Friday 30 October 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BAB 3 BUNYI (IPA 1)





                                                                                               
LAPORAN PRAKTIKUM






BUNYI






Oleh

SUTRYANY
1447042002






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

Judul : BUNYI
I.     KAJIAN PUSTAKA
A.  Bunyi
1.    Pengertian Gelombang  dan Bunyi
Gelombang adalah gangguan yang merambat pada medium tertentu atau tanpa medium. Gelombang yang merambat pada frekuensi tertentu akan menggetarkan gendang telinga, lalu memberikan informasi ke otak sebagai suara atau bunyi tertentu.  (Saeful Karim : 2008)

Seruling mengeluarkan bunyi karena udara di dalam seruling bergetar, sedangkan drum berbunyi jika kulitnya bergetar. Berdasarkan dua peristiwa tersebut, dapat disimpulkan bahwa bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.(H. Moch. Agus Krisno : 2008)

          Manusia memiliki batas pendengaran terhadap bunyi. Bunyi yang berfrekuensi sangat rendah dan berfrekuensi terlalu tinggi tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi dibedakan menjadi tiga, yaitu gelombang infrasonik, gelombang audiosonik, dan gelombang ultrasonik.
a. Gelombang Infrasonik
1
          Gelombang infrasonik adalah gelombang yang mempunyai frekuensi di bawah jangkauan manusia, yaitu lebih kecil dari 20 Hz. Gelombang infrasonik hanya mampu didengar oleh beberapa binatang seperti jangkrik, anjing, dan kelelawar.
b. Gelombang Audiosonik
          Gelombang audiosonik adalah gelombang yang mempunyai frekuensi antara 20 sampai 20.000 Hz. Gelombang audiosonik merupakan gelombang yang mampu didengar oleh pendengaran manusia dan sebagian besar  binatang.
c. Gelombang Ultrasonik
          Gelombang ultrasonik mempunyai frekuensi di atas jangkauan pendengaran manusia, yaitu lebih besar dari 20.000 Hz. Kelelawar pada malam hari memancarkan gelombang ultrasonik dari mulutnya. Gelombang ini akan dipantulkan kembali bila mengenai benda. Gelombang pantul yang didengar tadi, kelelawar dapat mengetahui jarak dan ukuran benda yang berada di depannya. Gelombang ultrasonik dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang, yakni untuk mengukur kedalaman air laut, untuk sterilisasi pada makanan, digunakan dalam bidang kedokteran untuk memeriksa tubuh manusia, dan kacamata tunanetra.
B.  Cepat Rambat Bunyi
          Cepat rambat bunyi dapat di contohkan dengan memerhatikan kilat dan guntur, selisih waktu yang lama antara terjadinya kilat dengan guntur hal ini terjadi karena cepat rambat bunyi (guntur) lebih lambat daripada cepat rambat cahaya (kilat). Semakin jauh jarak yang ditempuh bunyi (guntur), semakin lama waktu yang  diperlukan untuk dapat didengar oleh pendengar.
           Memukul batu di dalam air pengamat akan mendengar suara pukulan tersebut, demikian juga ikan yang berenang di dalam kolam yang jernih, pengamat tentu akan beranggapan ikan-ikan tersebut tidak bersuara. Pengamat ketika menyelam ke dalam air, pengamat akan mendengar suara kibasan ekor dan sirip ikan tersebut. Pengamat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat di dalam zat cair dengan bantuan alat seismograf, para ahli gempa dapat mendeteksi getaran gempa bumi. Getaran lebih kuat jika jaraknya lebih dekat pada  sumber  getaran, contoh-contoh tersebut pengamat dapat menyimpulkan bahwa bunyi yang terdengar bergantung pada jarak antara sumber bunyi dan pendengar. Jarak yang ditempuh bunyi tiap satuan waktu disebut cepat rambat bunyi (v).
C.  Nada
          Pengamat mendengarkan suara penyanyi yang sangat merdu, tentu telinga pengamat merasa dapat merasakan keindahan alunan yang merdu tersebut. Suara merdu seorang penyanyi memiliki frekuensi yang teratur. Bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada, sedangkan bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah.
1.    Hubungan Frekuensi dan Amplitudo Terhadap Bunyi
          Pengamat memerhatikan orang yang sedang bermain gitar, ketika senar gitar dipetik dengan kuat maka bunyi yang dihasilkan semakin keras. Memetik senar gitar dengan kuat berarti memperbesar amplitudonya, sehingga semakin besar amplitudo maka semakin keras bunyi yang dihasilkan. Pada gitar yang dipetik, panjang gelombangnya bergantung pada jarak senar yang ditekan dan semakin panjang jarak antara senar yang dipetik dengan yang ditekan maka bunyi yang dihasilkan semakin rendah, jadi tinggi maupun rendah nada bergantung pada panjang gelombangnya.


2.    Deret Nada Dan Interval Nada
          Permain musik atau bernyanyi digunakan nada berfrekuensi rendah sampai nada yang berfrekuensi tinggi. Susunan nada dengan perbandingan frekuensi yang tetap disebut deret nada atau tangga nada dan berdasarkan deret nada dan interval nada pengamat dapat menentukan frekuensi nada lainnya.
3.    Hukum Mersenne
          Perancis, membuat alat untuk menyelidiki hubungan antara frekuensi dengan tinggi nada dan percobaannya dinamakan sonometer. Mersenne mencoba sonometer dengan penampang kawat yang berbeda-beda dan panjang tumpuan kawat yang bermacam-macam dan dalam penelitiannya, Mersenne menarik beberapa kesimpulan yakni kesimpulannya dikenal sebagai hukum Mersenne yang bunyinya sebagai berikut.   
a.    Semakin panjang jarak tumpuan senar frekuensi senar makin rendah dan frekuensi senar berbanding terbalik dengan panjang tumpuan senar.
b.    Semakin besar luas penampang senar, frekuensi senar makin rendah sehingga frekuensi senar berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar.
c.    Semakin besar tegangan senar, frekuensi senar semakin besar, sehingga  frekuensi senar berbanding lurus dengan akar tegangan senar.
d.   Semakin besar massa jenis senar, frekuensi senar semakin kecil, sehingga frekuensi senar berbanding terbalik dengan akar massa jenis.


D.  Resonansi
          Peristiwa resonansi dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
1.    Telinga manusia
          Pengamat dapat mendengar bunyi karena adanya peristiwa resonansi pada telinga pengamat dan di dalam telinga terdapat selaput gendang telinga, serta selaput ini sangat tipis dan mudah beresonansi dengan bunyi audiosonik.
2.    Alat Musik
          Alat musik akustik seperti seruling, biola, drum, dan gitar memanfaatkan resonansi agar diperoleh bunyi yang merdu. Alat musik tradisional, seperti gamelan juga memanfaatkan peristiwa resonansi.
3.    Rongga Mulut Katak
          Rongga mulut katak dapat mengembang sedemikian rupa sehingga menyerupai selaput tipis, pada selaput tipis inilah terjadi peristiwa resonansi. Peristiwa resonansi ada juga yang merugikan manusia karena menyebabkan kerusakan atau ketidaknyamanan, sehingga manusia berusaha untuk menghilangkan atau mencegahnya, contohnya resonansi yang merugikan antara lain resonansi pada mesin, resonansi pada pesawat, dan resonansi pada mobil.
E.  Pemantulan Bunyi
1.    Hukum Pemantulan Bunyi
          Hukum pemantulan bunyi dapat dilihat dengan contoh percobaan yakni ketika pengamat berteriak di dalam ruangan yang tertutup rapat samar-samar akan terdengar suara yang meniru suara pengamat. Hal ini terjadi karena suara dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan.
2.    Macam-Macam Bunyi Pantul
         Keras lemahnya bunyi pantul tergantung dari cepat rambat bunyi, jarak antara pendengar dengan dinding pemantul, dan jarak sumber bunyi dengan dinding pemantul. Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 yaitu bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, gaung atau kerdam, dan gema.
a.    Bunyi Pantul Yang Memperkuat Bunyi Asli
          Bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya sehingga bunyi asli terdengar lebih keras. Bunyi pantul ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dan pendengar dekat dengan dinding pantul sehingga bunyi dipantulkan dengan sangat cepat.
b.   Gaung Atau Kerdam
          Bunyi pantul yang terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli  sehingga bunyi asli hanya terdengar sebagian. Gaung terjadi karena sumber bunyi dan pendengar jaraknya cukup dekat dengan dinding pantul. Gaung juga dapat terjadi karena bunyi memantul pada bidang pantul yang tidak rata. Akibatnya, bunyi-bunyi pantul yang terjadi saling bertumpuk. Bertumpuknya bunyi-bunyi pantul menyebabkan sebagian bunyi asli mengalami pelemahan dan sebagian lainnya mengalami penguatan sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.
          Gaung merupakan jenis pemantulan bunyi yang merugikan. Gaung sering terjadi pada tebing-tebing terjal, gua, aula, dan gedung bioskop. Oleh karena itu, dalam aula dan gedung bioskop digunakan peredam suara untuk mengurangi gaung. Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai peredam antara lain karpet, kertas karton, kain wol, gabus, dan busa.
c.       Gema
          Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai terdengar. Bunyi pantul ini terjadi apabila jarak sumber bunyi dan pendengar jauh dari dinding pemantul. Peristiwa gema, selisih waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul merupakan waktu yang diperlukan untuk menempuh bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat, cair, dan gas (udara). Cepat rambat bunyi pada berbagai medium besarnya berbeda-beda dengan menggunakan persamaan dan sifat perambatan gelombang pada zat cair, manusia memanfaatkan gema yang dipantulkan oleh dasar laut untuk mengukur kedalaman laut dengan menggunakan sistem sonar.


  II.    

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.   

Pengamatan 1 : Bel Sendok Logam
1.    Alat
a.    Sendok logam.
b.    Meja.
c.    Kursi.
2.    Bahan
a.    Benang jahit 1,2 meter.
3.    Langkah Kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pengamatan.
b.    Menggunting benang kira-kira sepanjang 1,2 meter.
c.    Membuat simpul ditengah- tengah benang.
d.   Mengikat batang sendok logam tersebut di bagian benang yang telah disimpul sebelumnya.
e.    Menyentuh kedua ujung benang pada lubang telinga.
f.     Membenturkan sendok logam pada benda keras seperti pinggiran meja dan kursi.
g.    Mengamati apa yang didengar saat melakukan percobaan tersebut.
h.    Membuat kesimpulan sesuai hasil pengamatan yang telah dilakukan.

B.  Peraktikum 2 : Kwek Sederhana
1.    Alat
a.    Gunting.
2.    Bahan
a.    Sedotan plastik secukupnya.
3.    Langkah kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pengamatan.
b.    Meratakan salah satu ujung sedotan kira-kira sepanjang 6,5.
c.    Memotong ujung tersebut hingga berbentuk lancip seperti tombak panjang dan kurus. Jika ujungnya kurang rata maka di ratakan kembali.
d.   Memasukkan ujung yang lancip ke dalam muliut dan meniupnya.
e.    Mengamati yang di dengar ketika meniup kwek sederhana tersebut.
f.     Membuat kesimpulan dari percobaan yang telah diamati.

III.

HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.  Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Bel  Sendok Logam

B.  Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Kwek Sederhana

 IV. 

 ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.  Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Bel Sendok Logam
          Praktikum yang telah diamati yakni bel sendok logam. Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yakni sendok logam, meja, kursi, dan benang jahit 1,2 meter. Langkah kedua adalah menggunting benang kira-kira sepanjang 1,2 meter dan membuat simpul ditengahnya. Langkah ketiga adalah mengikat batang sendok tersebut dibagian benang yang telah disimpul sebelumnya. Langkah keempat adalah menyentuhkan kedua ujung benang pada lubang telinga dan membenturkan sendok logam pada benda keras seperti pinggiran meja dan kursi. Pengamat menyimpulkan bahwa dari hasil pengamatan tersebut sendok yang dibenturkan menimbulkan suatu getaran bunyi dan merambat melalui benang tersebut.
B.  Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Kwek Sederhana
12
          Pengamatan yang telah dilakukan yakni kwek sederhana. Langkah pertama menyiapkan alat dan bahan yakni gunting dan sedotan plastik. Langkah kedua adalah meratakan salah satu ujung sedotan dan memotong ujung tersebut hingga berbentuk lancip. Langkah ketiga adalah meniup ujung lancip tersebut dan pengamat dapat mengamati apa yang terjadi pada ujung yang lancip maupun ujung yang rata ketika ditiup. Pengamat menyimpulkan bahwa sebuah bunyi dapat terbentuk apabila terdapat rongga udara, seperti halnya dengan apa yang diamati sebelumnya.

  V.

  KESIMPULAN
A.  Kesimpulan Praktikum 1 : Bel Sendok Logam
          Pengamatan yang telah dilakukan dimana sendok yang dibenturkan menimbulkan suatu getaran bunyi yang merambat melalui benang.
B.  Kesimpulan Praktikum 2 : Kwek Sederhana

          Pengamatan yang telah dilakukan dimana sebuah bunyi dapat terbentuk apabila terdapat rongga udara.

DAFTAR PUSTAKA
Moch Agus Krisno. dkk 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Karim Saeful. dkk 2008. Belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

LAPORAN PRAKTIKUM MATERI DAN PERUBAHANNYA (IPA 1)





                                                                       
LAPORAN PRAKTIKUM






MATERI DAN PERUBAHANNYA





Oleh

SUTRYANY
1447042002






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

Judul : Materi  Dan  Perubahannya
I.     KAJIAN PUSTAKA
A.  Materi Dan Perubahann ya
1.    Pengertian Materi dan Perubahannya
Materi adalah Segala sesuatu di alam ini yang tergolong ke dalam materi. Pada dasarnya segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang dapat digolongkan sebagai materi. Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud padat mempunyai bentuk tertentu, materi berwujud cair dan gas memiliki bentuk mengikuti bentuk wadahnya. Materi berwujud padat dan cair mempunyai volume tertentu, sedangkan gas memiliki volume yang tidak tentu, tergantungtempatnya.( Agung Nugroho :2009 )

Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang atau memiliki volume. Materi dapat mengalami perubahan fisika dan perubahan kimia. Jika suatu materi mengalami perubahan dengan menghasilkan zat baru, maka materi tersebut mengalami perubahan kimia. Jika materi hanya mengalami perubahan wujud atau bentuk, maka tergolong perubahan fisika. ( Anni Winarsih : 2009)

          Materi tergolong ke dalam dua perubahan yakni perubahan fisika dan perubahan kimia.
a. Perubahan Fisika
1
          Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan ini hanya menimbulkan perubahan wujud zat saja.  Contoh perubahan fisika  yakn Logam besi dipanaskan pada suhu tinggi akan membara, lunak dan mencair. Warnanya pun berubah kemerahan dengan suhu yang sangat panas, namun bila suhunya turun, besi akan kembali seperti semula. Pada perubahan ini, tidak menghasilkan zat baru, sehingga digolongkan perubahan fisika.
b. Perubahan kimia
          Perubahan pada zat yang menimbulkan zat yang baru disebut perubahan kimia. Contoh yakni Pernahkah kamu menggunakan obat nyamuk bakar? Apa yang terjadi pada obat nyamuk setelah terbakar? Obat nyamuk yang dibakar akan menimbulkan bau, asap, dan abu. Abu, asap, dan bau yang terjadi merupakan zat baru hasil pembakaran. Zat baru tersebut tidak dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Hal ini disebabkan susunan materinya mengalami perubahan setelah mengalami pembakaran. Besi yang berada di alam bebas lama kelamaan akan berkarat atau mengalami korosi. Peristiwa itulah yang di sebut perubahan kimia.
B.  Ciri - Ciri Reaksi Kimia
          Reaksi kimia dari perubahan yang diakibatkan oleh reaksi tersebut. Reaksi kimia sering diikuti perubahan-perubahan, misalnya terbentuknya endapan, terjadi perubahan warna, dan terbentuknya gas dan adanya perubahan suhu. Keempat perubahan tersebut dikenal dengan ciri-ciri reaksi kimia.
1.    Reaksi Kimia Mengahasilkan Endapan
          Pernahkah kamu mengamati dasar panci yang digunakan untuk memasak air? Apa yang menempel pada dasar panci tersebut? Zat yang menempel pada dasar panci adalah kerak berwarna putih agak cokelat. Zat tersebut adalah senyawa kalsium karbonat. Senyawa ini dapat terbentuk bila air yang mengandung kapur dipanaskan.
2.    Reaksi Kimia Menghasilkan Perubahan Warna
          Pernahkah kamu melihat buah apel setelah dibelah atau digigit? Cobalah kamu ambil satu buah apel, dan belahlah dengan pisau menjadi dua bagian atau gigitlah. Amatilah permukaan buah apel setelah kamu belah atau kamu gigit dan biarkan beberapa saat. Amati kembali permukaan buah apel tadi. Adakah perubahan yang terjadi? Permukaan buah apel setelah dibelah atau digigit lama kelamaan akan berubah warnanya menjadi cokelat. Perubahan warna itu menunjukkan bahwa zat kimia yang terdapat pada buah apel telah bereaksi dengan oksigen di udara.
3.    Reaksi Kimia Menghasilkan Gas
          Pernahkah kamu membuat kue dengan menambahkan soda kue ke dalamnya? Pada saat adonan dipanaskan, soda kue akan terurai menghasilkan gas karbon dioksida (CO2). Gas inilah yang menyebabkan kue dapat mengembang. Apa yang terjadi jika dalam adonan kue tidak ditambahkan soda kue? Selain pada pembuatan kue, gejala reaksi kimia yang menghasilkan terbentuknya gas dapat kita temui ketika karbit dicampur dengan air, sehingga akan menghasilkan gas karbit. Gas karbit banyak digunakan dalam pengelasan untuk menyambung.
4.    Reaksi Kimia Menghasilkan Perubahan Suhu
          Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat orang mencampur batu gamping atau batu kapur dengan air untuk melabur, atau mengecat tembok dan pagar rumah. Pernahkah kamu perhatikan peristiwa yang terjadi pada saat batu gamping atau batu kapur dicampur dengan air? Pada saat batu gamping atau batu kapur bercampur dengan air akan terjadi reaksi yang melepaskan panas disertai dengan kepulan asap. Reaksi kimia selalu melibatkan energi, ada reaksi yang melepaskan energi dan ada pula reaksi yang menyerap energi. Energi yang menyertai reaksi kimia dapat berupa energi panas. Reaksi yang melepaskan panas seperti reaksi antara air dan batu gamping sering disebut reaksi eksoterm. Reaksi yang menyerap panas seperti reaksi fotosintesis pada daun disebut reaksi endoterm.
C.  Wujud Zat
          Wujud dari suatu zat tergantung pada suhunya. Setiap wujud zat mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat tersebut seperti halnya yakni pada suhu kamar berupa air (wujud cair), pada suhu rendah berupa es (wujud padat), dan pada suhu tinggi berubah menjadi uap (wujud gas).
1.    Padat
         Bolpoin, pensil, spidol, dan batuan termasuk zat padat. Setiap zat padat mempunyai bentuk dan volume yang tetap. Sebagai contoh, pensilmu tetap berbentuk pensil meskipun ada pada tanganmu atau dimasukkan ke dalam gelas. Karena tidak ada tekanan yang dapat memampatkan pensil hingga menempati ruang yang lebih kecil, maka pensil itu memiliki volume tetap. Perlu diketahui penyebab zat padat bentuk volumenya tetap yakni  partikel-partikel kecil yang menyusun semua zat senantiasa bergerak secara terus-menerus. Gagasan ini disebut teori kinetik  zat.
          Partikel-partikel zat padat saling berdekatan dan terikat kuat oleh gaya antar partikel-partikel itu. Hal ini menyebabkan volume zat padat tidak menjadi lebih kecil. Partikel-partikel itu mampu menggetarkan tetangga dekatnya, namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar dari posisinya atau melepaskan diri dari ikatannya.
2.    Zat Padat Kristal
          Zat padat yang demikian disebut kristal. Jenis zat padat yang berbeda, mempunyai bentuk kristal yang berbeda pula. kamu dapat melihat bahwa kristal garam dapur berupa kubus-kubus kecil. Es merupakan kristal air yang mempunyai bentuk heksagonal.
3.    Zat Padat Bukan Kristal
          Beberapa bahan seperti kaca, beberapa plastik, dan beberapa jenis lilin, tampak sebagai zat padat, namun bukan kristal. Bahan-bahan tersebut disebut zat padat amorf. Kata amorf berarti tidak mempunyai bentuk. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa beberapa bahan bukan kristal itu seharusnya digolongkan sebagai cairan kental.
4.    Cair
          Jika kamu memanaskan es batu di dalam gelas, maka es itu segera berubah menjadi cair, dan bentuknya sama seperti bentuk gelasnya. Zat cair mengalir dan bentuknya sama seperti bentuk wadahnya. Walaupun demikian, seperti halnya zat padat, zat cair tidak dapat dimampatkan sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Jika kamu menekan ke bawah satu liter air dengan tanganmu,
5.    Gerak Lebih banyak
          Jus yang dituangkan ke dalam sebuah gelas  akan mengambil bentuk seperti gelas tersebut. Teori kinetik zat selain menjelaskan sifat zat padat, juga menjelaskan sifat zat cair. Karena zat cair tidak dapat dimampatkan, partikel partikelnya juga harus saling berdekatan rapat. Berbeda dengan zat padat, partikel-partikel zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel-partikel ini menyebabkan zat cair mengalir dan mengambil bentuk seperti wadahnya. Karena partikel-partikel zat cair saling berdekatan rapat, hampir serapat partikel-partikel zat padat, zat cair juga mempunyai volume yang tetap.
6.    Gas
          Bola voli yang di pompa, ban sepeda, atau meniup balon sebagian dari contoh gas, bahwa udara mengambil bentuk sama dengan bentuk benda itu. Gas dapat memuai atau menyusut mengisi ruang yang tersedia dan dapat dimampatkan ke tempat yang lebih kecil. Gas mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Menurut teori kinetik zat, partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari partikel-partikel lainnya.      
          Partikel- partikel tersebut bebas bergerak ke segala arah sampai gas menyebar merata ke seluruh wadahnya. Karena partikel-partikel gas tidak saling berdekatan rapat, maka partikel-partikel itu dapat juga dimampatkan ke dalam ruangan yang lebih kecil  berarti kamu memaksakan berulang-ulang partikel-partikel udara masuk ke dalam ban sepeda tersebut.  Wujud gas, partikel-partikel mempunyai energi yang cukup untuk melawan gaya tarik yang mengikat partikel- partikel itu. Partikel-partikel yang menyusun zat cair tidak mempunyai energi cukup untuk melawan seluruh gaya tarik, namun partikel- partikel itu mempunyai energi yang cukup untuk bergerak mengembara. Zat padat tersusun dari partikel-partikel yang tidak mempunyai cukup energi untuk mengembara.


  II.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. 
8
Pengamatan 1 : Es Yang Tenggelam
1.    Alat
a.    Gelas kimia 200ml 2 buah
2.    Bahan
a.    Es kristal secukupnya
b.    Alkohol 70%
c.    Air
3.    Langkah Kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan yang akan dilakukan.
b.    Mengisi salah satu gelas kimia ½ bagian dengan alkohol.
c.    Kemuadia mengisi gelas kimia yang satunya ½ bagian dengan air
d.   Memasukkan satu es kristal pada masing-masing gelas kimia.
e.    Mengamati apa yang terjadi pada es kristal tersebut.
f.     Membuat tabel hasil pengamatan dan menimpulkan tentang percobaan tersebut.






B.  Peraktikum 2 : Perubahan Materi
1.    Alat
a.    Korek api batang
2.    Bahan
 -
3.    Langkah kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan.
b.    Mengambil satu batang korek api, kemudian bakar lalu diamkan beberapa saat dan kemudian mengamati perubahan apa yang terjadi.
c.    Membuat tabel pada lembar kerja.
d.   Membuat kesimpulan sesuai hasil pengamatan.


C.  Pengamatan 3 : Badai Warna
1.    Alat
a.    Gelas kimia 250 ml
b.    Gelas minuman plastik bekas 3 buah
c.    Sendok
2.    Bahan
a.    Minyak secukupnya
b.    Air secukupnya
c.    Pewarna makanan (hijau,kuning,merah)
3.    Langkah kerja
a.    Menyediakan alat bahan yang dibutuhkan selama pengamatan.
b.    Menyiapkan gelas kimia lalu mengisinya dengan air sebanyak ¾ bagian.
c.    Menyiapkan 3 gelas plastik bekas, lalu memasukkan satu sendok makan minyak pada ketiga gelas tersebut.
d.   Memasukkan beberapa tetes pewarna makanan, pada gelas A pewarna merah, gelas B pewarna hijau  dan gelas C pewarna kuning.  Kemudian  mengaduknya hingga rata.
e.    Menuangkan masing-masing isi gelas plastik  bekas pada gelas kimia yang telah di isi air sebelumnya.
f.     Mengamati apa yang terjadi dan membuat kesimpulan hasil pengamatan.



III.

HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.  Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Es Yang Tenggelam










11
 

B.  Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Perubahan Materi











C.  Hasil Pengamatan Praktikum 3 : Badai Warna











 IV. 

 ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.  Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Es Yang Tenggelam
          Praktikum yang telah diamati yakni es yang tenggelam. Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan tersebut yakni gelas kimia 200 ml 2 buah, es kristal, alkohol, dan air. Langkah kedua adalah mengisi satu gelas kimia ½ bagian dengan alkohol. Langkah ketiga adalah memasukkan satu es kristal pada masing-masing gelas kimia tersebut, dan mengamati proses yang terjadi pada es kristal tersebut. Langkah keempat pengamat dapat membuat tabel hasil pengamatan tersebut dan menyimpulkannya. Pengamat dapat menyimpulkan bahwa es yang dimasukkan mengalami perubahan pada laruan alkohol mengalami perubahan lebih cepat  dari padat ke cair , dibandingkan dengan es di dalam air tersebut.
B.  Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Perubahan Materi
14
          Pengamatan yang dilakukan yang telah di amati yakni perubahan materi. Langkah pertama adalah terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang di butuhkan dalam pengamatan tersebut yakni korek api. Langkah kedua adalah mengambil satu batang korek api, kemudian bakar lalu diamkan dan pengamat dapat mengamati proses dari perubahan yang akan terjadi. Pengamat menyimpulkan bahwa pada proses perubahan materi yang menghasilkan beberapa perubahan yakni perubahan bentuk dari lurus menjadi bengkok, perubahan warna dari kuning menjadi hitam, perubahan massa dari berat menjadi ringan, perubahan volume dari besar ke kecil, dan perubahan wujud dari kayu menjadi arang.
C.  Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 3 : Badai Warna
          Pengamatan yang telah dilakukan yakni badai warna. Langkah pertama
adalah menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan dalam pengamatan yakni gelas kimia, gelas minuman bekas 3 buah, sendok, minyak dan air secukupnya, serta pewarna makanan. Langkah kedua adalah menyiapkan gelas kimia lalu mengisinya dengan air, dan pada ketiga gelas tersebut pengamat dapat mengisinya dengan satu sendok makan minyak. Langkah ketiga adalah pada ketiga gelas yang berisikan minyak tersebut, lalu pengamat dapat meneteskan pewarna makanan itu dan memberinya label untuk memudahkan dalam pengamatan. Langkah keempat adalah pada ketiga gelas tersebut pengamat menuagkannya ke dalam gelas kimia yang telah diisi air dan pengamat dapat mengamati proses yang terjadi, serta membuat sebuah tabel pada lembar hasil dari penamatan yang telah dilakukan.
          Pengamat menyimpulkan bahwa dari hasil pengamatan tersebut terjadi beberapa perubahan yakni perubahan massa, perubahan volume, dan perubahan warna serta yang terjadi pada ketiga gelas tersebut yakni perubahan massa menjadi lebih berat serta perubahan volume lebih tinggi begitupun dengan perubahan volume. Penggabungan antara ketiga gelas tersebut antara minyak, air, dan pewarna makanan dari pencampuran tersebut tidak menyatu.


  V.

  KESIMPULAN
A.  Kesimpulan Praktikum 1 : Es Yang Tenggelam
          Perubahan yang terjadi mengalami perubahan pada larutan alkohol perubahan yang terjadi yakni padat ke cair  es lebih cepat mencair, dibandingkan pada air yang terjadi es mencair terlalu lama.
B.  Kesimpulan Praktikum 2 : Perubahan Materi
          Perubahan materi yang terjadi mengalami beberapa perubahan bentuk, warna, massa, volume, dan wujud.
C.  Kesimpulan Praktikum 3 : Badai Warna
          Perubahan ini terjadi beberapa perubahan massa, volume, dan warna maupun pada saat penggabungan antara minyak,air dan pewarna perubahan yang terjadi tidak menyatu.

DAFTAR PUSTAKA
Anni Winarsih, Agung Nugroho, dkk. 2009. Ipa terpadu untuk SMA/MA Kelas VII.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasiaonal.

Prof. Dr. Mundilarto, M.Pd, dkk 2011. Ipa terpadu 1 untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Perpuastakaan Nasional.

Sudjino, Waldjinah, Endang Purwanti. Dkk 2008. IPA Terpadu untuk SMP/MTs kelas VII.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 
­

Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...