Monday, 23 November 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 6 ( BUMI )





LAPORAN PRAKTIKUM





BUMI




Oleh

SUTRYANY
1447042002






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

Judul : BUMI  
I.          KAJIAN PUSTAKA
A.      Bumi
Bumi, bulan, dan bintang merupakan beberapa benda yang ada di alam semesta dan tentu matahari adalah bintang yang terdekat dengan bumi dan bumi merupakan planet ke lima terbesar dari sembilan planet lainnya. ( Mulyati Arifin: 2009).

          Bumi adalah planet ketiga pada tata surya dengan jarak dari matahari kurang lebih 150 juta km. bumi yang ditempati ini memiliki faktor-faktor pendukung bagi kehidupan makhluk hidup yakni bumi cukup menerima sinar matahari sehingga suhu permukaan bumi berkisar 22°C. Suhu tersebut memungkinkan makhluk hidup melakukan proses kehidupannya karena suhu tersebut tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas. Bumi mempunyai atmosfer yang mengandung oksigen. Atmosfer ini melindungi bumi dari jatuhnya benda langit yang lain selain itu, atmosfer yang menyelimuti bumi berperan menahan panas dan cahaya matahari yang berlebihan dan membahayakan. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Perairan di bumi lebih luas dari pada daratannya dan dengan demikian dapat menyediakan air sebagai sumber kehidupan.
1
          Diameter bumi kurang lebih 12.756 km. Orbit bumi berbentuk elips. Bumi memiliki satu satelit, yaitu Bulan. Bumi yang kita diami ini selalu bergerak. Salah satu gerak yang dilakukan oleh bumi dan planet lainnya adalah rotasi. Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada poros/sumbunya. Arah rotasi bumi dari barat ke timur dan untuk melakukan satu kali rotasi bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik, dibulatkan menjadi 24 jam. Waktu untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi dan setiap hari kita mengalami siang dan malam secara teratur sehingga di  pagi hari matahari terbit di sebelah timur tanda hari mulai siang dan tenggelam di sebelah barat tanda hari mulai malam. Kejadian alam tersebut disebabkan karena bumi berotasi dan ketika bumi berotasi, daerah-daerah di bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang dan daerah-daerah di bumi yang tidak terkena matahari mengalami waktu malam dan setiap hari pengamat melihat matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat dan hal ini terjadi karena pengamat bergerak mengikuti rotasi bumi dari barat ke timur sedangkan matahari diam dengan demikian, pengamat akan melihat gerak semu harian matahari.
          Letak matahari yang seolah-olah berubah ini menyebabkan panas sinar matahari yang kita rasakan pada pagi, siang, dan sore berbeda-beda dan hal ini bukan karena jumlah sinar matahari yang sampai ke bumi berubah-ubah, tetapi karena arah sinar itu berubah-ubah sehingga luas permukaan yang terkena sinar berbeda-beda pula. Pagi dan sore hari sinar matahari datangnya miring sehingga daerah yang terkena sinar matahari cukup luas oleh karena itu, pada pagi dan sore hari matahari terasa hangat. Siang hari, sinar matahari datangnya tegak lurus sehingga daerah yang terkena sinar matahari lebih sempit daripada daerah yang terkena sinar miring oleh karenanya pada siang hari sinar matahari terasa lebih panas daripada pagi dan sore hari.
          Malam hari yang cerah, pengamat dapat menyaksikan bintang bertaburan sehingga ada yang berkedap-kedip, redup, berwarna kebiruan, dan ada pula yang kemerahan. Pengamat pun dapat menyaksikan bulan, meteor, dan komet pada saat tertentu. Pengamat telah mengetahui bahwa bumi merupakan planet yang mengelilingi Matahari. Susunan benda-benda langit yang mengelilingi Matahari disebut tata surya. Matahari dikelilingi oleh delapan planet, di antaranya merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Delapan planet tersebut didasarkan pada hasil penemuan para ahli astronomi namun tidak menutup kemungkinan terdapat planet lain.
          Matahari merupakan sebuah bintang yang paling dekat dengan bumi. Bintang merupakan benda langit yang dapat menghasilkan cahaya sendiri, oleh karena letaknya yang dekat dengan bumi, cahaya matahari tampak lebih terang dan ukurannya tampak lebih besar dibandingkan dengan berjuta-juta bintang lainnya. Matahari memancarkan cahaya dan panasnya karena pada inti matahari terjadi reaksi fusi yang menghasilkan energi yang sangat besar. Suhu inti matahari ± 15 juta °C dan suhu di permukaan kurang lebih 6.000 °C. Panas yang dipancarkan matahari merupakan sumber energi utama di bumi dan jika dibandingkan dengan bumi, ukuran matahari sangat besar. matahari bentuknya
menyerupai bola gas dengan diameter ±1,4 juta kilometer. Volume matahari hampir 1 juta kali volume bumi, dengan ukuran matahari yang sangat besar seperti yang dijelaskan maka matahari memiliki gaya gravitasi yang sangat besar dan  gaya gravitasi tersebut terjadi gaya tarik menarik antara matahari dengan planet-planet dan benda langit lainnya, sehingga hal ini yang menyebabkan planet-planet dan benda langit lainnya selalu beredar mengelilingi matahari dan selain planet-planet yang mengelilingi matahari, ada juga benda-benda langit lainnya, seperti asteroid, komet, dan meteor.
1.      Asteroid
          Di antara mars dan yupiter terdapat benda-benda langit. Kumpulan benda langit itu terdiri atas gumpalan batu dan logam yang mengapung di angkasa. Benda langit tersebut adalah asteroid dan diperkirakan terdapat kurang lebih 5.000 asteroid di dalam tata surya seperti planet, asteroid juga beredar mengelilingi matahari. Permukaan asteroid penuh dengan kawah dan ukuran asteroid berbeda-beda. Asteroid paling besar adalah ceres dengan diameter 785 km. Asteroid lainnya, antara lain dallas berdiameter 560 km, vesta berdiameter 390 km, dan juno berdiameter 190 km.
2.       Komet
          Komet merupakan benda langit yang beredar mengelilingi matahari dan tampak bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Lintasan komet berbentuk sangat lonjong. Komet sering disebut bintang berekor karena bentuknya panjang seperti memiliki ekor. Arah ekor komet selalu menjauhi matahari dan semakin dekat matahari, ekornya semakin panjang. Komet terbentuk dari debu, es, dan gas yang membeku yang kemudian mengalami pemanasan oleh matahari. Lintasan komet berbeda dengan lintasan planet. Pergerakan komet sangat lamban dan komet yang paling terkenal adalah komet halley. Komet halley muncul setiap 76 tahun sekali dan terakhir muncul tahun 1986, sehingga akan muncul lagi tahun 2062.
3.      Meteoroid
          Malam hari, kadang-kadang terlihat titik cahaya berkelebat di langit dan biasa menyebutnya bintang jatuh. Benda langit tersebut ialah meteoroid. Meteoroid ialah kumpulan batu-batu kecil yang terapung di ruang angkasa dan umumnya meteoroid mengandung besi, nikel, dan unsur-unsur logam lain. Meteoroid berasal dari sabuk asteroid dan jika meteoroid bergerak mendekati bumi akibat gaya gravitasi bumi, meteoroid tersebut akan ditarik masuk ke atmosfer bumi yang akibatnya terjadi gesekan antara meteoroid dan molekul-molekul udara di dalam atmosfer sehingga menyebabkan meteoroid terbakar dan menjadi meteor atau bintang jatuh dan kebanyakan meteoroid akan habis terbakar menjadi debu di atmosfer sebelum sampai ke permukaan bumi. Meteoroid yang berhasil sampai ke permukaan bumi dan tidak habis terbakar di atmosfer disebut meteorit. Meteorit yang sangat besar jika jatuh di bumi membentuk kawah meteorit yang salah satu contoh kawah meteorit terdapat di arizona dengan kedalaman 200 m. Kawah itu terbentuk ketika meteorit sebesar 50.000 ton menabrak bumi sekitar 25.000 tahun yang lalu.
4.      Satelit
          Satelit merupakan pengiring planet yang beredar mengelilingi planet, satelit juga berputar pada porosnya, contohnya bulan. Satelit dibedakan atas satelit alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah bulan, sedangkan satelit buatan, contohnya satelit palapa. Satelit buatan dilepaskan oleh roket dan mengorbit di sekitar bumi, namun tidak berotasi.

B.     Gerhana Bulan dan Matahari
          Bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi maka akan terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari.
1.      Gerhana Bulan
          Gerhana bulan hanya mungkin terjadi pada malam hari ketika bulan purnama. Gerhana bulan terjadi ketika kedudukan bulan, bumi, dan matahari membentuk garis lurus. Kedudukan bumi berada di antara bulan dan matahari sehingga pada waktu gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya diterima bulan terhalangi bumi jadi bulan berada dalam bayang-bayang bumi. Bayang-bayang bumi ada dua macam, yaitu umbra dan penumbra maupun ada pula dua macam gerhana bulan, yaitu gerhana bulan total dan gerhana bulan sebagian.      Gerhana bulan total terjadi ketika posisi bulan berada pada umbra bumi sehingga bulan tertutup penuh oleh bayangan bumi dan adapun gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya setengah bagian bulan masuk ke dalam umbra bumi sehingga bulan bergerak dan masuk ke daerah penumbra bumi.
2.      Gerhana Matahari
          Gerhana matahari terjadi pada siang hari ketika bulan baru atau bulan mati. Gerhana Matahari terjadi ketika kedudukan bulan, bumi, dan matahari membentuk garis lurus, kedudukan bulan berada di antara bumi dan matahari. Gerhana matahari terjadi karena sinar matahari pada siang hari terhalang oleh bulan sehingga keadaan yang terang berangsur-angsur menjadi gelap dan jika terjadi gerhana matahari maka bayangan bulan akan mengenai bumi oleh karenanya bulan lebih kecil dan hanya sebagian tempat saja yang mengalami gerhana matahari dan ada pun tiga jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin. Gerhana matahari total hanya terjadi di permukaan bumi yang terkena bayangan umbra bulan dan gerhana matahari total selalu diawali dan diakhiri oleh gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari sebagian terjadi di permukaan bumi yang terkena bayangan penumbra bulan. Gerhana matahari cincin terjadi di permukaan bumi yang terkena lanjutan bayang-bayang inti sehingga hal itu terjadi karena bulan berada pada titik terjauhnya dari bumi.















  II.    

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.   

Pengamatan 1 : Gunung Meletus
1.    Alat
a.    Botol plastik bekas ukuran kecil atau sedang.
b.    Sedotan untuk mengaduk.
c.    Kertas timah.
d.   Gunting.
2.    Bahan
a.    Cuka.
b.    Soda kue.
c.    Bahan pewarna merah.
3.    Langkah Kerja
a.    Menyiapkan botol dan plastik yang sudah disediakan lalu masukkan soda kue secukupnya kedalam botol tersebut.
b.    Menambahkan bahan pewarna merah dan mengaduknya sampai merata, hingga terlihat merah.
c.    Meletakkan botol yang sudah diisi soda kue dan pewarna tadi diatas bidang datar.
d.  
Menutup sisi botol dengan kertas timah sampai menyerupai bentuk gunung dengan membiarkan mulut botol terbuka.
e.    Memasukkan cuka sedikit demi sedikit ke dalam botol yang berisi soda kue dan pewarna, setelah itu mengaduknya dan pengamat dapat mengamati proses yang terjadi.
f.     Cuka akan bereaksi dengan soda kue yang mengakibatkan soda kue meluap ke atas, hingga melewati mulut botol seperti halnya gunung merapi yang sedang meletus.
g.    Pengamat membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.
















B.  Peraktikum 2 : Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
1.    Alat
a.    Senter atau senter hp.
b.    Globe.
c.    Bola tennis.
2.    Bahan
-
3.    Langkah kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan.
b.    Pengamatan pertama meletakkan globe di atas meja dan meletakkan bola di belakang globe.
c.    Pengamat menyalakan senter hp, kemudian mengarahkan cahaya pada globe dan bola tennis sehingga membentuk garis lurus, sehingga pengamat dapat mengamati proses yang telah terjadi.
d.   Pengamatan kedua meletakkan bola tennis di depan globe dan menyalakan senter hp, kemudian mengarahkan cahaya pada bola tennis maupun pada globe sehingga membentuk garis lurus.
e.    Pengamat membuat kesimpulan dari pengamatan pertama maupun kedua pada lembar kerja.




III.

HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.    Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Gunung Meletus










11
 

B.  Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari











 IV. 

 ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.    Analisis Pengamatan Praktikum 1 : Gunung Meletus
          Praktikum yang telah diamati yakni gempa bumi. Langkah pertama adalah menyiapkan alatnya yakni  botol plastik bekas ukuran kecil atau sedang, sedotan untuk mengaduk, gunting, kertas timah dan bahannya cuka, soda kue, bahkan bahan pewarna merah. Langkah kedua adalah menyiapkan botol dan plastik yang sudah disediakan lalu masukkan soda kue secukupnya kedalam botol tersebut dan menambahkan bahan pewarna merah dan mengaduknya sampai merata, hingga terlihat merah. Langkah ketiga adalah meletakkan botol yang sudah diisi soda kue dan pewarna tadi diatas bidang datar, serta menutup sisi botol dengan kertas timah sampai menyerupai bentuk gunung dengan membiarkan mulut botol terbuka. Langkah kempat adalah memasukkan cuka sedikit demi sedikit ke dalam botol yang berisi soda kue dan pewarna, setelah itu mengaduknya dan pengamat dapat mengamati proses yang terjadi, sehingga cuka akan bereaksi dengan soda kue yang mengakibatkan soda kue meluap ke atas, hingga melewati mulut botol seperti halnya gunung merapi yang sedang meletus. pengamat menyimpulkan bahwa pencampuran antara cuka yang bersifat asam dan soda kue yang berkonsentrasi tinggi dengan meluapnya replika gunung seperti gunung merapi yang meletus.

 


B.  Analisis Pengamatan Praktikum 2 : Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
          Praktikum yang telah diamati adalah terjadinya gerhana bulan dan matahari. Langkah pertama adalah menyiapkan alatnya seperti senter atau senter hp, globe, dan bola tennis. Langkah kedua adalah pengamatan pertama yang meletakkan globe di atas meja dan meletakkan bola di belakang globe. Langkah ketiga adalah pengamat menyalakan senter hp, kemudian mengarahkan cahaya pada globe dan bola tennis sehingga membentuk garis lurus. Langkah keempat adalah pengamatan kedua meletakkan bola tennis di depan globe dan menyalakan senter hp, kemudian mengarahkan cahaya pada bola tennis maupun pada globe sehingga membentuk garis lurus. Pengamat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan yang dimana pada pengamatan pertama yaitu gerhana bulan terjadinya cahaya matahari menyoroti bumi, sehingga bulan gelap maupun tidak nampak seperti halnya dengan pengamatan kedua yang dimana gerhana matahari terjadi ketika matahari menyoroti bulan hingga keadaan bumi gelap.







  V.

  KESIMPULAN
A.  Kesimpulan Pengamatan Praktikum 1 : Gunung Meletus
          Pengamatan yang telah dilakukan bahwa pencampuran antara cuka yang bersifat asam dan soda kue yang berkonsentrasi dapat menghasilkan atau menguapkan magma di dalam replica gunung.
C.  Kesimpulan Pengamatan Praktikum 2 : Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
          Pengamatan yang telah dilakukan bahwa terjadinya gerhana bulan dengan adanya cahaya matahari yang menyoroti bumi sehingga bulan gelap atau tidak nampak, sedangkan terjadinya gerhana matahari yang dimana matahari menyoroti bulan hingga keadaan bumi gelap.






 

DAFTAR PUSTAKA
Arifin Muliyati. dkk 2009. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku untuk SD/Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI SMP/MTS.Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.     
               
Maryanto. dkk 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 5 .Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rositawaty, S, Aris Muharam. dkk 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI SD/MI .Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyanto Heri. dkk 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.




.




Thursday, 19 November 2015

LAPORAN PRKATIKUM IPA 5 (MAGNET)




LAPORAN PRAKTIKUM





MAGNET




Oleh

SUTRYANY
1447042002






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

Judul : MAGNET  
I.          KAJIAN PUSTAKA
A.      Magnet
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang masih memiliki pengaruh gaya tarik atau gaya tolak magnet, sehingga gaya tarik magnet yang paling kuat berada pada ujung-ujungnya dan ujung magnet itu disebut kutub magnet. Elektromagnet adalah kumparan berarus listrik yang di dalamnya terdapat inti besi,sehingga kekuatan elektromagnet tergantung pada kuat arus, jumlah lilitan, dan inti besi. ( Sukis Wariyono : 2008 )

Arus listrik yang mengalir pada kawat akan menghasilkan medan magnet di sekitar kawat itu dan arah medan magnet bergantung pada arah arus. Elektromagnet adalah kumparan kawat dengan inti bahan magnetic, sehingga jika elektromagnet dialiri arus maka elektromagnet itu berlaku seperti magnet batang, kutub utara dan selatan magnet terletak pada ujung-ujungnya bahkan jika arus diputus, maka elektromagnet tidak lagi bersifat magnet. ( Elok Sudibyo: 2008)

Magnet adalah benda yang dapat menarik suatu benda tertentu misalnya besi atau baja yang ada di dekatnya dan setiap magnet terdiri atas dua bagian yang mempunyai daya tariknya terbesar. Medan magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet dimana masih ada pengaruh gaya magnet dan benda magnetik yaitu benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet sedangkan benda non magnetik yaitu benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. ( Dewi Gunawati : 2008)


          Benda yang dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan ada yang ditarik secara lemah, oleh karenanya benda dikelompokkan menjadi tiga yaitu benda feromagnetik, benda paramagnetik, dan benda diamagnetik. Benda feromagnetik adalah benda yang ditarik kuat oleh magnet, contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda paramagnetik adalah benda yang ditarik lemah oleh magnet, contohnya platina maupun tembaga dan garam. Benda diamagnetik adalah yang ditolak oleh magnet dengan lemah, contohnya timah maupun aluminium dan emas.
          Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet, seperti baja sulit untuk dibuat magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang sehingga baja digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang, oleh karenanya besi digunakan untuk membuat magnet sementara (magnet remanen). Benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer dan benda yang bukan magnet arah magnet elementernya tidak beraturan, adapun benda magnet arah magnet elementernya teratur dan oleh sebab itu prinsip membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer
yang tidak beraturan menjadi searah dan teratur, sehingga ada pun tiga cara membuat magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus listrik.
1.      Membuat Magnet dengan Cara Menggosok
          Besi yang semula tidak bersifat magnet, dapat dijadikan magnet dengan caranya besi digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah dan apabila magnet elementer besi telah teratur maupun mengarah ke satu arah, dikatakan besi dan baja telah menjadi magnet. Ujung besi yang digosok akan terbentuk kutub-kutub magnet. Kutub-kutub yang terbentuk tergantung pada kutub magnet yang digunakan untuk menggosok, sehingga pada ujung terakhir besi yang digosok akan mempunyai kutub yang berlawanan dengan kutub ujung magnet penggosoknya.
2.      Membuat Magnet dengan Cara Induksi
          Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet. Besi dan baja diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi, sehingga apabila kutub utara magnet batang berdekatan dengan ujung A besi maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi menjadi kutub utara atau sebaliknya.
3.      Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik
          Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihubungkan dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai, sehingga hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet dan dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Magnet yang demikian disebut magnet listrik atau elektromagnet. Besi yang berujung A dan B dililiti kawat berarus listrik. Kutub magnet yang terbentuk bergantung pada arah arus ujung kumparan, namun jika arah arus berlawanan jarum jam maka ujung besi tersebut menjadi kutub utara tetapi sebaliknya, jika arah arus searah putaran jarum jam maka ujung besi tersebut terbentuk kutub selatan.
B.     Menghilangkan Sifat Magnet
          Sifat kemagnetan sebuah  magnet dapat tahan lama, maka dalam menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada kutub magnet. Pemasangan angker bertujuan untuk mengarahkan magnet elementer hingga membentuk rantai tertutup dan untuk menyimpan dua buah magnet batang diperlukan dua angker yang dihubungkan dengan dua kutub magnet yang berlawanan namun jika berupa magnet U untuk menyimpan diperlukan satu angker yang dihubungkan pada kedua kutubnya, dari hal itulah sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik.
          Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet elementernya yang akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah, sehingga perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer namun apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.



 

  II.    

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.   

Pengamatan 1 : Bermain Sulap dengan Magnet
1.    Alat
a.    Magnet batang atau magnet U.
b.    Penjepit kertas kecil.
c.    Serbuk besi.
d.   Lakban.
e.    Gelas.
f.     Benang
2.    Bahan
a.    Air.
b.    Kertas.
c.    Tissue.
3.    Langkah Kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan.
b.    Mengikat penjepit kertas pada ujung benang, lalu menempelkan ujung benang yang lainnya dengan lakban pada meja. Pelan-pelan mendekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai penjepit kertas tersebut tertarik, kemudian pengamat berhati-hati dalam melakukannya agar penjepit kertas tidak menempel di magnet.
c.   
Mengangkat magnet ke atas secara perlahan dan mengusahakan jarak maknet antara penjepit kertas selalu sama.
d.   Meletakkan maknet di meja lalu menutupinya dengan selembar kertas, setelah itu meletakkan penjepit kertas diatasnya dan mengusahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet dan mendekatkannya secara perlahan-lahan.
e.    Menaruh serbuk besi ke dalam gelas, dan mendekatkan maknet dari luar gelas dan melihat proses yang terjadi pada serbuk besi tersebut.
f.     Menuangkan air ke dalam gelas berisi serbuk besi, lalu mendekatkan magnet dari luar gelas.
g.    Membuang air dalam gelas dan mengeringkan serbuk besi dengan tissue agar tidak karatan.
h.    Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan pada lembar kerja.












B.  Peraktikum 2 : Bermain dengan Serbuk Besi
1.    Alat
a.    Sebuah magnet tapal kuda ( magnet U).
b.    Serbuk besi.
c.    Sendok teh.
2.    Bahan
a.    Garam.
b.    Kertas.
3.    Langkah kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan.
b.    Mencampurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh garam pada selembar kertas, serta mengaduknya dengan sendok teh hingga semuanya tercampur dengan merata.
c.    Mendekatkan magnet U tersebut ke atas permukaan pada serbuk besi dan garam tersebut, serta mengamati apa yang terjadi.
d.   Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada lembar kerja.






III.

HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.    Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Bermain Sulap dengan Magnet











 

B.  Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Bermain dengan Serbuk Besi











 IV. 

 ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.    Analisis Pengamatan Praktikum 1 : Bermain Sulap dengan Magnet

          Praktikum yang telah diamati yakni bermain sulap dengan magnet. Langkah pertama adalah menyediakan alatnya yakni magnet batang atau magnet U, penjepit kertas kecil, serbuk besi, lakban, gelas, benang dan bahannya yakni air, kertas, dan tissue. Langkah kedua adalah mengikat penjepit kertas pada ujung benang, lalu menempelkan ujung benang yang lainnya dengan lakban pada meja dan pelan-pelan mendekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai penjepit kertas tersebut tertarik, kemudian berhati-hatilah dalam melakukannya agar penjepit kertas tidak menempel di magnet. Langkah ketiga adalah mengangkat magnet ke atas secara perlahan dan mengusahakan jarak maknet antara penjepit kertas selalu sama.
          Langkah keempat adalah meletakkan maknet di meja lalu menutupinya dengan selembar kertas, setelah itu meletakkan penjepit kertas diatasnya dan mengusahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet dan mendekatkannya secara perlahan-lahan. Langkah kelima adalah menaruh serbuk besi kedalam gelas, dan dekatkanlah maknet dari luar gelas dan melihat proses yang terjadi pada serbuk besi tersebut dan menuangkan air ke dalam gelas berisi serbuk besi, lalu mendekatkan magnet dari luar gelas. Langkah keenam adalah membuang air dalam gelas dan mengeringkan serbuk besi dengan tissue agar tidak karatan dan membuat. Pengamat dalam hal ini menyimpulkan bahwa pada percobaan pertama magnet dan penjepit kertas saling tarik menarik, seperti halnya dengan percobaan kedua magnet dan penjepit dengan kertas sebagai penghantar keduanya saling tarik menarik, begitupun dengan percobaan ketiga dan keempat.
B.     Analisis Pengamatan Praktikum 2 : Bermain dengan Serbuk Besi
          Praktikum yang telah diamati adalah bermain dengan serbuk besi. Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yakni sebuah magnet tapal kuda ( magnet u), serbuk besi, sendok teh dan bahannya yakni garam serta kertas. Langkah kedua adalah mencampurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh garam pada selembar kertas, serta mengaduknya dengan sendok teh hingga semuanya tercampur dengan merata. Langkah ketiga adalah mendekatkan magnet U tersebut ke atas permukaan pada serbuk besi dan garam. Pengamat menyimpulkan bahwa dari hasil pengamatan garam ketika di letakkan dibagian atasnya maka magnet hanya mampu menarik serbuk besi, sehingga pengamat beranggapan bahwa magnet hanya mampu menarik benda yang memiliki proton dan elektron yang tinggi yang tidak seperti dengan garam.






  V.

  KESIMPULAN
A.  Kesimpulan Pengamatan Praktikum 1 : Bermain Sulap dengan Magnet
          Pengamatan yang telah dilakukan bahwa semakin tebal media yang digunakan maka gaya tarik magnet akan semakin sedikit.
B.     Kesimpulan Pengamatan Praktikum 2 : Bermain dengan Serbuk Besi
          Pengamatan yang telah dilakukan bahwa magnet hanya mampu menarik benda yang memiliki proton dan elektron tinggi.









 

DAFTAR PUSTAKA
Gunawati Dewi. dkk 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dan Kontekstual IX untuk SMP/MTS.Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.     
               
Wariyono Sukis. dkk 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3 Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTS.Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sudibyo Elok. dkk 2008. Mari Belajar IPA 3 Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS Kelas IX.Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

.




Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...