Wednesday, 27 May 2015

makalah strategi pembelajaran kelas M3.1


MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN
OLEH
KELAS : M3.1
KELOMPOK 6 :
SUTRYANY ( 1447042002 )
RESKY ANUGERAH ( 1447042003)
AUNIA SYARIF ( 1447042004)
IKA KARTIKA KUSUMA WARDANI (1447042005)
NABILAH KHAIRUNNISA (1447042006)
NURUL MUHLISA (144704


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

 KATA PENGANTAR
Segala puji patut disampaikan kepada Allah SWT. Serta tak lupa pula kita kirimkan  salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Mugammad Saw. atas selesainya pembuatan makalah kami yang berjudul Strategi Pembelajaran”
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, hasil kami tidaklah sesempurna apa yang di inginkan pembaca. Namun, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki dam makalah ini lebih baik.
Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi semua terutama kami selaku penulis.

Makassar, 10 Mei2015

            Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................  1
1.1  LatarBelakang ...............................................................................................   1
1.2  RumusanMasalah .........................................................................................   1
1.3  Tujuan ............................................................................................................   1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................  2
2.1  Pengertian Strategi Pembelajaran ................................................................   2
2.2  Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran ................................................................  3
A.    Strategi Pembelajaran Ekspositori .........................................................  3
B.    Strategi Pembelajaran Inquiry        .......................................................... 6
C.   Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah  ..............................................  8
D.   Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir......................13
E.    Strategi Pembelajaran Kooperatif  ...........................................................14
F.    Strategi Pembelajararan Kontekstual ......................................................18
G.   Strategi Pembelajaran Afektif ..................................................................19
BAB III PENUTUP ..................................................................................................  21
A.     Kesimpulan ..........................................................................................   21
B.     Saran ....................................................................................................  21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 22



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsional terhadap pembelajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan

1.2  Rumusan Masalah
1.    Apa itu strategi pembelajaran ?
2.    Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran ?

1.3  Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa itu strategi pembelajaran
2.    Mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
2.1   PENGERTIAN STRATEGI
Pada awalnya istilah strategi pembelajaran digunakan dalam dunia militer yang diartian sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer yang diartiakan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Beberapa pengertian strategi menurut para ahli
1.    Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
2.    Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
3.    Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu dalam arti arah dari semua keputusan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian mendahului penentuan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya sebab tujuan adalah roh dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.

2.2  JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN
1.    Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.
a.    Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
a.   Beriorentasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini.
b.    Prinsip komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai sebagai proses komunikasi, yang menunjukkkan pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).
c.    Prinsip kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme,”kesepian” merupakan salah satu hukum belajar.
d.    Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.
Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
1.    Persiapan (preparation)
2.    Penyajian (presentation)
3.    Menghubungkan (correlation)
4.    Menyimpulkan (generalization)
5.    Penerapan (aplication)
b.    Keunggulan dan kelemahan strategi ekspositori
1.   Keunggulan
a.   Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa megontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b.   Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c.   Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
d.   Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.   Kelemahan
a.   Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
b.   Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan,perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat serta pebedaan gaya belajar.
c.   Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kamampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
d.   keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
e.   Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
2.    Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI)
Strategi pembelajaran ingkuiri adalah  rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir dan mencari jawaban masalah yang strategi heyristic,  yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan . SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam sekitarnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan,pendengaran, penglihatan, dan indra indra lainnya yang berkembang dengan menggunakan otak dan pemikirannya.
Tujuan strategi pembelajaran inquiri :
a.    Meningkatkan ketelibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan belajarnya,
b.    Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya,
c.    Melatih peserta didik menggali dan memamfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya,
d.    Memberi pengalaman belajar seumur hidup.
Adapun ciri utama strategi pembelajaran inqkuiri.
1.    Strategi ingkuiri mrekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2.    Seluruh aktifitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri sesuatu yang di pertanyakan, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.
3.    Strategi ingkuiri bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sisitematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai begian dari proses mental.


a.    Prinsip Penggunaan SPI
1.   Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran ini selain berorientasi  kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2.    Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.
3.    Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4.    Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir ( learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemamfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.    Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuatu dengan pengembangan kemampuan logika dan nalarnya.

b.    Langkah Pelaksanaan SPI
Secara umum prosees pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah langkah sebagai berikut
a.    Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru merangsan dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
§  Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
§  Menjelaskan pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
§  Menjelaskan pentingnya topik kegiatan belajar untuk memberikan motivasi belajar siswa.
b.    Merumuskan masalah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya :
§  Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
§  Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka teki yang jawabannya pasti. Artinya,guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskanmasalah yang menurut guru jawabannya sebenarnya sudah ada, tinggal tinggal siswa mencari dan jawabannya sudah pasti.
§  Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji sebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
c.    Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji/. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus di bina.
d.    Mengumpulkan data
Pengumpulan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi pikirnya.
e.    Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
f.     Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

3.    Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu setrategi pembelajaran yang dapat membawa siswa pada pembentukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan pendekatan ini memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan penelitian dengan berbasis masalah nyata dan autentik.
c.    Konsep Dasar Dan Karakteristik  SPBM
Sanjaya (2008) menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada  proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari SPBM:
1.    SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan  yang harus dilakukan  siswa.
2.    aktivitas pembelajaran diarahkan  untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah  sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
3.    pemecahan masalah dilakukan  dengan menggunakan  pendekatan berpikir secara ilmiah
     Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan apabila guru memiliki beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1.    Guru menginginkan agar siswa dapat mengingat materi pelajaran, menguasai bahan dan memahami secara penuh permasalahan yang akan dipelajari.
2.    Guru menginginkan untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
3.    Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
4.    Guru memotivasi siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
5.    Guru menginginkan agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).
 (Gordon, 2001.,Karjcik, 2003; Slavin, Madden, Dolan & Wasik, 1994; Torp dan Sage, 1998) mendeskripsikan bahwa model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
1.      Pertanyaan atau masalah perangsang
2.      Fokus interdisipliner
3.      Investigasi autentik
4.      Produksi artepak dan exhibit
5.      Kolaborasi
Pembelajaran berbasis masalah dilakukan secara benar sesuai dengan prinsip dan karakteristik pembelajaran, maka ada beberapa dampak tidak langsung yang dapat diperoleh siswa  setelah pembelajaran berbasis masalah diimplementasikan dalam proses pembelajaran dikelas, yaitu:
a.    Keterampilan melakukan penelitian/penyelidikan sebagai dasar pemecahan masalah secara ilmiah.
b.    Perilaku dan keterampilan sosial.
c.    Keterampilan belajar mandiri.

d.    Hakikat Masalah Dalam SPBM
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada jenis masalah serta tujuan yang ingin dicapai.
Masalah dalam SPI adalah masalah yang bersifat tertutup. Dalam SPI, tugas guru pada dasarnya mengggiring siswa melalui proses tanya jawab pada jawaban yang  sebenarnya sudah pasti. Tujuan SPI adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang jawaban dari suatu masalah.
Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka.Tujuan SPBM adalah kemampuan siswa untuk berfikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Hakikat masalah dalam SPBM adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, Tetapi dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu  sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Di bawah ini kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.
1.    Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang bisa bersumber dari berita; rekaman video dan yang lainnya.
2.    Bahannya bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
3.    Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal).
4.    Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai kurikulum yang berlaku.
5.    Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

e.    Tahapan-Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
     Banyak ahli yang menjelaskan bentuk peranan SPBM. Sanjaya (2008) yang mengutip pendapat John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah SPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :
1.    Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2.    Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara dari berbagai sudut pandang.
3.    Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan untuk memecahkan masalah.
4.    Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
5.    Pengujian Hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil dan merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
6.    Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai dengan rumusan .
David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui kegiatan kelompok.
1.    Mengedefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang  mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.
2.    Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, dari baik faktor yang bisa mengahambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah.
3.    Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
4.    Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
5.    Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.
Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli secara umum SPBM bisa dilakukan dengan langkah-langkah :
1Menyadari Masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.
2Merumuskan Masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.
3. Merumuskan Hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif  dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
4Mengumpulkan Data
Sebagai proses berpikir empiris keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada proses berpikir ilmiah bukan proses berimanjinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data relevan.
5Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak.
6Menentukan Pilihan Penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif  penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

4.    Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)
Model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (sppkb) adalah model pembelajaran yang bertumpuh kepada pengembangan kemampuan berfikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
a.   Hakikat kemampuan berfikir dalam SPPKB
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir atau SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berfikir siswa.
b.   Karakteristik SPPKB
1.   Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal.
2.   SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus.
3.   SPPKB adalah proses pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar.
c.    Tahapan-tahapan pembelajaran SPPKB
1.    Tahap orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran.
2.    Tahap pelacakan
Tahapan pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau poko persoalan yang akan dibicarakan.
3.    Tahap konfroransi
Tahapan konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipacahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
4.    Tahap inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahap inilah siswa belajar berfikir yang sesungguhnya.
5.    Tahap akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan.
6.    Tahap transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan.

5.      Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan
a.      Karakteristik dan prinsip-prinsip SPK
1.   Karakteristik SPK
a.    Pembelajaran secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. TIM merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
b.    Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagai mana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
c.    Kemauan untuk bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok.Oleh sebab itu, prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
d.    Keterampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama.
2.      Prinsip-Prinsip pembelajaran Kooperatif
a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung pada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya.
a.    Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama.Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
b.    Interaksi Tahap Muka (face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberi informasi dan saling membelajarkan.

c.    Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan dimasyarakat kelak.
d.    Produser Pembelajaran Kooperatif
1.    Penjelasan Materi
Tahapan penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-popok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.
2.    Belajar Dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
3.    Penilaian
Penilaian dala SPK bisa dilakukan dengan tes atau tulis.
4.    Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.
e.    Keunggulan dan Kelemahan SPK
1.    Keunggulan SPK
a.   Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b.   SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.   SPK dapat membantu anak unutk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d.   SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e.   SPK merupakan suatu stratategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan perstasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpernasional yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
f.    Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,menerima umpan balik.
g.   SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h.   Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan ransangan untuk berfikir.
2.    keterbatasan SPK
a.    Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooveratif learning.
b.    Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa perr teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c.    Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok, namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d.    Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan, hal yang sekali-sekali penerapan strategi ini.
e.    Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.


7.    Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning Contoxtual
Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan . Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.
Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual
• Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning)
• Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.
• Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun (1) hipotesis (2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan
• Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applaying knowledge)
• Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengetahuan tersebut Inquiry (menemukan) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching Learning CTL.
Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan. Siklus Inqiry antara lain :
• Observasi
• Bertanya
• Mengajukan dugaan
• Pengumpulan data
• Penyimpulan
Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry), yaitu:
• Merumuskan masalah.
Contoh : bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit
• Mengamati atau melakukan observasi
Contoh : membaca buku atau sumber lain untuk mendapat informasi pendukung
• Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, bagan., table, dan lainnya.
Contoh : siswa membuat bagan silsilah raja-raja Majapahit.
• Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman i sekelas, guru atau audience yang lain. Contoh : karya siswa

7.   Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga. Strategi pmbelajaran afektif pada umunya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan nilai yang dianggapnya baik


BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan msteri pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari ututann kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak

3.2   SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan para pembaca tentang “Strategi Pembelajaran”. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, semoga para pembaca dapat memakluminya.



DAFTAR PUSTAKA
Mappasoro. (2014). Strategi Pembelajaran, Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Sanjaya, Wina. ( 2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung : Kencana Prenada Media Group








Hakikat Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global (unm)

MAKALAH  PERSPEKTIF GLOBAL (  Hakikat dan Konsep serta Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global ) ...