menurut Bandura, sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Seorang belajar dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Melalui jalan pengulangan ini akan memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku yang dipelajarinya (Trianto, 2007b: 31).


Bandura juga menyatakan bahwa perilaku seseorang dan lingkungan itu dapat dimodifikasi. Buku tidak berpengaruh pada seseorang, kecuali ada orang yang menulisnya dan orang yang memilih untuk membaca. Oleh karena itu, hadiah atau hukuman tidak akan banyak bermakna, kecuali diikuti oleh lahirnya perilaku yang diharapkan.
Diperolehnya perilaku yang kompleks bukan hanya disebabkan oleh hubungan dua arah antara pribadi dan lingkungan, melainkan hubungan tiga arah antara perilaku – lingkungan – peristiwa batiniah (reciprocal determinism/ determinasi timbal balik). Contoh: seorang yang telah berlatih, akan timbul perasaan percaya diri. Perilakunya menimbulkan reaksi baru, yang pada akhirnya reaksi ini mempengaruhi kepercayaan dirinya yang kemudian menimbulkan perilaku berikutnya dan dapat melukiskan perilaku yang baru itu, meskipun dia tidak melakukannya (Djaali, 2007: 94).

D.    Pandangan Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.Dari beberapa teori belajar kognitif diatas (khusunya tiga di penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuah sintesis bahwa masing masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam dunia pendidikan juga pembelajaran. Jika keseluruhan teori diatas memiliki kesamaan yang sama-sama dalam ranah psikologi kognitif, maka disisi lain juga memiliki perbedaan jika diaplikasikan dalam proses pendidikan. Sebagai misal,
E.     Implikasi Teori Kognitivisme dalam Dunia Pendidikan
Adapun Impilikasi Teori Kognitivisme dalam dunia pendidikan yang lebih dispesifikasikan dalam Pembelajaran sesuai dengan Teori yang telah dikemukan diatas sebagai berikut:
1.      Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran
Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya. Setiap prilaku mempunyai tujuan (pusposive behavior). Prilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran.

2.      Implikasi Teori Kohler dalam Proses Pembelajaran
Implikasinya dalam pembelajaran adalah Setiap individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada (life space). Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya dikaitkan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mendesain pembelajaran yang melibatkan beberapa komponen yaitu guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan masyarakat.

3.      Impilkasi Teori Bermakna Ausubel
Implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang pendidik,, mereka harus dapat memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak akan dapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang mereka dengar ataupun mereka tangkap
F.     Kelebihan dan kelemahan teori  Kognitivisme
Kelebihannya yaitu : menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Kekurangannya yaitu : teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Adapun teori yang tekenal antara lain:
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner, yang dimana Burner memandang perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Kohler berdasarkan pada penelitiannya pada seekor monyetnya dipulau Cannary yang dikembangkan dari teori Gestalt. Kohler menyatakan bahwa belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah  proses yang didasarkan ada insight
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel, yang mengatakan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.

 

B.     Saran
Hendaknya pengetahuan tentang kognitivisme siswa perlu dikaji secara mendalam oleh calon guru dan para guru demi menyukseskan  proses belajar dikelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitivisme siswa, guru akan mengalami kesulitan dalam membelajarkannya dikelas, yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh guru dikelas.


DAFTAR PUSTAKA
Baharudin & Wahyuni, Esa Nur, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
Djaali, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Soeitoe, Samuel. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.








 

No comments:

Post a Comment

Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...