LAPORAN PRAKTIKUM
TUMBUHAN
Oleh
SUTRYANY
1447042002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
|
|
I.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Respirasi
Hewan dan Tumbuhan
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2
sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
1.
Respirasi Hewan
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang
satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea,
dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat
khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan
ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
1
|
Alat Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba yang
hidup di darat memiliki alat pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika
hidup di air bernapas dengan insang buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang
berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru memiliki
lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paru-paru ini juga
memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara
disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur. Pada laba-laba
Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang sama
seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.
Alat Pernapasan pada Ikan, Insang dimiliki oleh jenis
ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan
selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan
bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran
insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak
lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi
keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang
disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi
oleh operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi
dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang
merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga
merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan
cadangan sehingga ikan tahan pada
kondisi yang kekurangan. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus
dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan, selain dengan labirin, ikan mempunyai
gelembung renang yang terletak di dekat punggung. Mekanisme pernapasan pada
ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase inspirasi, dari air masuk ke dalam insang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang
dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang
diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki
oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar
sepanjang hidupnya adalah salamander.
Alat Pernapasan pada Katak. Pada oksigen berdifusi lewat
selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas
dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi
sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara
di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung
terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi
masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput
rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya
selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena
kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh
tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari
jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri
pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat
terjadi di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak
bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru
mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-
bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru
dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Alat Pernapasan pada Reptilia. Paru-paru reptilia berada
dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih
sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar
permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. Pada
kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa
belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru
pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa
cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Alat Pernapasan pada burung tempat berdifusinya gas
pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan
terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan
pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian
diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan
trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin,
dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada
bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar.
Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi
mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi
ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100
atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus
bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain
paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa
(sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap.
Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di
pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya
pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa
terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks
anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang
(toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal). Masuknya
udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi
otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan
tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara
dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga
dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang
masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke
pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
2.
Respirasi Tumbuhan
Respirasi
bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut
saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar
(oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh
energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2)
dikelurkan melalui proses pernafasan. Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yang dijelaskan sebagai berikut :
a.
Ketersediaan substrat, yang dimana tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang
rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka
laju respirasi akan meningkat.
b.
Ketersediaan Oksigen, yang dimana ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbeda antara
organ satu dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.
c.
Suhu yang umumnya, laju reaksi respirasi
akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Namun, hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.
d.
Tipe dan umur tumbuhan masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme sehingga kebutuhan tumbuhan
untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua
(Ross, 1995).
Ditinjau dari
kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
1.
Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob
yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk mendapatkan
energi. Dalam kenyataan reaksi yang
terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal hingga
terbentuknya energi.
2. Respirasi
Anaerobik (anaerob)
Respirasi
anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu misalnya
asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan
membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan
yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji-biji yang kulit
tebal yang sulit ditembus oksigen, sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan
baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan
baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol.
Hasil akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak
terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan respirasi aerobik. Persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa
oksigen tidak diperlukan.Bahkan bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani
(penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan udara bebas.
Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup sehingga member kemungkinan
bakteri tambah subur (Lukman, 1997).
Respirasi Pada
Tumbuhan Tinggkat Tinggi, respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi berlangsung
secara aerob, pada pernafasan ini terjadi proses pembebasan energi dari sari
makanan di dalam sel tubuh melalui proses oksidasi biologis, Oksidasi biologis
ada;ah suatu reaksi antara sari makanan dengan oksigen yang menghasilkan karbon
dioksida ( CO2 ), air (H2O) dan energi.Reaksikiia ini merupakan reaksi
enzimatis, enzim berperan sebagai katalisator ( pemercepat proses reaksi ). Energi
yang dihasilkan dari pernafasan digunakan oleh tumbuhan untuk mewlakukan
berbagai kegiatan hidupnya, misalnya untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan
di dalam hidupnya, misalnya untuk pertumbuhan,, pembentukan protein mengangkut
mineral dari dalam tanah, berkembang biak,serta melakukan proses fotosintesis.
Respirasi Pada TumbuhanTingkat Rendah, respirasi
pada tumbuhan tingkat rendah ada yang aaerob dan ada yang anaerob.
Respirasi anaerob disebut juga dengan fermentasi ( proses pengubahan senyawa
utama menjadi senyawa bentuk lain dengan bantuan enzim ), misalnya proses
pembentukan alkohol dari glukosa dengan bantuan jamur ragi (Saccharomyces )
seperti pembuatan tempe (Wilskins, 1993).
II.
|
|
A.
|
1.
Alat
a.
2 set respirometer sederhana (simple
respirometer).
b.
Pipet kecil.
c.
Stopwatch/jam
tangan.
d.
Neraca.
A.
Bahan
a. kapas.
b. Vaselin.
c. KOH
kristal.
d. Larutan
eosin.
2.
Langakah
Kerja
a.
Mengambil 1 ekor kecoa atau hewan-hewan
lainnya dengan ukuran berat tubuh sama/hampir sama.
b.
Memasukkan kecoa ke dalam tabung
respirometer A, kecoa ke dalam tabung respirometer B.
c.
Membungkus dengan kapas tipis 2 butir
kristal KOH, kemudian memasukkan/meletakkan di leher tabung respirometer.
d.
10
|
e.
Mengolesi vaselin pada sambungan tabung
respirometer dengan penutupnya untuk mencegah kebocoran.
f.
Menetesi larutan eosin pada ujung pipa
kaca berskala sampai masuk kedalam salurannya.
g.
Mengamati pergeseran eosin sepanjang
saluran pipa kaca berskala, kemudian mencatat berapa jarak mulai dari skala 0,0
setiap 1 menit.
h.
Melakukan pengamatan sampai eosin tiba
pada skala 10 atau eosin tidak bergeser lagi.
i.
Membuat tabel hasil pengamatan sesuai
dengan kreatifitas.
B.
Pengamatan
2 : Proses Fotosintesis Melalui Uji Ingenhousz
1.
Alat
a. gelas
beker (1 liter) 4
buah.
b. Tabung
Reaksi 4
buah.
c. Corong
kaca 4
buah.
d. Kawat
kecil.
2.
Bahan
a.
Tanaman hydrilla sp.
b. Air.
c. Larutan NaHCO3
d. Es batu.
3.
Langakah
Kerja
a.
Menyediakan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
b.
Merangkai alat dan bahan tersebut sesuai
dengan gambar yang telah ada, dengan catatan tabung reaksi harus dalam keadaan
penuh berisi air (jangan ada rongga udara).
c.
Memasukkan corong kaca dan tabung reaksi
yang sudah berisi tanaman hydrilla sp kedalam
gelas beker.
d.
Membuat empat jenis rakitan. Rakitan
pertama, tabung A meletakkan di tempat teduh, tabung B meletakkan ditempat yang
terkena sinar matahari, tabung C yang ditambahkan dengan larutan NaHCO3
meletakkan ditempat yang terkena sinar matahari, dan tabung D yang ditambahkan
dengan es batu meletakkan ditempat yang terkena sinar matahari.
e.
Membiarkan selama 20 menit. Kemudian
mengamati ada tidaknya gelombang di dalam tabung reaksi tersebut, membandingkan
jumlah gelembung pada kedua rakitan tersebut.
f. Mencatat hasil pengamatan pada tempat yang
telah disediakan.
g. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil
pengamatan.
III.
|
|
A.
Hasil
Pengamatan Praktikum 1: Respirasi Pada Hewan
14
|
B. Hasil Pengamatan Praktikum 2:
Proses Fotosintesis melalui Uji Ingenhousz
IV.
|
|
A.
Analisis
Pengamatan 1: Respirasi pada Hewan
Praktikum yang telah diamati adalah
respirasi pada hewan. Langkah pertama adalah dengan menyiapkan alat dan
bahannya yakni berupa 2 set respirometer sederhana (simple respirometer), pipet
kecil, stopwatch/jam tangan, neraca, bahan, kapas, vaselin, koh Kristal, larutan
eosin. Langkah kedua adalah mengambil 1 ekor kecoa atau hewan-hewan lainnya dengan ukuran berat
tubuh sama/hampir sama, memasukkan kecoa ke dalam tabung respirometer a, dan
kecoa yang satunya ke dalam tabung respirometer b. langkah ketiga adalah membungkus
dengan kapas tipis 2 butir kristal koh, kemudian memasukkan/meletakkan di leher
tabung respirometer dan menutup tabung respirometer dengan penutupnya yang
berhubungan dengan pipa kaca berskala. Langkah keempat adalah mengolesi vaselin
pada sambungan tabung respirometer dengan penutupnya untuk mencegah kebocoran
dan menetesi larutan eosin pada ujung pipa kaca berskala sampai masuk kedalam
salurannya. Langkah kelima adalah mengamati pergeseran eosin sepanjang saluran
pipa kaca berskala, kemudian mencatat berapa jarak mulai dari skala 0,0 setiap
1 menit dan melakukan pengamatan sampai eosin tiba pada skala 10 atau eosin
tidak bergeser lagi.
16
|
B. Analisis Pengamatan 2: Proses
Fotosintesis melalui Uji Ingenhousz
Praktikum yang telah diamati adalah proses
fotosintesis melalui uji ingenhousz. Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan
bahan yakni alat yang digunakan adalah gelas
beker (1 liter) 4 buah., tabung reaksi 4 buah, corong kaca 4 buah, kawat kecil
dan bahan yang digunakan adalah tanaman hydrilla sp, air, larutan NaHCO3, es
batu. Langkah kedua adalah merangkai alat dan bahan tersebut sesuai dengan
gambar yang telah ada, dengan catatan tabung reaksi harus dalam keadaan penuh
berisi air (jangan ada rongga udara) dan memasukkan corong kaca dan tabung
reaksi yang sudah berisi tanaman hydrilla sp kedalam gelas beker. Langkah
ketiga adalah membuat empat jenis rakitan. rakitan pertama, tabung a meletakkan
di tempat teduh, tabung b meletakkan ditempat yang terkena sinar matahari,
tabung c yang ditambahkan dengan larutan nahco3 meletakkan ditempat yang
terkena sinar matahari, dan tabung d yang ditambahkan dengan es batu meletakkan
ditempat yang terkena sinar matahari. Langkah keempat adalah membiarkan selama
20 menit. kemudian mengamati ada tidaknya gelombang di dalam tabung reaksi
tersebut dan membandingkan jumlah gelembung pada kedua rakitan tersebut.
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa hidrilia dengan air mineral tidak
memiliki gelombang dan tidak ada cahaya mataharinya. Hidrilia dengan air dan es
batu terjadi adanya gelombang dan di bawah cahaya matahari. Hidrilia dengan air
dan bubuk NaHCO3 terjadi gelombang dan dibawah cahaya matahari. Hidrilia dengan
air mineral di bawah cahaya matahari terjadi gelombang. Pengamat menyimpulkan
bahwa proses respirasi di pengaruhi oleh ada, tidaknya cahaya matahari terjadi
respirasi. Jika tidak ada cahaya matahari tidak terjadi respirasi
V.
|
A.
Kesimpulan
Pengamatan 1: Respirasi pada Hewan
Pengamatan
yang telah dilakukan bahwa hewan yang memiliki berat badan lebih besar sistem
respirasinya lebih cepat. Hewan yang memiliki berat badan lebih ringan
mengalami respirasi lebih lambat.
B.
Kesimpulan
Pengamatan 2: Proses Fotosintesis melalui Uji Ingenhousz
Pengamatan
yang telah dilakukan bahwa proses respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh
adanya rangsangan cahaya.
20
|
DAFTAR PUSTAKA
http://dinaseptember.blogspot.co.id/2012/04/respirasi.html. Posting pada tanggal
13 april 2016, pada jam 12.03
http://belajarbiologi02.blogspot.co.id/2013/08/makalah-tentang-respirasi.html.Posting pada tanggal 13 april
2016, pada jam 13.10
http://yolandabee.blogspot.co.id/2014/02/laporan-praktikum-biologi
respirasi_6171.html.
posting pada tanggal 13 april 2016, pada jam 13.21
No comments:
Post a Comment